Pembelajaran Kreatif agar Siswa Gemar Sains
25 Februari 2013Di ujung barat Indonesia, Pengajar Muda (PM) Kabupaten Aceh Utara bekerjasama dengan Sekolah Sukma Bangsa, Aceh Menyala, dan Gerakan Pengajar Perubahan mengadakan pameran karya pembelajaran kreatif dari portal Ruang Belajar serta para guru inspiratif dari empat UPTD penempatan PM. Pameran ini diadakan bersamaan dengan babak penyisihan Olimpiade Sains Kuark (OSK) se-Aceh Utara dan Lhokseumawe di sekolah Sukma Bangsa, Lhokseumawe pada Sabtu (23/02) pagi.
Dengan sasaran utama para guru pendamping peserta lomba, pameran ini diadakan dengan tujuan untuk berbagi dan membuka wawasan mengenai ide pembelajaran kreatif yang sebenarnya sangat mudah dilakukan. Pameran ini juga menjadi tempat untuk mengenalkan perihal portal Ruang Belajar sebagai media berbagi dan mencari ide kreatif, yang tidak hanya bisa dimanfaatkan oleh PM tetapi oleh seluruh guru di Indonesia. Selain itu pameran ini juga bertujuan menjadi wadah apresiasi bagi para guru lokal inspiratif. Di daerah penempatan, PM menemukan banyak contoh teladan yang mengajar dengan semangat kreativitas tinggi. Merekalah para guru inspiratif yang berada di daerah-daerah terpencil namun tak mau tunduk pada keterbatasan.
Misalnya Abdul Gani, Ahmad Yani dan Saiful Bahri dari SDN 11 Kutamakmur yang menampilkan pesawat sederhana yang terbuat dari kayu. Pesawat sederhana tersebut terdiri dari bidang miring, berbagai macam katrol, dan penggunaannya dalam miniatur sumur, miniatur truk, gunting dan cangkul. Semua alat tersebut terbuat dari kayu yang dicat dengan sangat apik dan menarik minat siswa.
Sementara itu, Mursidah dari SDN Sawang menampilkan metode belajar bahasa Indonesia kreatif dengan metode bermain drama mandiri, dari pembuatan konsep, naskah, pemeran, hingga pertunjukan dibuat sendiri oleh anak. Metode ini berguna untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan, juga melatih anak untuk mandiri dan bekerja sama dalam kelompok.
Sedangkan Nurlindayani dari SDN 6 Langkahan mewakili UPTD Jambo Aye menampilkan hasil kreasinya berupa suling bilangan untuk materi penjumlahan bilangan bulat. Alat ini berupa papan karton berlubang yang menandakan bilangan bulat positif dan negatif. Dengan alat ini, siswa dapat dengan mudah mengerjakan operasi penjumlahan bilangan bulat yang seringkali membingungkan bagi siswa. Selain itu ada juga Sri Rizky Ameli dari SDN 10 Langkahan yang membuat alat peraga rangkaian listrik sederhana.
Terakhir, Muhammad Ali dari SDN 2 Paya Bakong mewakili UPTD Matangkuli membawa cukup banyak alat peraga IPA buatannya sendiri dalam pameran ini. Ada alat peraga sistem pernapasan, periskop, sistem tata surya, tekanan air, alat pendeteksi tsunami, dan masih banyak lagi. Kesemua alat peraga tersebut terbuat dari barang-barang bekas dan merupakan hasil karya selama 10 tahun lebih. Prakarsa Muhammad Ali ini telah membuat ia diganjar dengan berbagai penghargaan hingga tingkat nasional.
Kiprah para guru-guru inspiratif dan karya-karya pembelajaran kreatif mereka telah mengundang banyak decak kagum dari pengunjung pameran. Kepala Dinas Pendidikan Aceh Utara beserta anggota Komisi Pendidikan DPRK Aceh Utara yang turut hadir dalam pameran ini, merasa kagum dengan apa yang dilakukan oleh para guru tersebut. PM Aceh Utara sendiri berharap para pengunjung pameran ini yaitu para guru pendamping dapat terinspirasi dengan apa yang dilakukan oleh rekan-rekan sejawatnya.
Semangat dari Banggai
Sementara itu, lebih dari 800 siswa di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah berkumpul di ibukota kabupaten, Luwuk untuk mengikuti kompetisi OSK di hari yang sama. Kegiatan yang diadakan untuk pertama kalinya di Banggai ini diprakarsai oleh SD Pembina Luwuk dan SD Inpres 4 Luwuk serta diinsiasi oleh PM Kabupaten Banggai. Di Luwuk, kompetisi dibuka oleh Kepala Dinas Dikpora, Haris Dayanun. “Kegiatan ini dapat dijadikan tolak ukur kualitas pendidikan di Kabupaten Banggai,” kata Kepala Dinas dalam sambutannya.
Kegiatan ini juga mendapatkan respon positif dari anak didik. Arya (kelas V) dari SD Inpres Pulau Tembang, salah seorang peserta OSK, mengatakan bahwa ia bersama dengan lima orang temannya berangkat dari Pulau Tembang sejak dua hari lalu demi mengikuti OSK. Walaupun begitu, ia cukup semangat dan bergembira bisa mengikuti lomba sains yang baru pertama kalinya ia dan rekannya ikuti. “Seru, bisa menambah teman. Teman-teman disini baik-baik semua” katanya.
Selain di Aceh Utara dan Banggai, OSK juga digelar di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Sebanyak 89 ribu peserta mengikuti penyisihan kompetisi yang digagas untuk meningkatkan minat anak terhadap sains ini. Tahun lalu, siswa dari sekolah penempatan Pengajar Muda lolos ke babak final di Jakarta. Namanya Aisyah Nur Andhita dari Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Prestasi ini mengulang capaian pada tahun 2011, Sabariah dari Kabupaten Bengkalis, Riau dan Angga dari Majene, Sulawesi Barat mewakili daerahnya ke babak final OSK.
*Ditulis oleh Cahaya Ramadhani, PM Aceh Utara dan Fitra Luqman Hidayat, PM Banggai. Foto oleh Anneke Puspa Caliandra, PM Aceh Utara
Kabar Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda