The Story of I - Indonesia Mengajar
22 Januari 2012“Three concept of education are emphasizing knowledge, growing maturity and developing good manners. “
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Ia tak hanya memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadikan seseorang menjadi manusia yang lebih bijak/ dewasa dalam pemikiran dan tingkah laku. Konsep tersebut menjadi salah satu "ruh" motivasi saya dalam bergerak di bidang pendidikan, yang kemudian saya sebut sebagai idealisme. Hal ini pulalah yang menjadi alasan saya bergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar sejak awal tahun 2011.
Indonesia Mengajar merupakan sebuah ikhtiar untuk memenuhi cita-cita negeri ini, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun misinya adalah dengan membantu kekosongan tenaga pengajar berkualitas di daerah pelosok dengan mengirim sarjana terbaik, serta sebagai sarana bagi mereka, para pemuda pemimpin masa depan, untuk belajar dan melihat langsung lapisan terbawah agar memiliki pemahaman akar rumput. Selain itu, semangat yang dibawa oleh Indonesia Mengajar adalah menularkan optimisme, menebar inspirasi, menggandakan ketulusan serta menjadikan para Pengajar Muda sebagai jendela kemajuan di tingkat akar rumput.
Sebelum menjadi bagian dari Indonesia Mengajar, keterlibatan saya secara aktif di dunia pendidikan sudah dimulai saat SMA. Kemudian berlanjut selama berkuliah di Yogyakarta. Berkunjung secara rutin ke salah satu daerah pelosok pegunungan kapur di Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta sebagai relawan pengajar, memberikan saya pengalaman yang luar biasa besar tentang wajah pendidikan di negeri ini, terutama di sudut Indonesia. Melihat berbagai tantangan di sana, saya menjadi banyak bersyukur dengan apa yang saya dapat selama ini. Kesulitan yang saya hadapi, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan anak-anak yang hidup di sana. Oleh karenanya, sudah semestinya saya bersyukur. Dan rasa syukur itu saya wujudkan dengan turut berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki kepada mereka.
Per 3 Januari 2012 lalu, genap setahun saya bergabung di Indonesia Mengajar. Dalam gerakan ini, saya mendapatkan amanah sebagai salah satu “pejuang” di garis depan Indonesia Mengajar, yaitu menjadi Community Engagement Officer (atau dalam istilah lain dikenal sebagai External/ Public Relations Officer). Saya dan tim mendapat amanah untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan visi, misi serta semangat dari gerakan Indonesia Mengajar kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif serta peduli terhadap pendidikan di negeri ini.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan untuk saya dalam menjalankan amanah “penularan semangat” gerakan ini yaitu menjadi editor buku kumpulan tulisan para Pengajar Muda yang berjudul, “Indonesia Mengajar: Kisah para Pengajar Muda di Pelosok Negeri”. Buku ini dimaksudkan agar visi, misi, nilai dan semangat serta inspirasi dari para Pengajar Muda, dapat “ditularkan” sehingga semakin banyak pihak yang tergerak untuk berkontribusi bagi pendidikan Indonesia. Karena “mendidik adalah tugas orang terdidik” [Anies Baswedan, 2010], maka sudah semestinya pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama, bukan hanya pemerintah.
“Rather than curse the darkness, let’s light the candle”. Daripada kita (hanya) mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan cahaya, berbuat sesuatu yang nyata. Dengan segenap semangat dan kemampuan yang kita miliki (apapun itu bentuknya), mari kita berkontribusi untuk negeri.
Semoga, dengan adanya usaha peningkatan kualitas pendidikan di negeri ini, cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (yang lebih berwawasan, bijak, dewasa serta bermartabat) dapat tercapai. Aamiin.
***
PS: Ini ceritaku, mana ceritamu :D?
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda