Ayo Nak ke Masjid

Angga Oktra Pria Fambudi 25 Maret 2015

Sore hari adalah waktu dimana suasana kampung berubah menjadi lebih ramai daripada ketika pagi dan siang hari. Di waktu ini semua orang telah kembali dari kebun masing-masing dan sedikit melepas lelah sambil menunggu datangnya malam. Dalam waktu santainya orang – orang biasanya menghabiskan waktu dengan bersantai di depan rumah mereka ambil mengobrol ataupun bermain bola voli dan bola kaki di lapangan depan sekolah. Namun tempat paling ramai sudah pasti di lapangan karena mayoritas masyarakat disini gemar sekali untuk berolah raga sore hari sambil menunggu datangnya malam.

                Dalam keramaian tersebut tak pernah ketinggalan datangnya anak – anak muridku dilapangan. Kehadiran mereka seolah tak pernah luput dari satupun kegiatan yang ada di kampung.  Dalam kegiatan sore tersebut semua orang seakan terlarut dalam kesenangan olahraga mereka sampai terkadang lupa akan waktu. Apalagi kalau anak – anak sudah bermain, semua dilupakan termasuk waktu sholat. Mengatasi hal tersebut aku punya satu cara agar mereka tahu kapan waktunya berhenti bermain ketika sore hari. Aku mengajak mereka ke masjid untuk mengaji setelah sholat maghrib.

                Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIT, berarti sudah waktunya anak – anak pulang. Pada jam ini semua anak sudah mulai berlarian kerumah mereka masing – masing untuk mandi dan bersiap pergi ke masjid. Jika dilihat sebenarnya sebagian anak sudah cukup banyak yang mengaji setiap sore, namun tetap saja ada saja dari mereka yang masih lupa akan waktu sholat maghrib dan bahkan terkadang masih terus bermain ketika maghrib sudah datang. Oleh karena itu aku mengadakan kegiatan mengaji malam ini. Namun, sesepakat apapun kesekapatan yang kubuat dengan anak – anak mengenai waktu mengaji, masih tetap saja ada yang terkadang kabur untuk tidak pergi ke masjid. Seperti bermain kucing – kucingan setiap sorenya. Ketika akau berjalan ke masjid, anak – anak yang bolos mengaji langsung pergi menjauh dari jalanan yang kulewati. Atau bahkan ketika kupergoki mereka sedang bermain tiba – tiba mereka langsung bubar dan berlarian seperti tikus yang sedang melihat kucing.

                 Kegiatan mengaji  ini bukanlah yang pertama kali kurintis disini. Sejak Pengajar Muda pertama datang kegiatan mengaji ini sudah menjadi agenda dan tetap belanjut sampai sekarang. Tujuanku sederhana untuk tetap melanjutkan kegiatan mengaji malam ini; aku ingin membiasakan anak- anak untuk pergi ke masjid dan ingat akan waktu sholat ketika bermain. Dalam kegiatan mengaji ini tak banyak yang bisa kuberikan pada mereka selain hafalan surat-surat pendek, doa harian dan juga cerita – cerita nabi dan rasul disamping cerita inspiratif yang biasanya kusisipkan. Meskipun begitu, antusiasme mereka untuk datang bisa dibilang cukup tinggi walaupun ada saja yang terkadang bolos.

                Ketika di masjid kegiatan yang pertama kali kami lakukan adalah menunaikan ibadah sholat maghrib setelah itu barulah kegiatan mengaji dimulai. Setelah selesai sholat maghrib anak – anak langsung menempati tempat duduk mereka masing –masing, terpisah antara laki – laki dan perempuannya. Di dalam masjid lah aku melaksanakan kegiatan mengaji malam setiap harinya karena di kampung kami hanya ada satu buah masjid yang menjadi tempat ibadah utama masyarakat. Yang hadir setiap malamnya pun cukup banyak, mulai dari kelas satu sampai kelas enam semuanya ada. Mereka datang ke masjid setiap harinya mulai hari senin sampai hari minggu seakan tak kenal lelah. Waktu mengaji malam kami tidaklah lama, sekitar 30 menit saja mengingat anak – anak mudah mengantuk ketika malam dan juga agar mereka bisa punya waktu belajar lain dirumah. Setelah selesai mengaji kamipun langsung pulang kerumah masing – masing.

               Senang rasanya melihat anak – anak bisa mengikuti kebiasaan ke masjid ini. Meskipun terkadang ada juga waktu dimana semangat mereka mulai naik turun untuk berangkat ke masjid, namun kegiatan ini akan terus kulanjutkan. Aku ingin menanamkan kebiasaan ini pada mereka sehingga nanti mereka mungkin juga bisa menularkan kebiasaan ini pada orang – orang disekitar mereka. Ayo nak ke masjid!.  


Cerita Lainnya

Lihat Semua