Jin Ismail (1)
Ade Ayu Kartika Sari Rezki 14 Agustus 2014Kejadian ini terjadi beberapa bulan yang lalu. Saat anak-anak kelas 6 sedang bersemangat mengikuti berbagai macam les tambahan untuk persiapan ujian akhir.
Sore itu, di sekolah, saya dan beberapa anak kelas 6 berkumpul untuk membahas beberapa materi Matematika yang masih belum mereka pahami.
Jam menunjukkan pukul setengah 4 sore. Les baru berjalan sekitar satu jam, namun tiba-tiba langit menjadi sangat gelap. Cuaca memang tidak bisa ditebak. Benar saja, tak perlu menunggu lama, suara petir mulai menyambar disertai kilat. Angin kencang terlihat dari pohon yang tertunduk-tunduk. Air hujan pun turun dengan derasnya. Kami hanya bisa terdiam dan mengamati dari balik jendela kelas 6.
Tak berapa lama, anak-anak mulai terlihat gelisah. Wajar saja, karena meskipun baru jam 4 sore, tapi suasana terlihat seperti sudah maghrib. Gelap. Mereka berebut minta diijinkan pulang, padahal hujan masih lebat.
Disaat sepeti itu,datang seorang anak bernama Ismail menghampiri meja saya. Kedua telapak tangannya disatukan, lalu dia mengedipkan matanya. “Tring!!!” Mungkin seperti itu bunyinya, kalau diberi sound effect ya?
“Bu, saya adalah jin. Jin Ismail. Saya akan mengabulkan apa saja 3 permintaan Ibu. Ada yang bisa saya bantu?” Ujar Jin Ismail baik hati.
“Ha?” hanya itu jawaban saya. Hahahaha.....sebenarnya saya bingung. Anak ini terlihami oleh apa dan siapa ya?
Selain baik hati, Jin Ismail ternyata punya inisiatif tinggi. “Aha!! Saya tahu!!” katanya sambil menjentikkan jari. Jin Ismail langsung menuju kerumunan temannya yang sedang gelisah di depan pintu, segera dia menenangkan teman-temannya, dan meminta mereka untuk duduk tenang kembali. Menunggu hujan reda.
***
Baiklah, jadi sekarang saya punya seorang Jin, dan masih punya dua permintaan kan ya? Kesempatan ini pun saya pergunakan dengan sebaik-baiknya =)
Untuk permintaan kedua, saya meminta Jin Ismail untuk membantu saya menertibkan sekaligus melatih adik-adik kelasnya yang akan mengikuti lomba pantonim dan menyanyi.
Permintaan terakhir? Ah, rasanya sedikit sekali, sudah permintaan terakhir saja. Coba tebak, apa permintaan terakhir saya? Yap, saya pun meminta 5 permintaan lagi untuk dikabulkan. Hehehe...maafkan Ibu Gurumu yang jahil ini ya nak.
“ Ibu culas (curang) betul! Masa permintaan terakhir minta tambah 5 lagi?”, protes si Jin Ismail.
“Lho, kan katanya boleh apa saja. Mana ada ibu culas?” jawab saya tenang.
“Ah Ibu...Ya udah, tapi nanti Ibu permintaannya ga boleh lagi minta tambah ya bu. Nanti bisa-bisa tambah terus.” katanya memberi syarat. Wajahnya masih masam.
Hahaha!! Saya merasa menang. 5 permintaan untuk Jin Ismail ya? Mari digunakan dengan semaksimal mungkin hehehe =)
Rantau Panjang, Agustus 2014
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda