info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Siswa Fakfak; Meski Minim Listrik, Optimis sampai Final

30 April 2012

Fakfak, 28 April 2012 - Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Bidasari Paus Paus (10 thn), akan berhasil memasuki babak semifinal Olimpiade Sains Kuark (OSK). Sewaktu mendengar pengumumannya di radio, siswi kelas 5 SDN Arguni tersebut langsung memeluk ibunya. Bidasari adalah satu dari 26 orang peserta yang terpilih untuk mengikuti babak semifinal OSK 2012 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (28/4) di SD Negeri 01 Fakfak – Papua Barat. Mereka berhasil menyisihkan 80 orang peserta lain yang mengikuti babak penyisihan pada Februari 2012 lalu.

Ketegangan tampak di wajah para siswa berseragam putih-merah itu, meski panitia dari Pengajar Muda Indonesia Mengajar berulang kali mencoba mencairkan suasana dengan berbagai permainan dan nyanyian.

“Tidak perlu tegang. Yakinlah, bahwa apa yang kalian lakukan hari ini adalah hasil dari usaha keras kalian selama ini,” ujar Moy Patiran, pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak yang turut hadir.

Bel berbunyi tepat pukul 10.00 WIT. Tanda bahwa Babak Seminfinal OSK 2012 dimulai. Para peserta harus berjuang mengerjakan 50 soal yang harus mereka selesaikan dalam waktu 120 menit. Ekspresi bingung dan serius nampak jelas di wajah peserta. Keringat mulai bercucuran, beberapa anak menopang dagu sambil terus membaca soal. Tampak sesekali mereka menggaruk-garuk kepala dengan pensil 2B di tangan.

“Soal-soalnya lebih susah daripada babak penyisihan kemarin”, ujar Siti Masruroh (11 thn), peserta dari Distrik Bomberay sesaat usai perlombaan. Ucapannya diamini oleh peserta yang lain.

Walau demikian, mereka tetap bersemangat mengerjakan soal-soal, terutama yang menurut mereka mudah untuk dikerjakan. “Yang paling gampang nomor 35. Soal pertukaran gas di dalam paru-paru,” jawab Grace Irianti peserta OSK Level 3 dari SDN 01 Fakfak.

Ini merupakan pengalaman pertama bagi Kabupaten Fakfak menyelenggarakan OSK. Hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Fakfak menjadi salah satu dari dua kabupaten di Papua Barat yang siswanya berhasil lolos ke babak Semifinal. Terlebih, dari 26 semifinalis ini, 13 orang diantaranya berasal dari daerah perkampungan yang tidak bersinyal dan mengalami krisis listrik.

Risnawati Laeng dan Hermanto, peserta dari SDN Karas, Distrik Karas mengaku mereka melakukan persiapan OSK dalam kondisi minim. “Di kampung kami tidak ada listrik, jadi setiap malam belajarnya ditemani pelita,” paparnya polos yang diikuti tepuk tangan semua peserta yang hadir. 

Antusiasme murid-murid Fakfak mengurai senyum delapan orang Pengajar Muda dari Gerakan Indonesia Mengajar yang menjadi panitia penyelenggara OSK ini. Adanya kegiatan ini memberi kesempatan kepara murid, terutama yang berasal dari kampung untuk mengikuti kompetisi.

“Anak Fakfak punya kemampuan lebih dari apa yang selama ini kita pikirkan. Meski berasal dari keluarga sederhana dengan akses pendidikan yang terbilang sulit, ternyata masih ada nyala semangat di hati mereka,” tandas Wulan, Pengajar Muda Kabupaten Fakfak yang menjadi ketua panitia penyelenggara OSK di Kabupaten ini.

Tinggal selangkah lagi perjuangan anak-anak Fakfak menuju babak Final OSK di Jakarta bulan Juni mendatang. Untaian harap dan doa dari para guru serta orang tua menggema di ruangan. Nada optimis untuk bisa sampai di babak Final dengan tegas mereka teriakkan di akhir acara. 

“Kami yakin bisa bersaing dengan teman-teman dari Jawa sana,” ujar Suciyanti Putri (10 thn), peserta dari SD Inpres Kokas, mantap. (MJ)

*) Ditulis oleh Maria Jeanindya, Pengajar Muda Kab. Fakfak


Kabar Lainnya

Lihat Semua