Mengganggu Ibu dengan Menanam Padi di Sawahnya

Adeline Susanto 15 Desember 2010
Selasa, 7 Desember 2010 Happy Islam New Year! Hijriah 1423, right? Such a happy day for it’s a holiday! Hari ini super aweeesoooome... pertama kali dapat waktu kosong di rumah pagi hari tanpa ada keperluan mengajar. Hari Minggu pagi selalu ke Majene sehingga ga bisa beraktivitas di rumah. Waktu-waktu saat ini adalah waktu untuk menanam padi. Bapak punya 4 petak sawah dan sekitar sehektar kebun. Setelah membujuk-bujuk ibu, saya akhirnya diizinkan untuk ikut ke sawah. Memandang langit biru pagi hari dengan dihiasi pohon kelapa dan kehijauan menggunung. Menyapa 6 kambing di kandang yang bingung melihat ke arahku. Menyebrang dua sungai kecil berbatu-batu. Memanjat pagar-pagar batang kayu yang dipasang untuk menghalangi sapi masuk. Berjalan di pematang sawah yang licin dan berlumpur. Melihat segerombolan burung bangau putih yang tiba-tiba terbang menjauh saat sesosok burung elang cokelat datang. Menanam bibit-bibit pada pada pola yang sudah digariskan pada petak sawah yang telah terbajak traktor. Menyenangkan! “Hati-hati berjalan, Bu.” Teriak seorang bapak dari jauh ketika saya berjalan di pematang sawah. “ supaya tidak jatuh, telapak kaki mencengkeram tanah” kata bapak yang lain. “wah, bu guru mau ke sawah juga?”teriak seorang ibu yang sering berkunjung ke rumah. Orang-orang lain umumnya hanya tertawa dan bicara dalam Bahasa Mandar. Kubalas saja dengan nyengir maut. Aku meneruskan perjalanan ke kebun Bapak bersama Ibu. Kebun sedang tidak produktif. Tanaman cabe hanya menghasilkan sedikit buah. buah cokelat banyak yang busuk. Biji-biji jambu mete banyak yang rusak karena terjatuh dalam genangan air. Mungkin air menggenang karena lokasi kebun di sebelah sawah padi yang penuh air. Ibu memangkas berapa rumput liar di sekitar pohon mangga dan pohon jambu. Rumput liar lainnya sengaja dibiarkan tumbuh memanjang untuk memberikan nutrisi pada tanah. Setelah panjang, baru nanti akan dipangkas sebagai tempat untuk menanam tanaman produksi. Aku berpikir untuk membuat biopori untuk menyerap air- air berlebih serta memberi ruang untuk beternak sapi. Pulang ke rumah dengan celana basah, baju berlumpur. Mampir sebentar ke tetangga yang sedang memotong pohon kelapa. Untuk perbaikan rumah katanya, karena kebetulan pohon kelapa yang ada harus dipangkas karena lahannya mau dipakai. Supaya tidak mubazir. Mandi, mencuci baju, lalu makan singkong rebus pakai cabe racikan ibu yang wah! Mata mulai mengantuk setelah memeriksa soal ujian CPNS tahun lalu atas permintaan Bu Anti yang akan ujian pada tanggal 10 Desember 2010.  Tertidurlah saya sampai sore, membiarkan anak-anak itu menunggu. Bangun, belajar cara menghitung luas lingkaran bersama 2 anak kelas 6, serta mengajarkan ABC ke anak kelas 2. Bu Anti juga kemudian datang untuk bersama membahas soal CPNS itu. Ada tentang pengetahuan umum, bahasa, deret angka dan matematika, penalaran logis dan analitis, serta tes kematangan yang agak aneh. Hari yang terasa pendek dan menyenangkan! Bersiap2 untuk mengajar besok!

Cerita Lainnya

Lihat Semua