Hari guru, telat tak masalah
Aisy Ilfiyah 22 Januari 2011
Seminggu yang lalu, 25 November adalah hari guru. Aku yakin, semua guru di SD ini tak ada yang tau tentang itu. Aku ingin mereka tau, dan para siswa juga tau akan hari itu. Meskipun sedikit telat, aku merancang perayaan hari guru dengan mengajak murid kelas 5 untuk membuat puisi yang ditujukan khusus untuk guru-guru mereka. Aku menyiapkan kertas karton, crayon, spidol, silet, gunting, kertas post it, penggaris, dll. Aku ajak mereka untuk belajar mengungkapkan perasaan melalui tulisan bebas bernama puisi.
Awalnya, mereka ragu. Bagi mereka, puisi itu sulit dibuat. Namun, aku berhasil mengarahkan pada mereka bahwa puisi tak sesulit yang mereka bayangkan. Puisi tak harus seperti yang ada di buku. Apapun yang ingin mereka ungkapkan, silakan dituangkan ke dalam tulisan. Akhirnya, bujuk rayu gombalku berhasil meluluhkan mereka. hehehehe...
Meski tak rapi, belepotan, tak karuan susunannya, bahkan banyak yang tak tepat ejaannya, mereka bisa merampungkan barisan-barisan ungkapan perasaan mereka dalam tulisan berbait. Agar semakin indah dan terkesan ceria, aku menyuruh mereka menghias kertas puisi itu dengan berbagai macam ornamen tempel, warna crayon, dan coretan-coretan spidol. Aku sengaja memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi. Dan, hasilnya tak begitu mengecewakan meskipun tak bisa dibilang sempurna.
Kamis, 2 Desember 2011
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda