Semangat Itu Menular
24 Juli 2013Ayu, begitulah Rahayu Permatasari akrab dipanggil. Pertama kali menginjakkan kaki di Sulawesi hari Senin, 28 Mei 2013 lalu. Selama satu minggu, Ayu mengunjungi Kabupaten Banggai untuk berbagi inspirasi dengan anak-anak di daerah. Ia rela cuti dan meninggalkan sejenak rutinitas profesinya untuk mengajar dan berbagi pengalaman di sekolah-sekolah penempatan Pengajar Muda (PM).
Ayu menghabiskan tahun kuliah S1nya di Industrial Distribution, Texas A&M, Amerika Serikat. Setelah lulus, ia bekerja di Powell Industries, Houston, Amerika Serikat selama 4 tahun. Selanjutnya ia menamatkan kuliah pascasarjana dengan jurusan Bisnis Internasional di University of Birmingham tahun 2011. Sekarang ia bekerja sebagai Project Manager di perusahaan Cameron di Inggris.
“Saya menginjak usia 30 tahun bulan ini, saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda dan bermakna untuk merayakan ulang tahun saya”, papar Ayu bersemangat. Kedatangannya di sekolah membawa semangat bagi anak-anak. Mereka mendengarkan dengan seksama berbagai cerita yang dibawakan Ayu dari hasil pengalamannya di luar negeri.
Ayu menceritakan tentang arti sebuah perjuangan. Ia menggambarkan perjuangan itu seperti ketika melakukan perjalanan mendaki bukit tinggi di Pulau Tembang. Ia harus melewati jalan terjal yang menguras energi. Kadang ia perlu berhenti untuk beristirahat dan sekedar melepas lelah di tengah pendakian, tetapi ia tidak menyerah. Begitu sampai di atas bukit, ia terkesan dengan pesona alam yang tampak dari atas bukit, pemandangan pantai dan laut yang terhampar. Bahwa perjuangan itu tidak mudah, tetapi pasti akan ada hasil yang bisa dinikmati dan disyukuri setelahnya.
“Dulu ibu juga tidak bisa bahasa Inggris, tetapi karena rajin belajar, akhirnya bisa berbahasa Inggris dan bekerja di Inggris,” katanya memberikan motivasi kepada anak-anak untuk semangat belajar dan optimis terhadap setiap usaha yang dilakukan. Seiring berjalannya kegiatan, ia tidak hanya berbagi inspirasi kepada anak-anak, tetapi juga kepada guru-guru di sekolah yang dikunjunginya. “Inti dari kesuksesan itu adalah disiplin, dan disiplin itu harus dimulai dari guru sebagai contoh kepada anak-anak,” ujar Ayu yang biasa bekerja dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia ini.
Ayu mengaku bahagia bisa merasakan pengalaman satu minggu yang sangat berkesan. Banyak pengalaman yang ia dapatkan selama berkunjung. Termasuk ketika ia harus melewati jalan berbatu dan licin dari Bakung menuju desa Ondo-ondolu dan Trans Batui 5. Ayu yang selama hidupnya sangat jarang naik sepeda motor, ia merasa ditantang untuk mencoba medan yang cukup ekstrem. “Ketika turun dari atas, dan diceritakan pernah jatuh berkali-kali, saya sempat merasa khawatir dan pegangan terus.” Namun setiap tantangan yang ia hadapi terbayar dengan semangat dan keceriaan anak-anak di desa. Sementara di Solan, Ayu mendapatkan kesempatan merasakan kembali suasana yang telah sekian tahun tidak ia rasakan, upacara bendera.
Ayu adalah salah satu contoh kalangan profesional yang merelakan waktunya untuk berbagi inspirasi bersama orang lain. Anak-anak pun senang dengan keha-diran Ayu. Di SDN 2 Sinorang misalnya, anak-anak sangat senang mendapatkan cerita tentang Inggris secara langsung dari pengalaman-pengalaman nyata, yang selama ini hanya mereka dengar dari guru atau buku.
Sebagai persembahan, mereka menampilkan tarian kreasi dan menuliskan pesan selamat ulang tahun untuk Ayu. Bahkan anak-anak SDN Pulau Tembang membuat sebuah lagu penyambutan untuk kedatangan Ayu di desa. Anak-anak menjadi termotivasi untuk bisa seperti Ayu, bisa kuliah di luar negeri dan belajar untuk tidak menyerah dengan keadaan.
*ditulis oleh Marliyanti dan Auliya Funi, Pengajar Muda Kabupaten Banggai.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda