Meli Berhenti

Agus Rachmanto 16 Mei 2011
Meli, siswi kelas 6 yang lahir pada tahun 1990, sudah lama menghilang dari sekolah. Terakhir saya lihat di sekolah beberapa hari sebelum Imlek (3/2). Dan sampai sekarang sudah tidak pernah lagi terlihat. Tentu, Meli menjadi menarik karena usianya.  Ia lahir pada 1990 tetapi masih duduk di kelas 6 sekolah dasar. Sebagai pembanding, Intan-salah satu PM di Kabupaten Bengkalis, adalah kelahiran 1989. Selisih satu tahun dengan Meli, Intan adalah Sarjana dari Intitut Teknologi Bandung (ITB) dan sudah mendeklarasikan diri untuk mengambil master sepulang dari Bengkalis, akhir tahun ini. Okelah kalau Intan dianggap sebagai contoh ekstrim (Intan sepertinya mengalami masa muda yang kurang bahagia. SMA hanya dua tahun dan kuliah kurang dari empat tahun. Kapan bolosnya?). namun setidaknya usia 21 bukanlah usia sekolah dasar. Mari kita hitung usia normal sekolah. Anggaplah masuk SD pada umur 6 tahun, maka lulus dan masuk ke SMP pada usia 12 tahun. Ditambah tiga tahun, pada usia 15 seorang anak selayaknya sudah menamatkan SMP. Ditambah lagi dengan tiga tahun SMA, pada usia 18 tahun, seorang anak sudah selayaknya lulus SMA. Namun begitulah realita. Ternyata memang ada anak kelahiran 1990 yang masih duduk di sekolah dasar. Dan itu bukan hanya ada pada Meli saja. Mereka biasanya terlambat masuk sekolah. Setelah itu, satu kelas tidak hanya ditempuh selama satu tahun. Bisa dua atau tiga tahun. Belum lagi dengan adanya kasus dimana kadang seorang anak “cuti” setahun. Pada tahun ini mereka keluar, tahun berikutnya mereka masuk lagi. Dan sungguh disayangkan apa yang dipilih Meli. Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tinggal hitungan hari dan Meli memilih mundur. Seandainya Meli masih mau sekolah, ia memiliki kesempatan untuk memiliki selembar ijazah. Apa boleh dikata. salam hangat dari Rupat, Salam Pengajar Muda!

Cerita Lainnya

Lihat Semua