info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

My Diary

Angga Oktra Pria Fambudi 27 Februari 2015

Liburan semester usai. Anak – anak pun satu persatu mulai kembali kesekolah setelah sekitar dua minggu libur dan mereka bermain di alam mereka, hutan dan lautan. Tak ada yang berubah dari mereka, yang ada mereka semakin ceria dangan segala macam cerita baru mereka setelah liburan. Mengetahui hal itu, pagi itu kumulai pelajaran sekolah dengan mengajarkan materi Bahasa Indonesia pada mereka.

          “ Anak – anak, sekarang keluarkan buku diary nya! “

         “Iya Pak Guru..”

         “Pintar, sekarang su tau toh harus bikin (Mengerjakan) apa!”

         “Iya Pak Guru..  Katong tulis cerita toh sekarang..”

         “ Betul sekali, sekarang anak – anak tulis cerita tentang liburan semester. Pilih satu cerita yang paling menarik.

         “ Siaaaap Pak Guru..!! 

         Sekejap setelah aku menginstruksikan mereka menulis, mereka semua langsung asik dengan buku dan pena mereka masing - masing. Pemandangan ini agak berbeda dengan beberapa bulan yang lalu ketika pertama kali aku mengajak mereka menulis cerita. Hampir semua mengalami kesulitan. Namun setelah kutelusuri akhirnya kutemukan jawabannya. Ternyata mereka kesulitan menulis bukan karena mereka tidak bisa, namun karena tidak tahu cerita apa yang harus mereka buat.

         Setelah kutahu masalahnya apa aku kemudian berfikir bagaimana caranya agar mereka bisa menulis cerita agar mereka punya kebiasaan menulis sejak dini. Tiba – tiba aku teringat akan kebiasaan ku ketika kecil yang bahkan sampai sekarang pun masih sering juga aku lakukan. Aku senang untuk bercerita hal yang seru atau bahkan lucu kepada temanku. Sepertinya hal itupun dimiliki oleh murid – muridku. Sering kulihat mereka bercerita pegalaman lucu mereka ketika istirahat atau bahkan sepulang sekolah. Alternatif penyelesaian didapat, kemudian esok harinya aku menginformasikan kepada mereka untuk meyiapkan satu buku khusus untuk cerita – cerita mereka.

Ketika anak – anak sudah siap dengan buku mereka akupun bertanya pada mereka;

           “ Anak – anak, hari ini kita belajar membuat cerita yah!”

           “ Cerita apa pak guru? Susah!!" (terlihat exspresi agak malas dari mereka)

Melihat expresi tersebut aku mencoba membalikkan mood mereka.

           “Bukan cerita yang sulit macam yang dibuku –buku itu, cukup anak – anak tulis satu kegiatan yang lucu atau menarik yang anak – anak pernah lakukan, seperti memancing, main digunung kemudian melihat biawak atau yang lucu – lucu begitu!”

          “ Oh, iya pak guru, kalo begitu kita bisa!”

           Mendengar hal itu kemudian aku lagsung menginstruksikan mereka untuk menulis cerita itu di buku kosong yang telah mereka bawa atas pengumuman kemarin. Pertama kali menulis, mereka terlihat kaku namun aku masih bisa memakluminya. Yang bisa kulakukan untuk membantunya adalah dengan memberikan komentar membangun di tiap tulisan yang telah mereka buat. Aku sendiri merasa menceritakan secara langsung memang lebih gampang daripada menulisnya menjadi sebuah paragraf cerita yang padu. Namun aku tak boleh membiarkan hal itu terjadi, aku terus mengarahkan mereka untuk menulis cerita mereka agar ketika sudah di SMP mereka sudah terbiasa dengan tulisan.

             Tulisan cerita pertama, kedua, kemudian cerita – cerita lainnya pun akhirnya mulai tertulis dalam buku diary mereka. Mulai dari cerita lucu, sedih dan bahkan tak terduga pun ada di diary mereka. Sungguh banyak hal baru yang bisa kugali dari isi curhatan mereka dibuku itu, mulai dari karakter per orang dan juga sifat – sifat asli mereka yang kadang tak mereka munculkan ketika dikelas. Dari tulisan yang mereka buat tersebut, aku mulai bisa melihat adanya perbaikan ditiap cerita yang mereka tulis. Dan sekarang menulis bukanlah menjadi momok lagi bagi mereka, hampir tiap satu minggu sekali aku mengajak mereka untuk menulis sebuah cerita menarik tentang pengalaman mereka.  Senang rasanya bisa melihat mereka memulai kebiasaan positif ini. Mari nak menulis, mari kita ceritakan pada mereka semua akan keseruan yang kau punya di pulaumu ini.


Cerita Lainnya

Lihat Semua