Good Wahid

ade novia putri 25 Juli 2012

Anak yang terlihat diam saat pertama kali bertemu mempunyai daya tarik tersendiri, dia adalah Wahid murid kelas 6 SD.  Menahan senyuman itulah kesan pertama, mungkin enggan ataupun malu.  Seraya berjalannya waktu saya memulai untuk memberikan senyuman lebar, mungkin secara tak sadar saya hanya memberikan senyuman pada Wahid.  Terdengar tak adil saat saya merenung sesaat, namun itu jalan pertama yang saya bangun untuk menyentuhnya secara lebih dalam.  Dalam catatannya saya selalu menulis, “Ayo Wahid semangat, tersenyumlah kamu pasti bisa!”.  Sedikit demi sedikit dia mulai membuka hatinya, tersenyum malu-malu saat saya dekati. 

Disaat kelelahan sudah tak terbendung  setelah mengajar sehari penuh, satu semangat hadir di siang itu.  Seorang anak sambil berdiri tengah menulis (materi yang telah kami pelajari di papan tulis), dikala teman-temannya sedang sibuk bermain di luar sana.  Saya merasa kesejukan dibawah teriknya, sekali lagi Good Wahid telah menularkan semangat siang hari ini.


Cerita Lainnya

Lihat Semua