“Kalian Bisa Memanggil Ibu: Bu Nyunyun.”
Yunita Fransisca 23 November 2010
Saya hadir melapor mengenai kehadiran saya selama 1 minggu di sekolah :D ! (kurang dari seminggu sih sebenarnya , karena terpotong Idul Adha)
Minggu lalu adalah waktu perdana saya mengajar di sebuah SD di pelosok luar pulau Jawa selama satu tahun. Pelosok? Well, untuk selanjutnya saya akan menghindari penggunaan kata tersebut karena terkesan terbelakang dan jauuuuuhhhh sekali. Padahal, SD saya sendiri letaknya di daerah yang berjalan aspal mulus dengan sebagian besar penduduknya memiliki sepeda motor (minimal 1 rumah memiliki 1 motor) sebagai alat transportasi utama di sini. Ya, kehidupan penduduk desa ini salah satunya bergantung pada perkebunan sawit sehingga bisa dibilang cukup makmur.
Untuk ke sekolah, saya dibonceng ibu asuh saya naik motor, pulang-pergi. Harap membuka pintu maklum Anda selebar-lebarnya. Saya tidak bisa mengendarai motor :D Berhubung ibu asuh saya adalah wali kelas 1 SD tempat saya ditugaskan, maka saya sehari-hari berutang budi kepada beliau membonceng saya yang semakin hari bertambah berat hehehe. Hari pertama saya ke sekolah yaitu hari Senin, dimana kebetulan saat itu tidak ada upacara karena keadaan lapangan becek dan berlumpur setelah hujan semalaman. Maklum saja, bila sekolah teman-teman di kota-kota besar Pulau Jawa memiliki lapangan konblok atau aspal, maka lapangan upacara SD saya hanya beralaskan rumput yang (seakan) tidak pernah dipangkas dan sebagian besar tanah berpasir. Terbayang kan bagaimana keadaannya apabila panas dan berangin serta hujan?
Hari pertama saya datang ke sekolah, saya dikenalkan oleh ibu asuh saya kepada guru dan staf sekolah. Alhamdulillah, mereka ramah *langsung memberi tanda cek pada adaptasi sosial sekolah*. Hampir semua guru di sini suka bercanda. Baguslah untuk kesehatan kulit saya (mencegah kerutan karena terlalu banyak cemberut hehhee). Oleh Kepala Sekolah, saya diminta untuk mengajar bahasa Inggris kelas 1-6 serta TIK kelas 6. Bahasa Inggris selama ini kurang ditekankan untuk dipelajari di SD saya, hanya sebagai pengantar. Ada kelas yang sudah diajarkan bahasa inggris, ada pula yang belum sama sekali. Untuk TIK sendiri, saya diminta mengajar dasar-dasar komputer. Anak-anak SD saya kurang familiar dengan komputer, bahkan ada yang belum pernah menggunakan. Well, I think it's gonna be a busy and full of challenge year for me :)
Hampir semua kelas sudah saya masuki untuk mengajar bahasa inggris. Selama minggu pertama ini, saya menggunakan sebagian waktu mengajar saya untuk berkenalan dengan para siswa. Saya memperkenalkan diri sebagai Bu Nyunyun agar lebih mudah diingat dan terbebas dari panggilan 'yuni' atau 'nita' *saya lebih suka dipanggil Yunita dibandingkan yuni atau nita. Both sounds not fit to me*. Nyu-nyun, begitu saya tuntun mereka dalam mengucapkan nama saya. Umumnya, para siswa akan tertawa mendengar nama saya dan iseng memonyongkan mulut mereka untuk dapat melafal Nyu-nyun. Namun, tetap saja sebagian besar siswa dan guru kesulitan mengucap Nyu-nyun, sehingga nama populer saya di sini adalah Bu Yuyun *sigh*. Tapi tidak apa-apa.
Kegiatan belajar bahasa inggris selama seminggu ini pretty well, overall. Alhamdulillah, anak-anak cukup antusias dalam belajar bahasa inggris. Memang, masih ada yang terlihat tidak antusias. Tapi saya optimis mereka akan antusias belajar dengan saya selama satu tahun ini hehehe. Ketika di kelas, saya sering menyuruh siswa untuk maju memperagakan percakapan sederhana atau menulis kosakata dalam bahasa inggris. Awalnya banyak yang tidak mau. Alasannya tidak bisa, malu, takut, intinya menghindar. Untungnya saya tertolong dengan kehadiran beberapa siswa yang sangat antusias untuk maju. Keaktifan mereka memacu siswa lain yang awalnya malu-malu jadi berani maju. *exhale :D* Kosakata tulisan dalam bahasa inggris memang masih amburadul, tapi keberanian dan kepercayaan diri mereka untuk ditulis di papan tulis sangat saya hargai.
Untuk TIK sendiri, kebetulan komputer sekolah sedang diperbaiki sehingga saya terpaksa menggambar bagian komputer di papan tulis *semoga mereka bisa menangkap gambar saya, mengingat kemampuan menggambar saya pas-pasan*. Kemungkinan praktek pelajaran TIK akan menggunakan satu buah komputer untuk kelas 6 yang jumlah siswanya 10 orang. Sebagian anak sudah ada yang pernah ke warnet, ada pula yang belum. Wajah mereka terlihat penasaran, bingung, dan tertarik ketika saya bilang bahwa komputer dapat digunakan untuk menonton tv, menelfon, berfoto. Mereka juga langsung maju ke depan ketika saya menunjukkan laptop saya untuk mengenalkan bagian-bagian laptop. Hati saya sedikit terasa 'nyut' ketika melihat wajah-wajah siswa saya yang penasaran dan tangan-tangan yang menunjuk laptop saya sambil berlomba-lomba bertanya mengenai kegunaan komputer-laptop. Saya teringat bahwa ribuan kilometer dari pulau ini, anak-anak di kota besar sudah menenteng laptop kemana-mana untuk membuka facebook atau sekadar bermain game.
Selain mengajar, saya juga ikut melatih pramuka. Pengalaman saya mengajar pramuka di sekolah ini untuk pertama kalinya membuat saya cukup tegang. Hari itu, pembina pramukanya yang berjumlah 4 orang hanya ada 2 orang yang bisa hadir. Itu pun pada awalnya hanya 1 orang yang datang menemani saya. Bapak guru pembina pun bingung mau mengajar apa dan bertanya apakah saya bisa pramuka. Sambil cengengesan, saya hanya menjawab "Ala kadarnya, Pak. Saya coba aja ya, :D" Mengingat saya hanya bisa simpul pangkal dan jangkar, maka tali temali tentu belum menjadi pilihan untuk saya ajarkan. Semaphore belum hafal. *Saya mulai bertanya kapabilitas saya sebagai pengajar muda hahahha*. Akhirnya saya memutuskan untuk melatih baris berbaris karena masih banyak siswa yang salah dalam melakukan gerakan PBB dasar. Ketika wajah anak-anak mulai bosan, maka saya diminta guru pembina mengajarkan lagu pramuka. I was so dead hahaha. Lagu 'Di Sini Senang Di Sana Senang' pun saya nyanyikan sambil bergoyang-goyang:
Di sini senang, di sana senang Di mana-mana hatiku senang Di sini senang, di sana senang Di mana-mana hatiku senang Tangan dilambai-lambai, pinggul digoyang-goyang Badan diputar-putar, bilang 'Hore', HORE!Cukup efektif hari itu dalam membuat anak-anak senang :) Lelah bernyanyi, waktu belum juga menunjukkan pukul 5 sore (kami Pramuka pukul 3-5 sore). Untuk membunuh waktu, saya pun mengajak guru pembina dan anak-anak bermain AIUEO, salah satu permainan yang hip di kalangan Pengajar Muda Angkatan 1 dan telah menghasilkan atlet terbaik AIUEO: Inay ;) Lumayanlah membuat anak-anak semangat :) Intinya, secara umum, minggu pertama di sekolah memompa keoptimisan saya bahwa everything will go well here, Insya Allah. Semoga satu tahun mengajar, seumur hidup memberi dan mendapat inspirasi, amiin :)
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda