IMstitute Kembali Hadir Melalui Kelas Reguler Pedagogi: 21st Century Educator

22 Maret 2023

Di era yang cukup dinamis sekarang ini; teknologi yang berkembang begitu cepat, pandemi dan dinamika masyarakat sebagai dampak yang mengiringi, sampai perubahan kurikulum pada dunia pendidikan; menjadi tantangan tersendiri bagi para tenaga kependidikan. Dengan lahirnya gebrakan kurikulum dan skema-skema baru yang biasa kita kenal sebagai merdeka belajar, standar penilaian terhadap siswa ataupun metode-metode pengajaran menjadi lebih banyak pembaharuan dari sebelumnya. Seorang pendidik sebagai garda terdepan untuk para peserta didik mau tidak mau harus lebih aware dengan perubahan-perubahan tersebut. Merdeka belajar yang menyoroti peserta didik sebagai fokus utama dalam pembelajaran, menyediakan berbagai wahana untuk bisa dieksplor dan dipelajari oleh seluruh pihak satuan pendidikan, menuntut para pendidik harus lebih terampil secara hardskill maupun softskill.

Hadir sebagai ekosistem belajar & tumbuh bersama berbagai macam kalangan, IMstitute (Indonesia Mengajar Learning Institute) mengupayakan untuk terus konsisten merawat visi itu melalui kelas-kelas yang dihadirkan secara reguler. Setelah terakhir kali di bulan Februari menghadirkan kelas Leadership terkait Growth Mindset, pada 22 Maret kembali menyelenggarakan kelas yang kali ini mengusung pilar pedagogi, menjawab tantangan para pendidik di era merdeka belajar, bertajuk 21st Century Educator.

Kelas yang dilaksanakan secara daring ini dibawakan oleh Uswatun Chasanah, alumni Pengajar Muda Indonesia Mengajar angkatan XV Kab. Halmahera Selatan. Uswatun yang kini berkarir dalam bidang pelatihan, pendidikan, dan project development, berkesempatan untuk menjadi fasilitator yang membahas seputar bagaimana menjadi seorang guru atau tenaga pendidik di abad ke-21.

Seperti kelas-kelas sebelumnya, antusiasme peserta yang hadir memang patut diacungi jempol. Datang dari berbagai wilayah di Indonesia, Bapak/Ibu Guru maupun calon-calon guru berupaya untuk terus menyimak dan terlibat aktif di dalam kelas. Layaknya prinsip yang selama ini digaungkan oleh IMstitute, kelas yang terselenggara selalu bersifat aplikatif, reflektif, fasilitatif, dan kontekstual.

Diawali dengan sesi pengenalan dan sharing narasumber sebagai fasilitator, narasumber juga mengajak para peserta untuk berkenalan satu sama lain, sehingga sedari awal proses pelatihan berlangsung dengan seru. Beranjak ke materi, peserta diminta untuk menyebutkan benda-benda yang identik dengan pembelajaran abad ke-20. Unik dan beragam, begitulah peserta menyebutkan beberapa benda yang bisa tersebut: alat tulis, buku, hingga sabuk, yang ternyata memiliki cerita-cerita tersendiri untuk peserta di zaman-zaman mereka masih sekolah. Berbeda ketika peserta diminta untuk menyebutkan benda-benda yang identik dengan pembelajaran abad ke-21, semua orang sepakat menyebutkan: gawai.

Setelah pemaparan materi, peserta diajak untuk melakukan refleksi pembelajaran, terkait proses, standar penilaian, perubahan perilaku peserta didik mereka di sekolah, dst. Menariknya, dalam sesi ini peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan narasumber/fasilitator terkait metode pengajaran, sehingga sesi ini justru memberikan banyak insight-insight baru untuk para peserta. Selain itu, ada juga games singkat terkait “tantangan para siswa dalam 20 tahun mendatang dan keterampilan apa untuk mendukung hal tersebut?” yang justru banyak memberikan jawaban out of the box dari para peserta. Peserta dibagi dalam beberapa breakout room untuk melalui proses diskusi, kesempatan untuk bertukar pikiran antara peserta, juga antar peserta dengan narasumber. Di akhir sesi, semua orang menyepakati skills yang harus dimiliki oleh seorang pendidik abad-21 dalam enam hal: berpikir kritis, bekerja secara kolaboratif, berorientasi pada murid, menjadi longlife learner, refleksi, dan literasi digital.

Seluruh peserta mengaku bahwa kelas berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dibawa oleh IMstitute, dan mereka mengantongi insights baru dari selama proses kelas berlangsung. Salah satu momen yang justru memberikan sudut pandang baru, saat pemaparan hasil diskusi setelah sesi breakout room oleh peserta: bahwa para peserta (dalam hal ini pendidik), butuh diberikan ruang-ruang sekaligus pemantik untuk bisa berpikir lebih daripada yang biasanya. IMsitute hadir dengan memberikan ruang-ruang dan pemantik-pemantik tersebut untuk menjadi ruang bertumbuh bagi seluruh peserta. 

 


Kabar Lainnya

Lihat Semua