info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

5 Permintaan untuk Jin Ismail (2)

Ade Ayu Kartika Sari Rezki 14 Agustus 2014

Ini adalah 5 permintaan saya untuk si Jin Ismail :

  • Permintaan pertama

            Sejak mendapat 5 permintaan yang harus dikabulkan, hampir setiap hari Jin Ismail datang untuk menanyakan apa permintaan yang segera dapat dikabulkannya itu. “Bu, apa permintaannya bu?” “Bu, jadinya mau minta apa?” pertanyaan semacam itu seperti berdengung terus di telinga saya. Sehari bisa sampai tiga kali lebih. Rasanya seperti minum obat.

            Rupanya, Jin Ismail ingin segera menuntaskan segala tugasnya. Tapi, karena ini 5 permintaan yang berharga, saya tidak mau sembarangan memakainya. Akhirnya, setelah berpikir masak-masak, inilah permintaan pertama saya : jangka waktu 4 permintaan selanjutnya diperpanjang sampai 6 bulan ke depan.

            Saya bisa berpikir secara lebih matang, Jin Ismail pun jadi tenang. Sip, beres.

  • Permintaan kedua

 

Di sekolah sedang mempersiapkan lomba kesenian tingkat nasional. Secara kebetulan, adik Ismail yang duduk di kelas 4, akan mewakili sekolah untuk lomba menyanyi tunggal. Ratna, namanya. Suaranya jernih, dan indah. Sayangnya Ratna masih kurang percaya diri untuk tampil. Sering dia masih menunduk saat latihan menyanyi dan kurang luwes dalam membawakan lagu.

Lomba semakin dekat, saya pun mengeluarkan permintaan kedua saya untuk Jin Ismail : melatih adiknya secara khusus, agar semakin percaya diri dalam membawakan lagu, dan siap untuk lomba.

 

  • Permintaan ketiga

 

Sebenarnya, ini bukan permintaan yang saya tujukan untuk Jin Ismail, tapi untuk Ismail. Jadi, dapat dikatakan permintaan ini diputuskan secara sepihak, tepatnya oleh si Jin Ismail cilik itu. Hemmm.....

Siang itu, sekolah sedang mengadakan kegiatan kebersihan bersama. Setiap anak bergotong royong untuk membersihkan ruang kelasnya, dan lingkungan sekitar sekolahnya. Saat itu, saya membantu menyapu di sekitar ruang kelas 6. Melihat Ismail lewat, saya memintanya untuk membantu mengambilkan tempat sampah. Setelah mengambilkan tempat sampah untuk saya, tiba-tiba dia berteriak girang “Bu, permintaannya sisa dua ya bu!! Yeyeye!!!” sambil melompat-lompat kecil.

“Loh, tadi kan Ibu minta tolong ke Ismail, bukan ke Jin Ismail” kata saya kebingungan.

“Tapi, tadi saya lagi berubah jadi Jin Ismail bu” balasnya sambil tersenyum jahil.

Yah, mungkin ini namanya karma. Ismail pun membalas kejahilan yang sudah saya lakukan padanya. Baiklah, kalau seperti itu.

 

  • Permintaan keempat

 

Ibu minta supaya anak yang bernama Ismail dari Rantau Panjang diberi hati yang kuat. Saat hidup terasa susah, dia tidak mudah menyerah supaya cita-citanya tercapai. Amin.

 

  • Permintaan kelima

 

Ibu minta supaya anak yang bernama Ismail dari Rantau Panjang memiliki rasa cinta pada Tanah Airnya, Indonesia. Kelak dia tidak akan menjadi koruptor, tapi jadi putera bangsa yang mengharumkan nama negara.

 

Permintaan keempat sekaligus kelima tidak saya minta  langsung, melainkan saya tulis pada sebuah surat. Sebuah surat kelulusan untuk setiap anak kelas 6 yang akan memasuki dunia baru dan seru, SMP.

Permintaan saya dipahami tidak ya? Apa anak seusia Ismail sudah mengerti? Apa permintaan saya berlebihan? Ah, khawatir saya berlebihan. Saya percaya Ismail dan teman-temannya anak cerdas, hatinya emas. Jika saat ini dia belum paham, semoga waktu nanti yang akan mengajarkannya.

Hidup itu perjuangan, dan mimpi perlu diperjuangkan. Ibu guruhanya bisa mendoakan. Mendoakan yang terbaik, apapun itu. Amin.

 

 

Rantau Panjang, Agustus 2014


Cerita Lainnya

Lihat Semua