Mengenang Aditya Prasetya, Ia yang Berpulang saat Berjuang
5 November 2013Kabar kehilangan itu datang tiba-tiba.
Sesahut suara di ujung telepon dari Saumlaki, ibu kota Maluku Tenggara Barat (MTB), memberitakan kepulangan rekan kami Aditya Prasetya ke sisi Sang Khalik, di subuh yang tenang itu.
Sejak berangkat bertugas hingga sebelum berpulang, Aditya terlihat selalu bersemangat dalam bertugas dan dalam keadaan sehat walafiat. Ia meninggal dalam keadaan damai ketika sedang tertidur saat sedang menginap di rumah dinas Bupati MTB. Ia bersama teman-teman sekabupatennya sedang menyiapkan pelatihan guru di ibu kota MTB, Saumlaki dan karenanya kami bersaksi bahwa ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah dan syahid.
Hari Senin tanggal 4 November 2013 pukul 21:00 WIT ia pamit tidur lebih dulu kepada teman-temannya. Keesokan harinya, sekitar pukul 04:30 WIT PM Didit Priyanto yang tidur di kamar yang sama hendak membangunkan Aditya. Didit menemukan badan Aditya dalam posisi tegang. Didit memberitahukan hal ini kepada penghuni rumah yang lain. Bupati MTB pun segera memanggil asistennya, dokter Edwin Tomasoa untuk memberikan tindakan medis. Dokter kemudian menyatakan Aditya sudah meninggal dunia.
Keluarga Bapak Nasrum dan Ibu Sri Rochani Suprihati kehilangan sosok anak kesayangan mereka, sang sulung yang jadi teladan kedua adiknya. Sejak kecil Aditya selalu berprestasi di sekolah dan mendapatkan beasiswa. Setamat SMA, almarhum sempat bekerja selama setahun dan kuliah pun menggunakan biaya sendiri. Sedangkan bagi Ibu Sri sendiri, dia sangat ingat kegemaran Aditya di bidang olahraga seperti sepakbola, basket dan karate. Walau demikian, pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas dengan kepergian Aditya dan berharap silaturahim dapat terus tersambung walaupun almarhum telah tiada.
Ada banyak jejak kebaikan yang ditorehkan lulusan Pendidikan Fisika Universitas Lampung ini. Ia menghibahkan lima bulan terakhir hidupnya untuk menjadi Pengajar Muda angkatan VI di SDK Wunlah, Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Di pengujung usianya pun, Sang Orator, demikian dia biasa disapa teman-temannya, masih terus bekerja bersama pemangku kepentingan di MTB untuk pendidikan yang lebih baik di sana.
Maria Jeanindya, fasilitator pendamping Aditya saat pelatihan intensif paling ingat bahwa Aditya pernah berucap, "Semoga saya mendapatkan apa yang saya cari di mata anak-anak murid saya nanti."
Yang Maha Kuasa menjawab keinginan Aditya. Dua bulan sebelum kepergiannya dia sempat mengutarakan seulas hikmah yang ia petik saat menjadi Pengajar Muda. "Di sini saya bertemu dengan banyak mutiara kehidupan. Para guru kecil kehidupan saya. Saya bersyukur bisa berada di Wunlah, Negeri Para Suri Tauladan Kehidupan," tulis Aditya di halaman blognya.
Selamat jalan, pejuang! Sungguh kehormatan pernah berjalan bersisian denganmu.
***
Jenazah almarhum Aditya telah dimandikan dan dishalatkan di Masjid Al-Barokah, Saumlaki, MTB pada hari Selasa, 5 November 2013 pukul 12:00 WIT. Kemudian, jajaran Pemerintah Kabupaten MTB melakukan penghormatan terakhir dalam Upacara Pelepasan yang dipimpin langsung oleh Bupati MTB, Bitzael S Temar di pendopo kediaman resmi Bupati, pukul 14:00 WIT.
Sementara itu, pihak keluarga ingin jenazah almarhum dapat segera dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan. Karenanya, Indonesia Mengajar dan Pemkab MTB mengupayakan proses transfer jenazah dapat berlangsung secepat dan seefektif mungkin. Asisten II Bupati, Rosias Kabalmay dan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Pemkab MTB, Cornelia Layan bersama dua Pengajar Muda MTB, Didit Priyanto juga Bunga Ramadhani mendampingi proses penerbangan jenazah almarhum Aditya hingga ke Lampung.
Rombongan bertolak dari Saumlaki pukul 15:00 WIT menggunakan pesawat Trigana Air dan tiba di Ambon pukul 17:00 WIT. Penerbangan berikutnya ke Jakarta baru tersedia keesokan hari, karena itu rombongan menginap semalam di Ambon. Perjalanan dilanjutkan dari Ambon pada hari Rabu, 6 Oktober 2013 pukul 8:25 WIT dan tiba di Jakarta pukul 11:15 WIB menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dan langsung melanjutkan perjalanan pukul 12:40 ke Lampung.
Rencananya, rombongan akan tiba di Bandara Radin Inten pukul 13:35 WIB. Setelah tiba di bandara, jenazah akan diserah terimakan oleh perwakilan Pemkab MTB kepada Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono dan langsung dibawa ke rumah duka yang terletak di wilayah Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Di sana, jenazah almarhum Aditya akan disemayamkan sejenak dan dishalatkan lagi di masjid dekat rumah kemudian dimakamkan di pekuburan keluarga yang terletak di dekatnya, seusai waktu Shalat Ashar.
Keluarga Besar Indonesia Mengajar melepas kepergian Aditya, Pengajar Muda pemberani ini dengan besar hati. Ia telah berjuang dengan gigih dan berani. Manajer Pengelolaan Pengajar Muda dan Daerah Indonesia Mengajar, Nia Kurnianingtyas bersama Program Officer, Mansyur Ridho telah hadir mendampingi keluarga di Bandar Lampung sejak hari Selasa, 5 November 2013. Sedangkan pendiri Indonesia Mengajar, Anies Baswedan tiba di rumah duka pada hari Rabu pagi, 6 November 2013 bersama Hikmat Hardono. Sejumlah alumni Pengajar Muda dan beberapa Pengajar Muda yang ditempatkan di sekitar Lampung juga turut hadir di rumah duka dan mengikuti proses pemakaman almarhum Aditya.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda