Berbahasa satu, Bahasa Indonesia

Agriani Stevany Kadiwanu 23 Agustus 2011
21 Juli 2011 Lama sudah tak kupencet tombol-tombol laptop mini ini. Banyak sudah kisah terlewatkan. Tapi ini semua bukan karena disengaja. Aku, sedang berusaha menempatkan diriku di antara anak-anak. Aku sedang berusaha fokus bagaimana caranya membangun minat belajar dan baca mereka. Tak ada waktu untuk bermain Zombie Vs Plants di laptop, tak ada waktu untuk selalu berfoto sana sini seperti turis lagi, dan tak ada waktu untuk wara wiri ke pulau lain seperti sebelumnya. Mungkin aku akan menjadi PM yang paling sedikit progresnya, tetapi akan kuusahakan anak-anakku menjadi anak yang mandiri belajar dan mandiri dalam mengatur dirinya. Susah jika mengharapkan dorongan orang tua atau lingkungan, karena setelah perbincangan dengan ibu Kepsek, ternyata telah banyak hal mereka lakukan untuk menggugah hati orang tua. Mengetuk pintu hati mereka agar perhatian dengan pendidikan anaknya. Aku bukanlah manusia yang sempurna, inginku memberikan inspirasi, tetapi entah apa yang harus aku ceritakan. Mungkin akan kuceritakan kisah Iwan setiyawan kepada anak-anak. Tetapi entah mereka akan mengerti atau tidak, bahasa Indonesia mereka terbatas. Fokusku sekarang ialah membuat mereka terbiasa dengan bahasa Indonesia. Anakku malang, mereka generasi penerus bangsa, bangsa Indonesia. Namun mereka tak mengenal bahasanya sendiri. Saat ini, aku juga terus berusaha menanamkan di otak mereka bahwa nilai bukanlah segalanya. Hal yang terpenting ialah mereka mengerti apa yang disampaikan guru. Aku berusaha membuat mereka tidak berteriak-teriak di kelas. Pekerjaan yang cukup menguras energi dari tubuh kecilku. Namun, demi anak-anak ini aku harus bertahan. Melawan kesepian karena jauh dari keluarga, jauh dari kekasih, jauh dari teman-teman dekat, hanya semangat belajar anak-anaklah yang selalu mampu mengusir kesepianku.

Cerita Lainnya

Lihat Semua