Mengenang Perkemahan Pertama
AdamHastara Aji 6 Januari 2016Ini cerita tentang perkemahan pramuka satu tahun yang lalu Kepercayaan diri mungkin menjadi salah satu hal yang kerap kali menjadi tantangan manusia dalam mengembangkan diri. Bagi saya pertanyaan “Apa aku bisa?” kerap kali muncul setiap berhadapan dengan suatu tantangan baru, dan di saat seperti itu orang-orang terdekat bisa menjadi penyemangat yang ampuh untuk meyakinkan bahwa kita bisa menghadapi tantangan itu. Keraguan pada kemampuan diri sendiri yang sering saya alami ternyata juga dirasakan oleh murid-murid saya.
Saat itu anak-anak SDN 005 Long Kali desa Muara Telake akan mengikuti kegiatan Perkemahan Pramuka Satu Sehati (Prasasti) di desa Rantau Belimbing. Berdasar kesepakatan guru SDN 005 Long Kali mengirim satu regu putri yang terdiri dari 6 orang kelas 6 & 1 orang kelas 5 yaitu Rahma, Septiana, Rema, Muliana, Indri, Sinta, dan Inayah. Berbagai persiapan mereka lakukan sebelum perkemahan, mulai dari berlatih sandi, tali temali, pengetahuan pramuka, baris berbaris, hingga tarian untuk acara pentas seni.
Mereka menuju tempat berkemah didampingi oleh saya, ibu may, dan juga suaminya ibu may yang bertugas menjaga 2 anak ibu may yang harus ikut juga karena masih kecil-kecil.Kami berangkat menggunakan kapal pinjaman milik anak Bapak Kepala Sekolah. Sesampainya di perkemahan dengan cekatan anak-anak membangun tenda dibantu ibu aisyah dan suaminya yang telah lebih dahulu datang. Setelah tenda selesai dibangun,upacara pembukaan pun dimulai, banyak peserta upacara yang pingsan karena kelelahan. Syukurlah anak-anak saya memiliki kekuatan fisik yang kuat.
Setelah upacara,peserta perkemahan bebas berkegiatan. Pada saat peserta lain sedang melakukan kegiatan masing-masing,ada seorang anak yang tiba-tiba kerasukan makhluk ghaib, guru-guru di sana pun cepat bertindak menenangkan anak itu. Saat menjelang malam hari, hujan turun dengan lebatnya,semua peserta diungsikan ke ruang kelas yang sudah tidak digunakan lagi, karena hampir semua tenda dan menggenangi lapangan.
Saat mengungsi saya mencoba untuk tetap menenangkan para murid karena pada saat itu tiba-tiba lampu padam dan seorang anak dari sekolah lain yang duduk tepat di sebelah tempat duduk kami mengalami kerasukan. Akhirnya kami pun pindah tempat mengungsi ke kelas lain yang lebih layak untuk dijadikan tempat bermalam. Malam itu sekitar 12 kasus kerasukan terjadi. Di saat seperti ini saya merasa sangat bersyukur karena murid-murid saya tetap sehat dan bisa beristirahat walau sepertinya kurang nyenyak tidurnya, dan saya pun teringat kata-kata yang akrab di telinga saat masih menjadi mahasiswa yaitu “Lapangan tidak bisa ditebak.”
Esok paginya para pembina pendamping berkumpul dan sepakat agar perkemahan diakhiri sore hari itu juga. Karena kesepakatan itu, jadwal lomba pun dipadatkan. Murid-murid harus dibagi-bagi pada setiap lomba. Sinta mendapat bagian lomba sandi, Rahma dan Indri lomba pengetahuan pramuka, Muliana dan Septiana lomba semaphore, Inayah dan Rema lomba morse.
Saat lomba Rahma dan Indri bilang kalau soalnya susah, Muliana dan Septiana awalnya tidak mau ikut semaphore karena mereka mengaku kalau belum hafal, Inayah yang mengikuti lomba morse bahkan sampai menangis karena takut tidak bisa menjawab soal jika disuruh maju ke depan, dan di saat lomba pentas seni diakhir acara, mereka hampir tidak mau berpartisipasi karena tarian yang mereka siapkan sama seperti sekolah dari desa lain.
Saat itu saya mencoba meyakinkan kalau yang terpenting adalah usaha & berpartisipasi dalam lomba karena bukan kemenangan yang jadi tujuan dalam perkemahan ini, tetapi pengalaman & tentunya bersenang-senang.
Saya berjanji ikut meramaikan saat mereka tampil ke depan, dan akhirnya saat giliran mereka tampil, saya pun ikut menari sambil mengajak para juri. Setelah penampilan kita pun bergegas pulang tanpa menunggu pengumuman pemenang karena takut sampai desa terlalu malam.
Syukur, Alhamdulillah esok harinya kami mendapat kabar kalau SDN 005 Long Kali menjadi Juara Umum Ke-2 Regu Putri Tingkat Penggalang SD. Langsung saja,di hari seninnya diumumkan di depan seluruh siswa saat upacara kalau SDN 005 Long Kali meraih juara, dan sepertinya itu berdampak pada siswa lainnya, sehingga saat acara Perkemahan Pramuka Tiga Hari (Pramugari) yang pesertanya berbeda dengan kegiatan Prasasti, SDN 005 Long Kali menjadi juara umum ke-3.
Luar biasa memang murid-murid SDN 005 Long Kali, mereka memiliki banyak potensi, namun masih tersembunyi, dan tugas para pengajarlah untuk menarik potensi mereka agar bisa muncul dan bersinar.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda