Luki dengan keistimewaanya

Anna Mahsusoh 2 Desember 2014

Namanya Lucki, ia siswa putra kelas 5. Walaupun mempunyai usia yang lebih tua dari pada teman-temannya, ia tetap percaya diri dan mempunyai kemauan untuk belajar, buktinya ia rajin masuk kelas. Tetapi ia sedikit mudah bosan belajar. Dia sering tidak mengerjakan PR, sering juga dengan begitu acuh tidak mempedulikan gurunya.  PM langsung mengetahui namanya di pertemuan pertama, iya...karena ia buat ulah. Ketika mencari info tentang dirinya di kalangan guru, PM tidak mendapatkan info positif.

Melakukan asesment tidak dapat PM lakukan kepada semua murid, PM memutuskan untuk lebih fokus pada murid yang kurang diperhatikan guru dalam hal kecerdasan, salah satunya adalah lucki. PM mencoba menilai apa kelebihannya, hal yang pertama PM dapatkan adalah ia malas menulis tetapi (jika penjelasan guru menarik untuk mendapatkan perhatiannya), ia bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. PeEr bagi guru adalah bagaimanamembuat penjelasan yang menarik bagi dia. PM melihat dia sangat tertarik dengan model kompetisi dan permainan. Ia tertarik ketika memerankan pahlawan dan penjajah, ia antusias ketika belajar “body” dengan badut, ia begitu luar biasa ketika belajar dengan gambar.  “learning by doing” sangat cocok untuk proses belajarnya, ia dengan cepat menguasai cara penjernihan air dan dapat mempraktikkannya dengan sempurna.

Kemarin ada perkemahan di sekolah, ia menjadi ketua regu. “learning by doing”ditunjukkan pula dengan keberhasilannya membuat tenda yang perfect. PM dan salah satu guru di sekolah mengamati tentang jiwa kepemimpinannya. Ia mampu membuat teman-temannya berkoordinasi dengan rapi dalam membuat tenda. Ia mampu mengkoordinir tugas-tugas di kelompoknya. Sungguh luar biasa untuk masa-masa SD. Mungkin itu dipengaruhi umurnya yang lebih dewasa tetapi itu tidak bisa memungkiri bahwa kepemimpinannya berkembang dengan baik.Saat kami jalan-jalan dan sedikit tersesat ke araah yang tak jelas, kami menemukan sungai yang harus disebrangi dengan 2 balok kayu kecil. Lucki seakan pahlawan yang membantu semua teman-temannya untuk menyebrang satu per satu. Ahh manis sekali. Setalah kami semua menyebrang ada lagi sebrangan kedua, ia berusaha meyakinkan dengan penuh semangat bahwa teman-temannya bisa melakukannya sendiri. Setelah semua sudah menyebrang ia mendatangi PM seraya berkata “bu guru, saya bantu menyebrang”. Ahhh betapa bertanggung jawabnya anak ini. Dari semua itu, PM yakin bahwa ia mempunyai kecerdasan sosial yang istimewa.

Waktu itu ia sangat susah menghafalkan angka dalam bahasa inggris, PM memaksanya untuk belajar. PM membimbing ia secara khusus disela-sela mengajar kelas, PM gunakan metode berulang seperti metode hafalan Al Qur’an. Membaca sedikit, melafalkan sedikit, berulang, ulang lagi, hafal, tambah sedikit, ulang lagi, begitu seterusnya. PM melihat ia berfikir keras seolah otaknya berjalan cepat dan panas, PM takut jika sampai terlalu panas. Sesekali PM mengijinkan ia mengutak-atik gambarnya, membiarkan dia istirahat sejenak dan menghampiri ia lagi. Memuji setiap perkembangannya dan menyatakan kalau dia bisa, kurang sedikit lagi, tapi PM takut ia mogok, membiarkan ia yang memutuskan untuk terus atau berhenti. Dan akhirnya dalam sekali duduk, ia mampu menghafal 1-10 dalam bahasa inggris, menurut PM hal itu luar biasa .

 

Nak, bukan Ibu ingin memaksa kalian hafal ini atau itu, tetapi Ibu ingin bilang “kalian bisa”

kalau “tidak bisa”, itu hanya karena kalian tidak ingin bisa.

 

Semua anak adalah istimewa, dan tugas kita agar keistimewaan itu tidak sia-sia :)

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua