Indonesia Mengajar Buat Pakar Pembangunan Dunia Terkesan
23 Oktober 2014Jakarta (23/10) -- Pakar pembangunan dari Belgia, Steff Deprez memuji desain program yang diterapkan Indonesia Mengajar (IM).
Pria yang telah bekerja untuk berbagai projek pembangunan ini--terutama di negara-negara berkembang Afrika dan Asia selama 15 tahun--menyoroti keluwesan IM dalam menerapkan metode perencaanaan, pengelolaan, dan pemantauan program berdasarkan konteks yang dihadapi. Baginya, bagian paling menarik adalah karena IM cermat memilih kerangka pendekatan yang sesuai dan mengadaptasinya untuk kebutuhan di lapangan. "Saya terkesan," kata Deprez sambil mengacungkan jempol.
Saat proses desain program diawali pada 2009, founding team IM memilih Outcome Mapping (OM) sebagai pendekatan dasar. Alasannya karena kesesuaian karakter pendekatan OM dengan cita-cita gerakan ini yaitu mendorong perubahan entitas perilaku dan kesamaan pandangan tentang konteks program yang beragam dan terus berubah.
OM adalah pendekatan yang menekankan pada pengukuran perubahan perilaku (outcome) berbasis aktor yang diharapkan, alih-alih hanya mengukur kuantitas keluaran proses (output). Pendekatan ini lahir sebagai respon atas keterbatasan pendekatan lama--misalnya Logical Framework--dalam merencanakan perubahan sosial.
Di dunia, para organisasi pengguna OM berhimpun dalam komunitas belajar berbasis portal online bernama Outcome Mapping Learning Community (OMLC). Deprez yang juga menjadi salah satu ahli (steward) di OMLC ini mewajari jika saat ini IM menghadapi tantangan dalam mengolah data dan menyusun laporan. "Toh, sistem yang disusun masih masuk akal," katanya ketika mengunjungi kantor IM.
Di atas itu semua, dia senang melihat IM telah mampu menginternalisasi pendekatan ini kepada banyak orang yang pernah berinteraksi dengan organisasi ini. "Sehingga, saat ini ada critical mass orang yang paham OM dalam jumlah yang signifikan," ucap orang yang pernah bekerja selama empat tahun di Indonesia bagian timur ini.
Direktur Eksekutif IM, Hikmat Hardono menyambut baik apresiasi dari Deprez. Menurutnya, karena konteks tantangan pembangunan terus berubah maka selayaknya pendekatan-pendekatan lama harus ditinjau ulang, termasuk dalam dunia pemberdayaan masyarakat. Terlebih, IM bekerja di berbagai titik di Indonesia yang konteks daerahnya sangat dinamis.
Sebagai inisiatif sosial, IM yakin bahwa perencanaan dan pengukuran program harus dilakukan dengan pendekatan baru. "Salah satunya Outcome Mapping," kata ketua founding team IM ini.
Dalam kunjungannya ke Jakarta, Deprez mengisi kelas singkat pengenalan OM yang diinisiasi IM untuk para pegiat pembangunan di Indonesia. Dalam kelas yang diinisiasi Program Advisor IM, Nia Kurnianingtyas tersebut, IM juga memaparkan perkembangan yang terjadi selama kerja di daerah empat tahun terakhir ini.
Keberhasilan IM mengimplementasikan programnya--di 127 titik di 17 kabupaten dari Aceh sampai Papua Barat --dengan pendekatan OM tak hanya diakui oleh Deprez. Laporan OMLC tahun 2013 yang berjudul The Outcome Mapping Usefulness Barometer mengutip IM sebagai salah satu contoh praktik-praktik baik (best practices) pelibatan mitra langsung dalam implementasi OM di dunia. Bulan lalu, Nia hadir dalam konferensi tahunan yang diadakan OMLC, OM Lab 2014 dan mempresentasikan IM kepada peserta konferensi di Dar Es Salaam, Tanzania.
Pendekatan OM pertama kali diperkenalkan oleh International Development Research Center pada tahun 2001 untuk menjawab tantangan pembangunan sosial. Laporan yang sama menyebutkan bahwa minat untuk menggunakan OM di seluruh dunia terus tumbuh dalam jumlah dan variasi sektor yang signifikan.
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda