info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Mereka Anak "Nakal"? Part 1

Andrio 16 November 2011

“Pak, panjangnya Pak,” keluh seorang anak yang akrab dipanggil Sisip di sekolah. Dia mengeluh kecapean karena diharuskan menulis beberapa kalimat di dalam bukunya, satu halaman penuh sebagai bentuk sanksi yang saya berikan padanya.

Catatan pembelajaran IPS di hari Rabu di kelas 6. Pagi ini kami berencana belajar IPS tentang negara-negara tetangga Indonesia, berbicara mengenai negara yang tergabung dalam ASEAN. Seluruh bahan dan materi ajar beserta tema pembelajaran telah dipersiapkan sebelumnya.

Kelas pun dibuka dengan nyanyian “Aku Bisa” sebagai penyemangat. Ketua kelas kemudian memimpin para siswa untuk masuk ke dalam kelas. Sistem pembelajaran hari ini, jumlah mereka dibagi menjadi 4 dengan komposisi 4 orang per kelompok. Saya memberikan tugas berupa pembuatan peta dan penulisan profil serta batas-batas wilayah negara-negara tersebut. Tiap kelompok mendapatkan dua negara untuk dipelajari dan kemudian disampaikan di depan kelas. Kedua tugas tersebut harus mampu diselesaikan dalam waktu 15 menit saja. Dan mereka pun menyanggupinya.

Sembari menunggu mereka mengerjakan tugas kelompok, saya menyibukkan diri dengan memeriksa seluruh pekerjaan rumah yang telah mereka kumpulkan. Alhamdulillah mereka semua mengerjakan PR, hal yang cukup langka terjadi disini. Namun, beberapa menit kemudian kelas mulai heboh dan saya hanya melihat 6 dari 16 siswa yang mengerjakan tugas kelompok. Selebihnya, memilih untuk bermain-main, mengganggu temannya, duduk diatas meja, berdiri di atas meja, mengganggu teman kelas sebelah, berteriak pada guru dan sebagainya. Sebuah daftar yang akan menjadi sangat panjang jika saya tulis.

Saya pun kemudian memutar otak, berpikir bagaimana cara yang efektif untuk “menyadarkan” mereka, bukan hanya sekedar menenangkan sementara waktu. Kemudian, selama setengah jam pelajaran IPS, saya hanya memberikan kesempatan bagi mereka untuk bermain-main dan berbuat keributan satu sama lain. Namun, seluruh tindakan yang mereka lakukan tercatat rapi di laptop. Saya ingin melihat bagaimana cara belajar mereka dengan tindakan guru yang monoton.

Setelah menunggu sejenak, saya meminta seluruh siswa kecuali 4 orang ketua kelompok untuk keluar dari kelas, beristirahat selama 30 menit. Bersama ketua kelompok, kami memberikan penilaian terhadap seluruh anggota kelompok masing-masing. Tiap-tiap ketua kelompok kemudian mencatat pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan anggotanya selama jam pelajaran. Catatan tersebut saya gunakan untuk memberikan sanksi terhadap mereka yang melanggar.

Terinspirasi oleh beberapa film, saya memberikan sanksi bagi 12 siswa yang melakukan kesalahan dengan mencatat semua pelanggaran di satu halaman bukunya hingga penuh. Jika mereka telah selesai mengerjakan tugas tersebut, mereka harus menghafal kesalahan-kesalahan itu dan menyampaikannya di depan kelas. Dan mereka tidak mendapatkan nilai sama sekali di hari ini.

to be continued..


Cerita Lainnya

Lihat Semua