#FAS2016

AndhikaPrasetya Wijaya 1 Juni 2016

Festival Anak Sangihe (FAS) merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Pengajar Muda angkatan 2 Kabupaten Kepulauan Sangihe pada tahun 2012 lalu. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengajak anak-anak dari pulau untuk datang ke Tahuna, kota kabupaten di Kepulauan Sangihe. Cukup sederhana, intinya adalah anak-anak akan diajak untuk berkeliling ke kantor-kantor dan tempat penting lainnya di Tahuna.

Selanjutnya, kegiatan ini terus diperkuat untuk terus dilanjutkan oleh pemerintah daerah setempat. Benar saja, segala perjuangan untuk menghadirkan Festival Anak Sangihe tidak sia-sia karena Pemda Kabupaten Kepulauan Sangihe telah mengeluarkan peraturan daerah yang memasukkan FAS sebagai event tahunan.

Pihak-pihak yang terlibat juga semakin meluas seiring berjalannya waktu, mulai relawan lokal, pemerintah daerah, Dikpora Sangihe, sekolah, Dinas-dinas terkait, hingga mahasiswa dan siswa sekolah menengah. Jalinan tersebut semakin menguat hingga menghadirkan FAS yang berkembang tiap tahunnya.

FAS 2016 menghadirkan tema ”JAMBORE WISATA ANAK” yang terdiri dari tiga hari tematik yaitu Hari Belajar & Bermain, Hari Pramuka, dan Hari Inspirasi. Tahun ini FAS memasukkan unsur pramuka dalam kegiatannya yang tentu semakin membuat menarik. Selain itu, anak-anak peserta FAS diajak berkemah selama kegiatan berlangsung di Lapangan Mahena pada tanggal 14-16 April 2016 lalu.

                FAS 2016 ini diikuti oleh 12 SD dengan jumlah peserta mencapai 115 anak, didukung dengan tim volunteer mulai dari unsur pemerintahan, masyarakat dan siswa sekolah. Para peserta berasal dari Tahuna, Matutuang, Kawio, Lipang, Beeng Darat, Nanedakele, Enggohe, Kalama dan Para. Anak pulau dan daratan bersatu di area perkemahan yang sama. Tentu saja, bukan hal yang mudah mendatangkan anak-anak yang terpisah luasnya lautan ini untuk hadir di Tahuna.

Bapak Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, H.R. Makagansa membuka kegiatan FAS bersama para pendukung kegiatan. Penampilan pembuka diisi dengan penampilan memukau anak-anak Sangihe menarikan tarian FAS ”Pelangi Sangihe” yang merupakan hasil karya relawan di Sangihe. Dilanjutkan dengan Bapak Bupati berkeliling di area perkemahan. Selama berkeliling masing-masing kontingen unjuk gigi di depan tenda masing-masing.

Rangkaian kegiatan mulai pembukaan, Kegiatan Belajar & Bermain dan pentas seni pada hari pertama berjalan lancar meskipun cuaca kurang mendukung, tapi tidak menyurutkan semangat anak-anak FAS 2016 mengikuti kegiatan secara penuh. Tenda yang basah karena hujan, dinginnya hawa malam dan rasa lelah yang mendera agaknya bukan halangan bagi anak-anak terpilih ini.

Hari Pramuka adalah hari yang cukup menjadi favorit anak-anak, tiap pos yang ditawarkan menjadi wahana bermain yang asyik. Belajar semapore, tongkat, rintangan kawat berduri, jembatan tali, hingga dasadarma Pramuka semua terasa seru bagi anak-anak. Bahkan beberapa anak baru merasakan belajar Pramuka secara langsung. Hari kedua ditutup dengan malam api unggun, apel dipimpin oleh Dinalin Blago dari Pulau Matutuang yang terletak jauh di wilayah kluster perbatasan Indonesia-Filipina. Renungan di api unggun, diputarkan rekaman kisah yang menyentuh tentang perjuangan anak untuk melanjutkan sekolah mampu menyentuh anak-anak hingga menitihkan air mata.

Hari terakhir, diisi dengan kelas inspirasi yang menghadirkan wakil bupati, tentara, dokter, perawat, pegawai pajak, notaris, polisi dan pegawai radio. Semua inspirator dari berbagai profesi tersebut hadir di Lapangan Mahena untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada anak-anak, sambil menceritakan tentang pekerjaan masing-masing.

”Saya tidak mau menyentuhnya, takut!” ujar salah satu anak yang menolak untuk memegang alat suntik milik dokter. Anak lainnya nampak bersemangat melihat video tentang para tentara dengan senjatanya yang gagah, atau mimik wajah keheranan ketika mendengar cerita pekerjaan notaris dan pegawai pajak.

Kuis Rangking 1 juga tak kalah seru, Anugrah siswa dari Tahuna menjadi pemenang karena mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar hingga akhir. Selanjutnya diteruskan dengan penganugerahan peserta, dengan beberapa nominasi yaitu Kontingen Pramuka Terbaik, Kontingen Seni Terbaik, Kontingen Cinta Alam, Kontingen Terpuji, Kontingen Inspiratif, Kontingen Terbaik, Guru Pendamping Terbaik.

FAS 2016 ditutup dengan tari FAS ”Pelangi Sangihe” yang disambung dengan colour rush, yaitu saling melempar bubuk warna-warni yang melambangkan bahwa mereka telah siap melepaskan mimpi-mimpi dengan berani dan semangat. Itulah FAS 2016 yang telah berhasil menciptakan hubungan kekeluargaan dan toleransi antar anak-anak di Sangihe.

FAS 2016 tentu telah memberikan kesan mendalam bagi anak-anak, persahabatan yang terjalin akan menjadi bekal mereka kelak. Mereka telah membuktikan jika tidak ada kelelahan ketika mengikuti rangkaian kegiatan FAS yang padat, karena mereka saling menguatkan satu sama lain. Bahkan haru tak terbendung ketika satu persatu kontingan harus kembali ke tempat masing-masing. Saling membantu membawa barang-barang, melambaikan tangan sebagai ucap perpisahan, hingga tangis yang pecah diujung pertemuan. Kami selalu percaya jika anak-anak adalah pejuang, mereka harus ”Belajar, Bermain, Bermimpi dan Berkaya!”.


Cerita Lainnya

Lihat Semua