info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Catatan dari Lokalatih: Pendidikan Tanggung Jawab Bersama

9 Juni 2013

Purwakarta (5/6) -- Pendidikan bukan hanya masalah untuk pemerintah, kepala sekolah dan guru, tetapi masalah bersama yang perlu ditindak lanjuti bersama.

Gerakan Indonesia Mengajar mengadakan kegiatan Lokalatih Keberlanjutan Kemajuan Pendidikan di Daerah pada 3-5 Juni 2013. Selama tiga hari itu, ada belasan utusan daerah dari penjuru nusantara yang berdiskusi tentang rencana perubahan agar selalu ada kesempatan bagi daerah manapun untuk sama-sama maju dan berkembang.

Acara yang bertempat di Indosat Training and Conference Centre ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Dikpora dari 11 kabupaten mitra Gerakan Indonesia Mengajar, yaitu Bengkalis, Muara Enim, Tulang Bawang Barat, Lebak, Kapuas Hulu, Banggai, Bima, Majene, Halmahera Selatan, Maluku Tenggara Barat dan Fakfak.

Pada kesempatan lokalatih kali ini, Gerakan Indonesia Mengajar dan setiap perwakilan dari kabupaten tersebut bersama-sama menjadi sumber ilmu.

Lokalatih dilakukan secara dinamis, setiap peserta memiliki kesempatan untuk memaparkan pengalaman, ide dan pendapat kontekstual yang sesuai dengan situasi di daerah masing-masing. Tujuannya adalah agar tiap daerah bisa saling belajar, saling apresiasi dan yang lebih penting adalah semuanya sadar bahwa kemajuan pendidikan tidak bisa dilakukan sendirian, namun harus melibatkan sebanyak mungkin pihak.

“Lokalatih tersebut juga memberi-kan penyadaran untuk memaksimalkan peran aktor yang ada (di daerah-red),” papar Paiman Karto, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Dikpora yang pada saat itu hadir sebagai perwakilan dari Kab. Banggai. Aktor lokal yang bisa dilibatkan untuk bersama-sama menciptakan kemajuan pendidikan di daerah di antaranya Pemda, Dinas Dikpora, dewan pendidikan, kepala sekolah, guru, siswa dan masyarakat dalam hal ini komite sekolah, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, perguruan tinggi, profesional, dunia industri atau swasta termasuk Pengajar Muda di daerah setempat.

Itje Chotidjah, seorang konsultan manajemen pendidikan yang menjadi salah satu narasumber lokalatih me-ngajak semua peserta untuk bersama-sama mengembalikan fungsi dan peran pejabat daerah terutama dinas pendidikan pada fungsi dan peran utamanya sebagai pelayan masyarakat. Dinas pendidikan menjadi perwakilan dari bangsa untuk mengembangkan kualitas masyarakat. Pada sesi ini, Itje mengajak peserta membuat action plan bersama yang harus ditindaklanjuti oleh peserta begitu mereka pulang ke daerahnya masing-masing.

Selain itu, terdapat juga sesi pemaparan tentang pendekatan Indonesia Mengajar oleh penggagas Gerakan Indonesia Mengajar, Anies Baswedan dan Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Mengajar, Hikmat Hardono. “Ada pelajaran yang selama ini kami tidak sampai terpikirkan ke sana, dan itu menjadi salah satu pemi-kiran Indonesia Mengajar yang diterap-kan di sekolah penempatan Pengajar Muda. Saya baru menyadari, ada kurikulum yang tertulis dan ada kurikulum yang tidak tertulis dan mereka menyebutnya hidden curriculum (kurikulum tersembunyi),” ujar Paiman. 

Kegiatan lokalatih ditutup dengan sesi Training Visit, peserta diajak meli-hat kondisi camp dan barak Pengajar Muda Angkatan VI yang diberangkat-kan pada 14-15 Juni 2013 lalu, untuk melanjutkan tugas Pengajar Muda Angkatan IV. 

Kegiatan lokalatih ini merupakan salah satu upaya membangun dasar jejaring pendidikan antar dinas pendidi-kan yang kuat antara satu daerah de-ngan daerah lainnya. Indonesia Menga-jar menyadari usaha ini tidak mudah dan tidak akan langsung berwujud pada hasil yang diharapkan, namun proses-nya telah dan sedang dimulai. “Seperti ungkapan Pak Anies Baswedan, terkadang kita lebih menyukai jalan yang mendatar, bahkan menurun. Padahal sebenarnya ketika kita memilih jalan mendaki yang sempit, sampai di atas kita bisa menggemakan suara yang menggelegar,” ujar Paiman dengan semangat. 

*ditulis oleh Ade Chandra, Senior Program Officer dan Ikayanti Yuli Astuti, Pengajar Muda Kabupaten Banggai.


Kabar Lainnya

Lihat Semua