Yang Baru di Lima Tahun Kedua
17 Maret 2015Kata baru muncul bukan sekadar dari penggabungan kata bosan atau unsur ubah, seperti yang kebanyakan orang maknai. Bulan Maret ini, Galuh, sebutan untuk kantor Indonesia Mengajar mendefinisikan kata baru dengan rumusan yang unik.
Selama dua hari, tim Indonesia Mengajar mengikuti workshop yang difasilitasi oleh Ibu Rahmi Yunita. Workshop yang berlangsung pada 10-11 Maret 2015 ini merupakan lanjutan dari Rapat Kerja pada awal tahun. Rangkaian evaluasi ini menjadi upaya strategis Indonesia Mengajar untuk mempertajam arah gerakannya di fase kedua. Fase ini terhitung sejak berakhirnya kehadiran Pengajar Muda di 13 kabupaten yang sudah didampingi selama lima tahun.
Fokus pembahasan di hari pertama adalah menarik pembelajaran yang dikumpulkan dari laporan cerita perubahan, analisa perkembangan daerah, kerja sama dengan mitra, geliat para relawan, dan data jangkauan. Efektivitas Pengelolaan Pengajar Muda dan Daerah (PPMD), pengelolaan Sekolah Kepemimpinan Pengajar Muda, skema kemitraan, dan pembaharuan internal menjadi hal spesifik yang dibahas dalam workshop.
Melalui workshop ini, banyak keunikan dan best practice yang dapat diambil selama perjalanan empat tahun perjalanan gerakan Indonesia Mengajar. Contohnya, keunikan sekolah kepemimpinan Pengajar Muda adalah luasnya ruang gerak untuk melakukan pendekatan terhadap mitra langsung dan membuat strategi yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Kesempatan ini menjadi wahana pembentukan karakter pemimpin yang melahirkan ide baru tanpa melupakan kebijakan akar rumput.
Indonesia Mengajar #terusbekerja mengejar dampak keberlanjutan pendidikan. Inilah misi yang terus dicari wujud strategisnya agar pelaksanaannya tepat sasaran. Penajaman strategi pengelolaan Pengajar Muda fase kedua, pengelolaan internal Indonesia Mengajar dan pendanaan yang efektif menjadi bahasan serius di workshop hari kedua. Strategi baru ini kemudian akan diturunkan menjadi langkah kerja dan pembaharuan manajemen.
Keberlanjutan itu ada, perubahan itu nyata. Inisiatif untuk merumuskan hal-hal baru ini bukan sekedar ingin mengubah tampilan. Selama empat tahun terakhir, Indonesia Mengajar belajar dari cerita perubahan yang dicatat 546 Pengajar Muda di 151 desa, inisiatif gerakan oleh sekitar 15.000 relawan, 18 mitra pendukung, dan dampak yang dilipatgandakan oleh para mitra langsung. Jangkauan ini menjadi garis penghubung antara dorongan dan cita-cita.
Cita-cita untuk melihat setiap orang mengambil bagian untuk #kerjabakti di ranah pendidikan Indonesia, semakin didorong oleh ribuan tangan yang siap bekerja keras dan mengabaikan keterbatasan. Semangat ini terlihat jelas, banyak pekerjaan rumah yang ingin segera dikembangkan. Ide-ide terus bergulir, inisiatif terus bertumbuh, bahkan terus menular.
Yang baru dari Indonesia Mengajar lahir dari dorongan banyak pihak yang percaya pada kesamaan harapan. Yang baru hadir: menajamkan langkah, meluaskan jangkauan, dan melibatkan lebih banyak pihak. Yang baru ada bukan karena hari yang telah berganti tapi cerita apa yang dicatat hari itu. Seperti pagi saat proklamasi kemerdekaan republik ini dibacakan.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda