info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Mancing pun Belajar

Abdul Rasyid Harman 19 April 2015

“Pak minggu ini jadi mancing idak?” Tanya Rifky dan kawan-kawannya.

“InshAllah ya. Kalu nda hujan, kita jadi mancing.”  

Saya telah berjanji untuk mengajak anak-anak pergi memancing. Namun rencana saya dan anak-anak untuk pergi memancing sering tertunda karena berbagai hal. Salah satunya adalah cuaca yang sering tak bersahabat. Padahal anak-anak sudah tak sabar untuk pergi memancing di Sungai yang ada di sekitar Sekolah.

Dan hari Minggu kemarin, cuaca di Desa tersenyum cerah. Walaupun di awal pagi sang mentari tak menunjukkan sinarnya. Mendung. Namun menjelang pukul 11 siang, sinarnya keluar dari bali awan yang warnanya kelabu.

Saya pun segera bersiap dan berjalan menuju ke arah Sungai yang ada di sekitar Sekolah. Dalam perjalanan beberapa anak yang melihat saya berangkat langsung mengejar saya. Ada yang memanggil-manggil dari kejauhan, meminta saya agar berhenti sejenak.

Saya berjalan perlahan, agar anak-anak bisa mengejar langkah saya.

“Pak, Pak nak kemano?” Tanya Rifky.

“Nak mancing. Payo, ajak budak-budak. Ini cuacanyo lagi bagus.”

“Payo Pak! Aku melo juga ya Pak.” Sahut Rifky sambil bergegas mengambil peralatan pancingnya.

Saya terus melangkah, menuju ke arah Sungai dekat Sekolah. Saya akan menemui Dede, murid saya yang beberapa hari sebelumnya saya minta untuk menyiapkan alat pancing. Maklum ia punya beberapa stik pancing karena ia suka memancing ikan di Sungai yang ada di depan rumahnya. Jadi saya gak punya pancing, minjam aja ke anak-anak.hehehe..

Dede sungguh baik sekali. Ia telah menyiapkan stik pancing yang terbuat dari bambu kecil. Tak hanya pancing, cacing sebagai umpan pun telah disiapkannya. Enak ya jadi Guru.. hahaha.

Kami akhirnya memancing ikan di Sungai yang tak jauh dari Sekolah. Sambil memancing, saya mengajak anak-anak ngobrol. Bertanya berbagai hal. Termasuk kegiatan mereka sehari-hari di Rumah saat akhir pekan begini.

Disela-sela memancing, beberapa anak mulai tak sabar menunggu. Belum ada yang berhasil mendapatkan ikan.

“Memancing itu melatih kesabaran Nak. Kalau idak sabar, susah.” Saya menghibur anak-anak yang mulai tak sabaran.

“Iyo nian Pak. Aman ndak sabaran, nda pacak kito dapat ikan. Kan Pak?” Terang Pino yang suara cemprengnya memecah keheningan di tepi Sungai.

“Betul sekali Pino. Pokoknya kalo mancing itu harus sabar.” Tambah saya sambil mengamati beberapa orang anak yang berjalan menjauh dari saya. Rupanya mereka mencari titik lain yang mereka yakini banyak ikannya.

Beberapa menit kemudian, Dika, berjalan kegirangan sambil bernyanyi ke arah saya dan Pino. Gayanya terlihat sedikit angkuh. Seolah ia ingin mengatakan bahwa ia hebat karena bisa mendaptkan ikan lewat pancingnya. Ketika si Dika mendekat ke arah kami, tanpa saya duga si Pino berkomentar begini :

“Begaya Pak Dika ni. Jangan nak begaya, kagek gak dapat lagi kan Pak?”

Sebelum saya jawab, ia langsung mengarahkan kata-katanya ke Dika,

“Dika kau, aman kau begaya itu kau ndak dapat lagi niaan...”

Si Dika bukannya merespon apa yang dikatakan si Pino, eh dia malah meminta saya untuk mengabadikan ikan hasil tangkapannya dengan kamera yang saya bawa.  

“Pak, Pak..Poto Pak..” Ujarnya polos.. hahaha.

Saya lihat si Pino nampaknya kesel. Hahaha. Ia merasa dicuekin. Tapi, ada satu pelajaran berharga yang saya peroleh dari apa yang dikatakan oleh Pino tadi. Si Pino, terlepas dari nada suaranya yang cempreng dengan intonasi yang cukup tinggi, bermaksud mengingatkan kawannya Dika agar jangan “Begaya”. Begaya bisa diartikan dengan sombong. Kalo begaya nanti gak akan dapat ikan lagi.

Jadi “Jangan begaya, kagek gak dapat ikan lagi” secara sederhana dapat ditafsirkan begini :

“Kalau kita sudah berhasil memperoleh apa yang kita inginkan, jangan sombong. Kalau sombong nanti kita gak akan berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan lagi.”

Super sekali kan? Hehehe. Pelajaran dan nasehat berharga baru saja diajarkan oleh anak kecil. SubhanAllah... saya belajar dari anak-anak tentang hikmah. Bahkan dari kegiatan yang nampaknya sederhana, memancing.

I am so blessed for being around them. Alhamdulillah.... 

 

Salam Mata Pancing dari Bumi Mangsang,

@arasyidharman   

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua