Menyapa Potensi Dila

Ahmad Marzuki Muhlis 18 April 2024

Namanya Suryani Alfadillah atau sering dipanggil Dila, namanya ada dibagian bawah dalam susunan abjad dalam Absensi kelas. Mengenalnya sejak menjadi Wali Kelas III, ia adalah sosok anak yang harus diberi perhatian khusus. Sejak pertama, Ia cukup terlambat dalam menerima informasi, ditambah lagi aktifitas sosial dengan temannya dikelas bisa dibilang tidak ada. Teman yang lainpun tak mau mengajak Dila untuk bermain. Beberapa waktu awal saya terus memperhatikan Dila, setiap saya memberikan tugas atau sesederhana memanggil namanya, teman yang lain akan bersaut “Pak, tidak usah nanya sama dia Pak, dia itu memang begitu dari dulu”, saya mendapati banyaknya judgemen dari lingkungan terhadapnya. Dari sana saya tertarik untuk lebih mengenal Dila, di satu waktu saya mengusahakan untuk berkunjung kerumah Dila dan menemui orang tua Dila. Saat melakukan kunjungan, ternyata Dila cukup aktif bicara dengan orang tuanya dirumah yang tidak pernah saya liat saya disekolah. Bercerita dengan orang tua Dila membuatku kembali cukup terkejut, bahkan orang tua Dila memberikan statemen “Saya sudah hampir menyerah dengan Dila Pak, saya sudah bawa Dila ke dukun tapi juga tidak berubah-berubah”, inilah yang membuat saya semakin patah hati, namun dari sana, saya berkomitmen dan mengiktiarkan untuk memberi perubahan terhadap Dila. Hampir setiap akhir sekolah saya datang ke Dila untuk memberikan perhatian dan sederhana bercerita, mengingatkan untuk belajar dirumah dan selalu meyakinkan Dila. Ditambah lagi saya seringkali menelfon orang tua dila untuk menanyakan kabar dan juga anjuran untuk terus mendampingi Dila belajar dirumah. Akhirnya setelah hampir 1 tahun itu kulakukan, 1 minggu sebelum saya meninggalkan desa, Dila yang tadinya malu-malu kini sudah cukup berani. Dibuktikan dengan Ia menyelesaikan tulisan yang kuberikan dipapan tulis dan ia datang ke mejaku untuk memperlihatkan hasil tulisannya. Momen itu saya cukup gemetar dan bersyukur. Keyakinan dila akan jadi orang sukses kusampaikan ke orang tua dila lewat sepucuk surat. Dibalas oleh orang tua dila dengan tangis haru. Saya selalu yakin, mempercayai potensi anak menjadi tanggungjawab guru. Peran itulah yang kuambil. Sukses terus untuk Dila


Cerita Lainnya

Lihat Semua