info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Menoreh Sejarah; Semifinal OSK 2012 – Kabupaten Bengkalis

30 April 2012

Sabtu, 28 April 2012 - Jumat pagi (27/4) di dusun Hutan Samak, Rupat Utara, sebuah pompong membawa delapan siswa bersama dua guru dan para orang tua mereka menuju desa seberang, Titi Akar. Puluhan kawan, kerabat dan guru melambaikan tangan dari tepi dermaga yang perlahan tampak semakin mengecil. Riak kebanggaan mengalir dari lambaian itu, juga restu yang kerlap.

Di Titi Akar, akhirnya pompong merapat. Anak-anak dengan baju kurung berwarna hijau berjubel di tepi dermaga kayu. Tak hanya mereka, hadir juga orang tua, masyarakat, para guru, Kepala Desa hingga aparat dari TNI AL yang tengah menanti sebuah ‘sejarah’ baru tercipta di Rupat pagi itu.

Setengah jam kemudian, gendang bertalu. Seorang penari memakai topeng bulu merak yang gagah bertajuk Reog Ponorogo menghentak tengah kerumunan. Suasana menjadi begitu gegap, semua bangga, pada  sesuatu yang barangkali belum pernah mereka tempuhi. Kemudian anak-anak berbaju pramuka itu bersalaman, berpamitan pada orang tua, guru dan kerabat mereka. Dituntun tiga perwira pelaut, mereka menuju pompong lain. Detik berlalu, pompong itu melaju. Senyum mengembang dari bibir mungil mereka, sebuah rasa yang mungkin baru kali ini mereka alami. Jumat pagi itu, mereka melebur dalam euforia yang tak biasa, riang yang membuncah. Di depan sana, di tengah Selat Malaka, sebuah Kapal besar menanti mereka tiba.

“Macam di buku, Pak, macam di buku Bu..,” celoteh spontan para siswa ketika KRI Kujang melarung gagah persis di depan mereka. Di Selat Morong, Rupat Selatan, ratusan pengantar melepas anak-anak Rupat menuju Kota Bengkalis. Kebanggaan mereka mengharubiru di tengah kumandang Indonesia Raya, berpadu dalam taburan upacara adat tepung tawar, diiringi gebuk kompang nan meriah. Bocah-bocah sumringah menuju sebuah pompong yang siap melansir mereka menuju KRI Kal Tedung. Dua KRI membawa anak-anak Rupat ke kota Bengkalis. Di salah satu kabupaten terluar Indonesia ini, “sejarah” baru tercipta pagi ini.

Inilah kali pertama bagi sebagian besar dari 53 anak-anak Rupat itu keluar pulau, menembus batas yang tak pernah mereka alami sejak generasi orang tua mereka. Mereka adalah 53 dari 200 anak-anak Rupat yang lolos seleksi menuju semifinal, yang ikut bertanding dalam penyisihan Olimpiade Sains Kuark 2012 pada Februari lalu. Sebelumnya, kegiatan kompetisi seperti Olimpiade Sains Kuark belum akrab bagi anak-anak SD di Pulau Rupat. Bagi sebagian besar dari mereka, Kota Bengkalis apalagi Jakarta adalah pengalaman yang tak terjangkau.

“Dari kecil sampai sekarang, baru kali ini ada anak kami bisa keluar pulau untuk ikut berlomba,” ujar Ibu Bayang Susilawati, orang tua dari Meri Yani, salah satu peserta Babak Semifinal OSK 2012. Pada 18 Februari 2012 lalu, dengan koordinasi 10 Pengajar Muda dari Gerakan Indonesia Mengajar, sebanyak 597 anak dari 34 SD se-Kabupaten Bengkalis mengikuti babak penyisihan Olimpiade Sains Kuark. Dari jumlah itu, 147 diantaranya lulus seleksi dan menjadi semifinalis Olimpiade Sains Kuark 2012.

Anak-anak ini berasal dari banyak SD di pelosok Bengkalis, dan 53 anak diantaranya berasal dari SD-SD di Pulau Rupat seperti Hutan Samak, Titi Akar, Pangkalan Nyirih, Pancur, Kadur, dan Sungai Cingam, serta 94 anak dari SD-SD di Pulau Bengkalis seperti Ketam Putih, Bantan Air, Bantan Tengah, Selat Baru, hingga ujung Pulau Bengkalis, Sekodi.

Dan pada Sabtu, 28 April 2012 lalu, 147 siswa bertemu di Kota Bengkalis. Mereka berlomba secara serentak, bersama-sama dengan ribuan anak lainnya di hampir seluruh wilayah Indonesia. Mereka akan berjuang, tak hanya untuk mereka sendiri, tetapi juga untuk orang tua, guru, tanah kelahirannya. Tentu akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri apabila mereka lulus dan berhak mengikuti babak final yang akan dilaksanakan di Jakarta, Juni mendatang.

***

Pelaksanaan kegiatan seleksi semifinal OSK ini mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pelaksanaan babak Semifinal OSK di Bengkalis, dapat  berlangsung atas kerja sama dari berbagai pihak, antara lain; Pengajar Muda Indonesia Mengajar sebagai fasilitator bersama Dinas Pendidikan Bengkalis, UPTD, sekolah peserta, serta TNI AL sebagai pendukung moda transportasi berupa KRI, dan Politeknik Negeri Bengkalis.

Politeknik Negeri Bengkalis mendukung kegiatan OSK ini dengan menyediakan tempat pelaksanaan Olimpiade serta mengikutsertakan para mahasiswanya sebagai panitia acara. Tak hanya itu, Politeknik Negeri Bengkalis bahkan berpartisipasi besar dengan memberikan kesempatan anak-anak peserta OSK untuk “mengalami” langsung aplikasi pendidikan tinggi. Setelah mengerjakan soal-soal selama satu setengah jam, anak-anak melihat secara langsung demontrasi Robot dari TIM Kontes Robot Cerdas Indonesia yang ditampilkan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis. Anak-anak juga disuguhkan animasi karya mahasiswa serta melakukan study tour keliling kampus. Selama touring, mereka melihat langsung aktivitas di sejumlah laboratorium Politeknik Negeri Bengkalis.

Acara OSK yang diperkaya dengan aplikasi pendidikan tinggi diharapkan dapat menumbuhkan keinginan anak-anak daerah untuk melanjutkan sekolah hingga ke perguruan tinggi, dan memberikan mereka pengalaman untuk bercita-cita besar.

Herman Sani, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, menyampaikan dukungannya kepada para siswa peserta OSK. “Anak-anak peserta semifinal Olimpiade Sains Kuark 2012 ini akan mendapatkan bantuan belajar. Jika berhasil lolos ke babak final, anggota keluarganya akan ikut ke Jakarta untuk mendampingi. Kami mendukung penuh agar anak-anak Bengkalis berani berkompetisi dan dapat berprestasi tinggi melalui ajang ini”, jelasnya.

Tahun 2011 lalu, seorang siswa Rupat berhasil melaju hingga babak final di Jakarta. Sabariah, siswa SDN 28 Pangkalan Nyirih, menjadi bukti bahwa anak-anak di pulau-pulau terluar pun dapat berdiri sejajar dengan saudara-saudaranya di kota-kota besar. Ajang OSK bukan hanya menumbuhkan kecintaan anak terhadap dunia sains, tetapi juga menjadi sebuah pengalaman istimewa bagi anak-anak Indonesia bahwa mereka bisa berprestasi.

Kita tak pernah tahu dan tak dapat mengira bagaimana masa depan. Namun, sejak “sejarah” ini tercipta, barangkali suatu saat nanti akan ada Amat, penerus Yohanes Surya dari Rupat, atau Ngah, saintis wanita pertama Indonesia dari ujung Pulau Bengkalis, yang berhasil meraih Nobel Bidang Sains.  Mereka bisa jadi adalah anak-anak Rupat yang berlomba dalam Olimpiade Sains Kuark hari ini. (WMB)

*) Ditulis oleh Wilibrodus Marianus Bata, Pengajar Muda Kab. Bengkalis


Kabar Lainnya

Lihat Semua