info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Rahmadanti: Siswi yang mampu menaklukan ketidakmungkinan

Abdul Ghofur 31 Oktober 2014

 

    Larinya yang cepat, gesit dan pantang menyerah itulah yang di miliki murid saya kelas lima bernama Rahmadanti. Sampai-sampai teman sebayanya memberi julukan “ Si Kancil dari Araselo” inilah mengapa kami dan guru-guru lain memasukan namanya untuk mengikuti lomba lari 100 meter tingkat SD se-kecamatan Sawang pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2014.

     Sekolah kami SDN 25 Sawang pun akhirnya mengirimkan tujuh siswanya untuk ikut andil dalam perlombaaan peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2014 di kecamatan sawang. Bagi saya yang berasal dari Jawa anak-anak sekolah terutama SD mengikuti perlombaan dalam rangka memperingati sumpah pemuda itu sesuatu yang lumrah dan biasa-biasa aja. Namun ternyata bagi murid-murid kami mengikuti event ini adalah hal yang spesial dan luar biasa.

     Sontak saya pun langsung menanyakan mengapa ikut lomba peringatan sumpah pemuda 28 Oktober itu bagi kalian sesuatu yang spesial dan luar biasa? Pertanyaan ini saya lontarkan ketika saya dan anak-anak sedang menikmati dinginnya udara dan indahnya pemandangan hutan Araselo  menggunakan mobil pick-up menuju kantor kecamatan sebagai lokasi di mana lomba-lomba di adakan.

      Murid saya yang bernama Rahmadanti dan Rival menjawab pertanyaan saya dengan suara yang lumayan lantang di iringi wajah yang polos” pak Ghofur, dengan ikut lomba ini yang melibatkan sekitar 35 SD se-kecamatan Sawang berarti SD kita hadir, dan saya bersama teman-teman yang mewakili SD 25 Sawang  ingin membuktikan bahwa tahun ini kami datang untuk membuat sejarah baru buat kami dan sekolah kita pak.

     Biarrr....Deg..deg..deg..! Saat itu juga aliran darah saya terasa menderas, bulu kuduk seakan merinding dengan sendirinya, dan mata yang awalnya tampak cerah, saat itu juga  menjadi berkaca-kaca yang akhirnya saya berpaling dari wajah mereka, hanya mau mengusap air mata kebahagiaan ini tanpa harus diketahui oleh wajah polos mereka. Jujur saja, apa yang mereka katakan, membuat detak jantung ini berdenyut kencang dan cepat, pikiran saya pun langsung terbang ke seorang anak yang luar biasa dalam film laskar pelangi yang bernama lintang dan ikal. Ya, hari ini membuat saya sangat mencintai mereka akan semangat dan keberaniannya dalam menaklukan ketidakmungkinan itu.

    Saat tiba di lokasi pun, anak-anak saya suruh bersiap untuk mengikuti lomba-lomba yang sudah mereka daftarkan sebelumnya. Karena lokasi lombanya yang tidak satu tempat, maka anak-anak pun terpaksa harus di pencar. Namun saya berpesan bagi siapa yang lombanya sudah selesai duluan, maka segera bergabung dengan yang lain ya, agar tidak hilang. Kompak saja mereka bilang” siap Pak Ghofur”. Ok. Terima kasih anak-anak yang hebat, karena pak Ghofur juga harus menemani kalian, maka pak Ghofur akan menemani Rahmadanti dan Rival terlebih dahulu, selanjutnya ke tempat kalian yang lain.” Muephom (paham) anak-anak. Kaa..jawab mereka.

    Setelah semua lomba sudah di mulai, saya pun sudah keliling dan melihat hasilnya, dari ketujuh murid saya yang ikut lomba, ternyata yang berhasil menempus final hanyalah Rahmadanti yaitu lomba lari 100 meter. Asa harapan apa yang mereka yakini untuk membuat sejarah pun masih ada, harapan itu ada di tangan Rahmadanti, sebelum final Rahmadanti di mulai, kami semua berkumpul sejenak untuk memberikan energi positif berupa doa untuk Rahmadanti.

    Tak lama berselang, lomba final lari 100 meter pun di mulai, hanya tiga siswa yang berhasil masuk final, pertama Rahmadanti SDN 25 sawang, Nur janah SDN 05 Sawang dan Siti Nurlaela SN 01 Sawang. Ketiganya pun sudah masuk ke lapangan dan berbaris untuk mengikuti instruksi juri lapangan yang membawa semprit. Aba-aba lari pun di paparkan oleh sang wasit, bunyi semprit pertama, tanya kalian harus siap, bunyi kedua, kalian harus siap siaga dan bunyi ketiga kalian lari, apakah adik-adik paham terang wasit, ketiga siswi pun mengangguk tanda mereka paham. Mari kita mulai seru wasit. Siap, bersedia dan pritttt..larii.

      Sementara saya menunggu Rahmandanti di garis finis sebagai jaga-jaga kalau terjadi apa-apa seperti jatuh atau pingsan. Dan lari pun sudah di mulai, saya dari kejauhan mencoba teriak memberikan semangat ayooo...Rahma kamu bisa..dan apa yang saya liat ternyata Rahma memang kancil dari Araselo, larinya murid ku ini begitu kencangnya sehingga meninggalkan dan tidak bisa di kejar oleh lawan-lawannya.

    Ayo Rahma sedikit lagi..saya berusaha meneriakan kembali..dan akhirnya si kancil yang cantik ini berhasil finis di urutan pertama, saya dan murid-murid yang lain spontan mengatakan horeeeeee..horeeeee...Rahmadanti kamu juara. Rahma langsung sujud syukur dan memeluk teman-teman ceweknya. Rahma dengan suara terengah-engah berbicara kepada teman dan saya sendiri, teman-teman kita berhasil menaklukan ketidakmungkinan itu, untuk membuat sejarah untuk kita dan sekolah kita......

     Hari sumpah pemuda ini benar-benar bersejarah buat saya, murid-murid dan sekolah kami. Ya, lombanya memang bukan tingkat nasional, bukan pula tingkat kabupaten, namun hanya tingkat kecamatan, tetapi bagi anak-anak didik kami perasaan menjadi seorang juara dan dapat piala itu bangga dan cerianya jauh melebihi lomba manapun, Ya, Rahmadanti si kancil Araselo berhasil membuat sejarah untuk dirinya karena menjadi murid pertama yang berhasil sebagai juara dan membawa piala satu-satunya untuk sekolah ini sejak sekolah ini berdiri tahun 2005. Juara dan piala ini bagi kami laksana embun penyejuk di tengah kehausan atau oase bagi puasa gelar yang begitu lama di tunggu.

    Anak-anak Indonesia di manapun kalian berada, kalian boleh lahir di pelosok, desa terpencil, pesisir, di tengah pulau, ataupun di hutan, orang tua kalian boleh, petani, pedagang, nelayan, buruh ataupun pekerja srabutan, tapi ingat mimpi dan cita-cita kalian haruslah tinggi, setinggi bintang di angkasa. Dengan berani bermimpi maka sejatinya kalian adalah pemenang kehidupan.

Salam hangat dari Tanah Rencong.

Abdul Ghofur PM VII  Sawang, Aceh Utara  

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua