Tulis Kasih Beta Dong

Amalia Fitri Ghaniem 28 Februari 2014

Itulah kata-kata yang sering diucapkan Julio akhir-akhir ini ketika les sore. Apakah dia tidak bisa menulis? Tentu saja tidak, dia adalah salah satu murid saya di kelas 2 yang sudah bisa mengeja secara sempurna dan mempunyai logika yang kuat, terutama dalam pelajaran Matematika. Julio adalah murid saya yang paling menggemaskan. Dia selalu ceria, percaya diri , suka “main gila” di kelas, disenangi oleh teman-temannya dan selalu paling depan jika difoto. Dia senang sekali jika belajar matematika atau bermain sudoku. Ya, bocah kecil ini bisa bermain sudoku dengan cukup  cepat untuk anak seusianya. Sekarang dia sudah bermain di level 6x6.  Saya sendiri cukup kaget ketika saya coba ajarkan main sudoku, dia langsung mengerti cara bermainnya dan menjadi ketagihan. Setiap malam dia sering datang ke rumah bersama kakaknya, minta diberi permainan sudoku. Lalu kenapa Julio harus minta ditulisin?

Seperti biasa, setiap sore saya adakan les untuk murid-murid saya. Julio sering  datang, kadang juga tidak. Dia memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tapi sama seperti anak kelas 2 lainnya, dia juga senang bermain. Maka itu sehabis les saya biasanya pergi bermain bersama mereka atau membiarkan mereka nonton di laptop agar mereka lebih semangat datang les. Di semester 2 ini, Julio rajin datang les. Tapi dia tidak datang sendirian. Dia datang menggendong adiknya Rizki yang masih berusia 10 bulan. Di Rote memang sudah mulai musim sawah, jadi Ayah dan Ibunya Julio juga kerja sawah. Dia pun harus menjaga adiknya yang belum 1 tahun itu. Kewajiban menjaga dan merawat adiknya, tidak mematahkan keinginan Julio untuk ikut les atau ikut bermain. Dia pun membawa adiknya kemana-mana. Tidak sekalipun saya melihat dia mengeluh. Justru dengan sifatnya yang ceria dan percaya diri, dia bisa menyuruh temannya untuk menggendong adiknya jika dia capai.

Suatu sore, Rizki sedang rewel. Dia menangis jika tidak Julio gendong. Sedangkan Julio mau mengerjakan soal matematika. Dengan badan sekecil itu, dia tidak bisa menulis sambil menggendong adiknya. Saya pun akhirnya membolehkan dia mengerjakan nanti jika adiknya sudah tidak rewel. Namun ternyata Julio punya ide lain. Dia memanggil Karin sepupunya yang kelas 3. Saat itu Karin memang sedang melihat-lihat kegiatan les anak kelas 2. Dia memberikan pinsil kepada Karin dan berkata “Karin, Lu tulis kasih beta dong. Beta hitung hasilnya na lu nanti tulis’e”. Karin yang ternyata mau-mau saja disuruh dia, akhirnya menuliskan soalnya. Julio menghitung soal perkalian itu menggunakan tangannya sambil menggendong adiknya. Setiap dia sudah mendapatkan jawabannya, dia suruh Karin tulis jawabannya. Dengan tingkahnya yang seperti bos, sambil kadang mengelap ingusnya Rizki, dia memerintah Karin untuk menulis hasil hitungannya :).

Ketua kelasku Julio yang ngegemesin ini memang banyak ulahnya. Walaupun harus jaga adik, tapi semangat untuk belajarnya masih tinggi. Melihat semangat murid-murid ini memperingatkan gurunya untuk tidak kalah semangat :).


Cerita Lainnya

Lihat Semua