info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Amir Sudak

Angga Oktra Pria Fambudi 1 Maret 2015

Pak Desa, begitulah warga kampung dan juga orang yang kenal memanggilnya. Sosok nelayan ini mendapatkan panggilan itu sejak dia menjabat menjadi Kepala Kampung empat tahun yang lalu. Ketika baru melihatnya terkadang orang tidak mengetahui jika dia adalah seorang Kepala Kampung karena kesederhanaan begitu melekat pada kesehariannya.

                Sudah hampir empat tahun beliau bekerja sama dengan Pengajar Muda sejak pertama kali Indonesia Menginjakkan kaki di Kampung Tarak tahun 2011 lalu. Kala itu kampung masih belum bersinyal, penerangan masih menggunakan pelita, gedung sekolah masih ada dua ruangan kelas untuk enam rombongan belajar dan juga belum ada sekolah untuk anak – anak pra SD atau biasa disebut PAUD. Keadaan itu sempat berlangsung beberapa waktu sampai akhirnya sebuah pergerakan untuk menuju perubahan mulai muncul disana.

                Pergerakan pertama menuju merubahan adalah datangnya tower /BTS untuk membantu menunjang kebutuhan komunikasi kampung. Pada saat itu Pengajar Muda pertama berhasil mendapatkan bantuan tower untuk ditempatkan di Kampung. Untuk mendatangkan barang mahal tersebut sudah cukup susah, belum lagi dengan praktek pemasangan di kampung yang medannya adalah kepulauan pesisir berbukit ditambah lagi lokasinya jauh dari kabupaten. Ketika dipikirkan, semua hal itu akan memusingkan namun pada saat itu ada sebuah titik terang yang datang dari Kepala Kampung. Saat itu beliau memberitahukan bahwa seluruh warga kampung telah siap membantu seluruh proses pemasangan, dan hasilnya proses pemasangan dilapangan berjalan mulus sampai semua proses selesai.

                Pergerakan kedua adalah dengan diadakannya PAUD di kampung. Pada saat itu PM kedua di kampung telah berhasil membantu proses pendirian PAUD dan akhirnya PAUD bisa di adakan pada tahun 2012 lalu. Pada saat itu PAUD belum mempunyai gedung untuk tempat belajar, namun lagi – lagi ada bantuan yang datang dari kepala kampung. Beliau memberikan sebagian ruangan balai kampung agar digunakan untuk kelas belajar PAUD. Sampai sekarang tahun 2015, sebagian balai kampung pun masih digunakan untuk proses belajar mengajar PAUD dan beliau tanpa ada rasa berat hati mengikhlaskannya atas nama kampung yang memberikan fasilitas.

                Suatu hari ketika sedang mengobrol santai dengan beliau aku sempat bertanya kepada Pak Amir atau biasa dipanggil Pak Desa akan partisipasi beliau dalam membantu Pengajar Muda dalam membantu mengembangkan kampung dan juga Pendidikan di Kampung Tarak ini. Pertanyaan yang sederhanapun kuajukan kepada beliau secara spontan;

                “Bapak, kenapa bapak selama ini selalu membantu Katorang(kita) dari Indonesia mengajar ini, mulai dari tower BTS sampai Bapak pun memberikan sebagian balai kampung untuk PAUD?”

                Pertanyaan sederhana itu ternyata dapat memunculkan sebuah jawaban yang bijak dari beliau. Beliau menjelasan bahwa beliau atas nama masyarakat kampung bersyukur bahwa Indonesia Mengajar telah berada dikampung ini. Dengan datangnya Pak guru dorang(sekalian), itu sama saja dengan ilmu yang datang pada kita masyarakat Kampung Tarak ini. Kita tak usah mencari lagi ilmu itu karena dia yang telah jauh – jauh datang untuk cari katorang (kita) disini. Sumber Ilmu telah ada makanya harus kita pelajari dan manfaatkan ilmu itu dengan baik. Cara Bapak menggunakan dan belajar dari Pak Guru dorang(sekalian) ya dengan bantu apa saja yang Pak Guru ingin lakukan di kampung ini. Dari situ kan bapak bisa melihat kalau ada hal baru yang bisa dipelajari. Bapak bisa dapat cara baru untuk mengembangkan masyarakat melalui caranya Pak Guru. Pak guru sudah bantu Bapak pu masyarakat ( masyarakat bapak) dan sudah seharusnya Bapak sebagai kepala kampung yang mewakili masyarakat juga bantu Pak Guru jika ada yang ingin Pak Guru buat. Contohnya seperti Tower kemarin, itu kan mudah saja. Masyarakat rasa senang ada sinyal datang jadinya ya bapak langsung kerahkan mereka untuk bantu swadaya pasang tower.

                “Oh begitu bapak, terus kalau mengenai ruangan balai kampung untuk PAUD bagaimana?”

Pak Desa pun melanjutkan jawabannya.

                "Kalau balai kampung itu punyanya masyarakat Pak Guru. Selama ini kan kegiatan pemerintahan kampung tidak terlalu padat karena kalau dipulau begini urusan juga sedikit. Dikerjakan sambil mancing saja bisa, hahahahee,.. Makanya bapak waktu itu langsung usulkan saja untuk menggunakan balai kampung agar digunakan sebagai ruangan PAUD, sayang jika ada sebagian ruangan kosong dibalai kampung yang tidak dipakai. Dengan adanya PAUD kan masyarakat juga bisa dapat keuntungan karena anaknya bisa sekolah"

Mendengar jawaban itu akupun kemudian sempat tergelitik untuk bertanya lagi kepada bapak.

                “ oh begitu bapak, terus bagaimana jika nanti Indonesia Mengajar nanti sudah tidak ada dikampung ini?”

Mendengar pertanyaan tersebut beliau tersenyum kemudian berkata

               "Kalau Indonesia mengajar sudah tidak ada berarti kita sabagai masyarakat harus siap untuk melanjutkan apa yang sudah Pak Guru dorang bikin (rintis). Katorang(kita) kan sudah mendapatkan ilmu dari Pak Guru dorang(sekalian) sejak Indonesia mengajar pertama kali datang, kalau Pak Guru pergi ya tinggal diterapkan saja ilmu yang sudah bapak dan masyarakat lain dapat dari Pak Guru. Bapak bisa belajar dari Pak Guru dan semoga ketika sudah pulang Pak Guru juga bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari masa tugas di Kampung Tarak ini. Kalau ada bingung kan tinggal telepon tanya Pak Guru dorang ( sekalian) , sinyal kan sudah ada, tinggal naik ke genteng atau bukit saja, hahahaee”

Akupun tertawa mendengar jawaban Pak Desa kemudian bapak tiba – tiba berkata,

                “ Pak guru, Bapak itu nelayan, orang laut. Setiap hari berangkat kelaut tarik ikan, jadi bapak selalu percaya jika “gelombang adalah ayunan dan angin itu adalah melodinya”, jadi seganas apapun ombaknya dan sekencang apapun anginnya tetap bapak tidak bisa lepas dari lautan”

                “ Pak guru juga begitu ee, kalau dilau tidak usah takut gelombang, kan sekarang Pak Guru su jadi orang laut, hahahaheeee” Candanya

                Kamipun tertawa lepas saat itu. Aku mengerti ada sesuatu yang bapak ingin sampaikan padaku melalui candaannya itu. Aku hanya bisa merenungkan hal itu sambil memikirkan lagi makna pastinya apa. Dari perbincangan itu aku sempat belajar akan beberapa hal yakni; keterbukaan akan hal baru, kepercayaan terhadap orang lain dan kesadaran untuk menerima dan belajar sesuatu yang baru dari orang lain yang telah menguasainya. Kita tak usah berburuk sangka terlebih dahulu karena hal baru itu terkadang juga bisa membantu jika kita tahu bagaimana menyikapinya. Terimakasih Pak desa telah memberikan pelajaran yang sangat berharga.    


Cerita Lainnya

Lihat Semua