Guru Halsel Mengasah Kemampuan Mengajar Kreatif

18 Maret 2013

Ibarat pisau yang terus digunakan, suatu saat akan tumpul dan perlu diasah kembali. Karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) menggelar rangkaian pelatihan guru berprestasi Gerakan Desa Cerdas, upaya yang diinsiasi bersama Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar. Kali ini, kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Maret, bertempat di Aula Kantor Bupati Halsel.

Sekitar 100 guru, baik yang terlibat dalam Gerakan Desa Cerdas maupun daerah lain di Pulau Bacan, berpartisipasi aktif mengikuti seluruh sesi pelatihan dari Weilin Han, pelatih dan pemerhati pendidikan. Weilin yang berpengalaman membawakan training di berbagai daerah di Indonesia ini, memberikan materi metode kreatif mengajar IPA, Matematika, IPS, Bahasa Indonesia dan tematik menggunakan bahan dan alat sederhana yang sudah tersedia di alam.

Weilin membagi peserta ke dalam sejumlah kelompok yang beranggotakan dari 5 orang. Setiap kelompok diminta melakukan suatu aktivitas berdasarkan Lembar Kerja (LK). Setelah melakukan aktifitas, peserta diharuskan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LK. Setelah itu, Weilin meminta tanggapan peserta untuk merangsang pemikiran kritis mereka. Metode seperti ini diharapkan dapat juga diterapkan oleh peserta (guru) saat mengajar muridnya di sekolah.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Gerakan Desa Cerdas merupakan inisiatif Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan untuk mengirimkan guru-guru di kota kabupaten ke desa-desa yang masih kekurangan guru. Gerakan ini diharapkan mampu menjawab masalah tidak meratanya distribusi guru. Untuk membekali sekaligus meningkatkan kapasitas guru yang ikut serta dalam gerakan ini, pelatihan pun diadakan oleh Dinas Pendidikan.

Salah satu aktivitas yang dilakukan peserta adalah membahas ciri-ciri makhluk hidup. Weilin meminta para guru mengamati kaki ayam dan cumi-cumi. Peserta menempelkan cap kaki ayam dan jari-jari cumi-cumi serta kaki peserta di selembar kertas. Setelah itu peserta mengerjakan  LK seputar ciri-ciri makhluk hidup, khususnya ayam dan cumi-cumi. Ibu Wei lalu memimpin peserta menyanyikan lagu tentang kaki ayam dan cumi-cumi. 

Dari aktivitas ini, Weilin mengajak peserta untuk mengajar dengan mengombinasikan metode ceramah dengan praktek, menyanyi dan bergerak agar siswa mencapai pemahaman yang lebih baik. Dia pun menekankan kepada peserta pelatihan bahwa mengajar sekarang ini harus berpusat pada siswa sehingga siswa mampu secara mandiri, kritis, dan aktif mengembangkan pengetahuannya. 

Peserta pelatihan mengikuti pelatihan ini dengan antusias dan gembira. Beberapa di antara mereka menyatakan bahwa pelatihan seperti ini sangat diperlukan untuk meningkatkan teknik mengajar guru yang kreatif dan menyenangkan serta berpusat pada siswa. Para guru juga mendapatkan ilmu bagaimana mengelola kelas dengan gembira tanpa harus marah bahkan memukul siswa, cara membuat kesepakatan kelas, mendekorasi kelas, dan membuat aktivitas belajar yang menyenangkan. 

Pada akhir pelatihan, semua peserta diminta untuk menuliskan janji dan komitmennya setelah mereka kembali ke sekolah masing-masing. Salah seorang guru menulis, “Anak-anakku... Tunggu Bapak sayang. Bapak akan memberikan yang terbaik buat kalian”. Ini adalah satu dari 100 komitmen yang ditulis oleh guru Halmahera Selatan. 

Sebelum pelatihan ditutup, Kepala Dinas Pendidikan Halmahera Selatan Iswan Hasjim  memberikan semangat kepada para peserta. “Jalan sebagai guru sudah sangat tepat. Karena amenjadi guru adalah mempersiapkan masa depan. Tetaplah di jalan ini, karena dari jalan inilah kita mendapatkan amal tiada akhir. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?” kata Iswan dengan nada pertanyaan retoris.


Kabar Lainnya

Lihat Semua