Karang Agung Bangkit

Aik Vela Pratisca 3 Desember 2014

4 November 2014 dini hari, sekitar pukul 00.00, api itu menyala dengan hebat. Dalam waktu dua jam, sekitar 18 rumah lenyap karena si jago merah yang berasal dari lampu minyak salah seorang rumah penduduk yang jatuh dan langsung menyambar rumah kayu lainnya. Dan malam dini hari itu, memang listrik di desa Kami sedang giliran padam.

 

Kami merasa terpukul. Kebakaran ini terulang kembali setelah kebakaran hebat tahun 1997 lalu hampir menghabiskan seluruh desa. Kami hanya tertunduk dengan semua harta benda kami yang telah hangus. Anak-anak Kami. Ya, anak-anak Kami kehilangan buku, seragam, tas, sepatu, dan segala sumber belajarnya selain di sekolah. Mereka adalah harta berharga Kami yang selalu Kami perjuangkan untuk selamat.

 

Ada delapan anak SD dan tiga anak SMP Kami yang menjadi korban. Mereka masih bisa tersenyum ketika banyak guru dan teman-teman lain memberi semangat. Namun, sesekali ada gurat kesedihan di mata mereka. Bahkan, secara sengaja mereka bercerita di waktu yang tiba-tiba kepada gurunya ini, tentang bagaimana mereka sangat mengingat betul kejadian kebakaran itu.

 

Tapi Kami masih hidup dan Kami memang harus menghidupkan desa ini. Kami tidak mau terpuruk berlarut-larut. Banyak bantuan dari pihak PT Perkebunan setempat, pemerintah desa, Departemen Sosial Provinsi, Komunitas-komunitas sosial dan pendidikan Palembang, Formasi Mahasiswa dari Lalan, dan pihak-pihak lain membuat Kami sangat yakin. Yakin bahwa Kami tidak hidup sendiri. Maka Kami harus bangkit.

 

Kami segera menyusun berbagai papan kayu untuk membangun rumah sederhana sebagai tempat berjualan yang akan menyambung hidup Kami. Masjid pun tidak luput dari pembangunan sementara agar Kami dapat mendengarkan suara azan yang mengingatkan Kami selalu, bahwa Kami adalah makhluk kecil yang tidak pernah jauh dari khilaf. Serta anak-anak Kami yang harus terus sekolah meskipun dengan beban psikologi yang butuh waktu untuk memulihkannya.

 

Kami sedang menyusun sebuah pameran karya untuk anak-anak Kami dengan tajuk "Karang Agung Punya Mimpi". Kami sadar bahwa musibah ini adalah salah satu alasan agar Kami menjadi lebih semangat dan peduli terhadap anak-anak Kami. Karena anak-anak Kami adalah harta Kami yang sangat berharga. Karena anak-anak Kami mempunyai mimpi yang tidak boleh hangus oleh api.

 

Late Pos

Karang Agung, 20 November 2014

21.13 WIB


Cerita Lainnya

Lihat Semua