"Bunda" Rusnita

Aik Vela Pratisca 1 Maret 2015

“Bunda” adalah panggilan untuk wanita yang masih lajang ini. Di usinya yang hampir mencapai kepala tiga, Bunda Rusnita masih bersemangat membimbing anak didiknya. Belia adalah sosok pekerja keras dan tidak mudah mengeluh. Sifatnya yang sangat dewasa seperti seorang ibu padahal beliau belum menikah, membuat kami tak segan memanggilnya Bunda Rusnita.

Bunda Rusnita adalah salah satu guru di kelas filial (kelas jauh) yang menginduk pada SD Negeri Karang Agung. Sebagai wali kelas 4, Bunda Rusnita tidak pernah surut mengajar meskipun jumlah anak didiknya hanya berjumlah 16 orang. Beliau sering mengamati setiap anak didiknya di dalam kelas dan tidak segan bercerita meminta masukan kepada guru lain, tentang perkembangan anak didiknya.

Ada satu hal yang sangat istimewa dari beliau adalah “Payo” (Ayo). Beliau sering mengatakan hal tersebut setiap kali diajak bekerja apapun. Beliau selalu siap berangkat sesuai tugas dari kepala sekolah. Kelompok Kerja Guru (KKG), mendampingi anak-anak kemah di Kecamatan, hingga urusan sepele seperti mengantarkan Saya yang sedang sakit ke bidan terdekat, ketika sedang bertugas. Bahkan, beliau lebih peduli pada kesehatan orang lain daripada kesehatannya sendiri.

Sempat beliau merelakan tubuhnya basah kuyup, ketika hujan deras di perjalanan naik ketek sepulang KKG, hanya untuk memberikan payungnya pada seorang guru yang membawa anak kecil. Beliau masih berkata “tidak apa-apa” saat penyakit fertigo meyerangnya pertengahan Februari lalu.

Anak-anak di kelas 4 sangat menyayanginya. Mereka sering bermain ke rumah Bunda Rusnita sekedar untuk melihat gurunya membuat kue. Bahkan, ketika kondisi kesehatannya belum fit, Bunda Rusnita masih mengajak anak didiknya belajar menari di rumahnya.

Pada berbagai kesempatan, kita memang harus bercermin dari semangat sekecil apapun dan dalam bentuk apapun. Dan Bunda Rusnita selalu mengajarkan itu kepada Kami.

 

Karang Agung, 28 Februari 2015

23.30 WIB

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua