keajaiban itu Datang dan Nyata Adanya
Abdul Ghofur 31 Oktober 2014Selepas sekolah, di mana di desa kami matahari terlihat begitu terangnya sehingga suhu pun terasa menyengat di kulit, saya dan anak-anak pun langsung bergegas untuk segera pulang menuju rumahnya masing-masing, setiap pulang saya selalu di temani anak-anak saya yang hebat dan kuat, karena mereka besar di didik oleh alam yang begitu bersahabat dengan mereka, oleh karenanya anak-anak saya ini kami beri nama “ Laskar Alam Araselo”.
Namun entah mengapa di tengah-tengah perjalanan kami pulang, dering HP saya berbunyi yang ada didalam tas, murid saya pun yang bernama Hamal, berkata: Pak Ghofur, HP nya di dalam tas berbunyi. Saya pun kemudian berhenti dan mengambil HP yang ada di dalam tas saya. Ketika Hp saya angkat, terdengar suara bapak-bapak mengucapkan..
Assalamu’alaikum.....
Wa’alaikum salam..jawab saya..
Orang tersebut bertanya” apakah ini benar saudara Ghofur guru di SDN 25 Sawang..?
Saya jawab iya..ada apa bapak..ini siapa ya.?..apa yang bisa saya bantu..ucap saya
Bapak itu pun memperkenalkan dirinya, nama saya Rahmatullah, saya dari Rahmania Foundation, yayasan yang memberi bantuan untuk anak-anak yatim dan anak-anak miskin. Begini pak Ghofur, ternyata beberapa anak didik pak Ghofur akan menerima beasiswa berupa uang 300.000 untuk nama-nama anak yang kami sebutkan: M. Rizal, M. Nizam, Murdani, dan Nur Akmal..
Namun penjelasan bapak di atas tidak lantas membuat saya puas, saya pun melontarkan pertanyaan kembali: kenapa tiba-tiba sebagian anak-anak didik saya dapet beasiswa, kapan seleksinya dan dari mana bapak tahu bahwa itu anak didik saya.?
Setelah itu di dalam percakapan lewat HP itu pun, saya di beri penjelasan yang cukup panjang, yang pada intinya, mereka sebenarnya sudah di seleksi sebelum pak Ghofur datang, waktu itu masih pak Ari Hendra Lukmana, namun karena prosesnya sedikit telat, maka baru di umumin sekarang, dan saya mendapat kabar dari pak Ari bahwa dia sudah di gantikan oleh pak Ghofur sebagai PM 7. Karena itu saya minta tolong kepada pak Ghofur untuk mengumpulkan anak-anak didik bapak yang sudah saya sebutkan tadi, nanti sore jam lima di masjid sawang...
Ohh..begitu rupanaya. tanpa berfikir panjang saya pun mengiyakan dan siap untuk mengelilingi desa untuk menjemput anak-anak saya yang luar biasa.
Sore itu juga saya mencari anak-anak didik saya, namun ternyata hanya dua yang berhasil saya temukan, dua yang lain ternyata sudah lulus SD dan sekarang masuk dayah. Karena sore itu harus langsung ketemu sama orang yang akan memberi beasiswa, saya pun akhirnya hanya mengajak dua murid saya yang masih duduk di bangku kelas 6 dan 4 yaitu: Rizal dan adik saya Nizam.
Setelah dua anak ini ketemu, kami pun langsung meluncur ke masjid sawang untuk ketemuan dengan pemberi beasiswa. Hari yang sudah mulai gelap dengan kondisi jalan yang licin dan terjal, kami tetap memacu kereta kami, di tengah perjalanan, rasa kawatir dan cemas tiba-tiba menghantui perasaan saya, bagaimana tidak saya sudah membawa kedua anak ini turun, nanti tiba-tiba saya di bohongi alias tidak ada beasiswa untuk kedua anak saya ini atau di tinggalkan karena terlambat datangnya...sontak saya bilang ya Allah, kenapa saya cemas dan takut seperti ini, saya pun berusaha yakin kembali bahwa orang yang menelepon saya untuk memberikan beasiswa kepada kedua anak saya ini benar adanya.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, tibalah kami bertiga di masjid sawang, saya pun panik kembali kerena sore hari di masjid sawang itu sepi kendaraan, yang ada orang-orang tua yang sedang membaca Al’quran, keadaan seperti itu membuat saya langsung mengambil HP saya di dalam saku untuk menelepon pak Rahmat. Ketika saya telepon dan bilang posisi pak Rahmat sekarang di mana, apakah sudah sampai di masjid sawang atau belum?, karena kami sudah sampai ucap saya. Pak Rahmat langsung menyambut pertanyaan saya dengan bilang, saya masih di jalan pak, 10 menit lagi saya sampai masjid sawang pak...ok pak”. saya bales singkat.
Sepuluh menit sudah berlalu, datang sebuah mobil kijang inova warna putih ke masjid sawang, saya pun berkeyakinan bahwa inilah orang yang akan memberi beasiswa, maklum karena saya sendiri tidak tahu orang yang akan memberi beasiswa tersebut. Pintu mobil pun terbuka, kemudian keluarlah orang-orang yang ada di dalam mobil dengan mengenakan baju putih yang berjumlah lumayan banyak sekitar delapan orang. Saya apun tanpa basa-basi langsung menghampiri orang tua yang sudah keluar dari mobil putih tersebut.
Saya pun langsung melontarkan pertanyaan apakah ini benar pak Rahmat dari Rahmania Foundation, saya Ghofur guru SDN 25 sawang pak..?
Pak Rahmat, Ohh..iya pak Ghofur, saya pak Rakmat yang menelepon pak Ghofur siang tadi..ayoo mari kita masuk ke halaman masjid agar lebih santai..jawab pak Rakmat.
Tak berselang lama kami semua yang datang di halaman masjid Sawang langsung membuat lingkaran seperti yang ada dalam foto di atas..
Acara pun langsung di buka oleh pak geujik sawang yang sore itu juga di undang, setelah sekitar 10 menit ada sambutan dari pak geujik dan pak Rahmat selaku ketua yayasan Rahmania Foundation, acara penyerahan beasiswa pun di mulai, pak Rahmat selaku ketua Yayasan tersebut membacakan nama-nama anak Araselo yang mendapatkan beasiswa, nama yang di panggil adalah, Moh. Rizal, Khairul Nizam, dan Nur Akmal. Namun sebelum penyerahan beasiswa ini, pak Rahmat berpesan, uang ini tidak seberapa besar, namun demikian semoga uang ini bermanfaat untuk penunjang belajar dan prestasi adik-adik sekalian..
Ya. Tiga murid saya ini memang baru pertama merasakan mendapatkan uang dari yang namanya beasiswa, keajaiban itu datang secara tiba-tiba, tak terduga namun nyata adanya. fakta dan kenyataan ini kemudian saya pesankan kepada murid-murid saya, bahwa mendapatkan beasiswa itu bukan untuk siswa pintar atau kurang mampu saja, tapi beasiswa itu diperuntukan bagi anak-anak yang punya nyali atau keberanian dan mimpi yang tinggi untuk masa depannya.
Mendengar pernyataan saya, ketiga anak yang mendapat beasiswa langsung tertegun dan mengatakan,’’ kami akan semangat belajar dan sekolah terus pak Ghofur..’’Ucapan yang begitu tulus dari mulutnya itupun saya sambut dengan kata aminnnn...
Saya pun berpesan kepada semua yang membaca tulisan ini, kususnya pemerintah Aceh Utara dan lembaga yang menyalurkan beasiswa untuk anak-anak SD, temuilah anak-anak ini, lihatlah keadaan sekolahnya, anak-anak ini hidup memang di pelosok, sekolah mereka memang jauh dari fasilitas, namun harapan mereka untuk terus sekolah harus kita jaga agar tumbuh generasi yang lebih baik karena kebanyakan orang tua mereka tidak sekolah.
Salam, Abdul Ghofur, Pengajar Muda Aceh Utara.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda