Gue dan Araselo
AnantaRangga Permana Stokhors 27 Maret 2015Araselo. Itulah nama dusun tempat gue bakal mengabdi selama setahun ke depan. kedengarannya emang keren dan non-Aceh sih, karena Araselo dulunya adalah sebuah perusahan perkebunan bernama PT Alas Helau. Tapi karena sepertinya memakan waktu yang cukup lama untuk nyebut 'Alas Helau'—sekitar 0.3 detik menurut perhitungan gue—jadilah warga memutuskan untuk menyebut 'Araselo' aja instead.
Bernama asli Dama Buleuen yang artinya Damar Bulan—who would've expected that?—desa ini hanya berpenduduk sekitar 200 jiwa. Itu pun kalau semua sedang berada di rumah masing-masing. Karena desa ini adalah desa transmigran yang baru dibangun kurang lebih sepuluh tahun silam, banyak warga yang terkadang tinggal di kampung asalnya.
Keadaan desa emang masih kekurangan banget dari segi infrastruktur. Jalanannya terdiri dari tanah liat dan bebatuan yang tiap hujan pasti licin dan membuat gue yang baru bisa naik motor deg-degan tiap saat. Listrik baru masuk dua tahun yang lalu, itu pun masih ga stabil karena selalu mati pas kami sekeluarga lagi nonton 'Tujuh Manusia Harimau'—don't judge me! Lampu jalanan pun udah kaya Orang Utan—LANGKA!
Hal ini mungkin utamanya disebabkan oleh penghasilan warga yang juga minim. Rata-rata pendapatan warga berkisar antara 400-600 ribu sebulan. Jadi kadang keadaan rumah mereka pun bisa dibilang kurang ideal. Beberapa yang beruntung, sudah memiliki air yang cukup dan MCK yang layak. Beberapa yang kurang seperti keluarga saya misalnya, harus menadah air hujan dan menggali tanah di kebun sawit untuk dapat ngebuang ampas-ampas dari usus besar.
Tapi itu dia tantangannya. Seperti orang bijak berkata, "keluarlah dari zona nyamanmu," maka itu pula yang akan gue lakukan. Mungkin, setelah setahun hidup di tengah-tengah warga Araselo yang sederhana ini, gue dapat lebih mensyukuri segala hal. Termasuk wajah yang tampan dan tubuh yang atletis pemberian Tuhan ini—err, okay, yang barusan itu bohong.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda