ujian atau belajar nak??

Yunita Ekasari 16 Januari 2011
Tanggal 6-11 desember 2010 disepakati sebagai jadwal ujian akhir semeseter se kecamatan way kenanga. Dan itu berarti tugas saya adalah menjadi PENGAWAS ujian. Seketika aku yang biasa menjadi sahabat seolah-olah menjadi musuh mereka (tenang nak ini bagian dari peran untuk kebaikan kalian). Hari pertama aku mengawas di kelas 6. Sebelum ujian mereka berdoa dengan khidmat. Beberapa saat kemudian ada beberapa yang mungkin berniat untuk berbuat curang (bukannya berburuk sangka tapi kelihatan dari gerak geriknya, ibu juga pernah SD nak, kataku dalam hati sambil tersenyum tipis melihat anak itu). Ehhheeeeemmm dengan volume yang sengaja sedikit ku tinggikan. Uppsss tanpa sadar anak itu bersuara. Dan tiba-tiba ada yang bertanya bu rubrik itu apaan sih bu, kalau kalimat efektif bagaimana bu??. Dengan tenang aku bertanya kepada mereka, sekarang kita ujian atau lagi belajar?? Mereka kemudian diam dan tidak bertanya apapun lagi hingga ujian selesai. Sepulang sekolah ada yang bertanya, pulang sekolah kita ngulang (bahasa jawa yang artinya belajar). Aku jawab baik, kalian bisanya jam berapa dan gak ganggu jam pelajaran kalian yah...ok bu, bagaimana kalau jam dua aja. Dan kenyataannya, mereka datangnya sejam sebelumnya dengan alasan takut terlambat (wah, padahal untuk ke rumah ini dibutuhkan waktu hanya beberapa menit saja dan pastinya jalan bebas hambatan, tanpa macet, bahkan lebih cepat dibanding harus lewat melalui jalan tol). Jadwal untuk belajar sains pun tergantikan dengan pelajaran yang akan di ujiankan esoknya, dan ini berlangsung selama satu minggu. Ketika aku mengawas di kelas 5.  Kelas ini agak tenang, tidak banyak yang bertanya macam-macam kepadaku dan sedikit lebih tenang. Hmmmm,,si dual ferry nando juga dengan tenang menjawab soal-soalnya. Sambil memandang mereka semua aku berdoa dalam hati, ya ALLAH berikan mereka kemudahan, dan ridhoi apa yang telah mereka lakukan. Lain lagi ceritanya ketika aku mengawas di kelas 4. Setelah berdoa mereka tenang, tak lama kemudian dari ujung kiri kelas ada yang memanggilku, aku kira mereka kurang memahami maksud soalnya. Tapi ternyata AKU SALAH, mereka menanyakan jawaban dari soal tersebut. WHAT?? Aku hanya senyum dan bertanya sama ketika aku mengawas di kelas 6, ini ujian atau .....belum sempat aku mengakhiri pertanyaanku si anak langsung menunduk malu dan melanjutkan menjawab soal. Tak lama lagi ada anak laki-laki yang memanggilku lagi bu....bu...ibu, sambil berlari aku mengahmpiri dan bertanya ada apa nak??. Ternyata sama dengan anak sebelumnya dia juga menanyakan jawaban dan di soal yang sama. Hmmmm,aku curiga apakah ini kebiasaan guru mereka memberi tahu mereka jawaban pada saat ujian (dan ini membuat mereka menjadi kebiasaan). Aku kemudian tetap membalas dengan pertanyaan yang sama, ini ujian atau bukan??Berbeda dengan anak sebelumnya, kali ini dia menjawab bu kemarin waktu pak A mengawas dia ngasih tau bu jawaban, ayolah bu...bu...Suasana sesaat menjadi ramai dan sedikit gaduh,,iyya bu...ayolah bu...bu...kata mereka bersamaan. Aku kemudian menjawabnya dengan tegas tapi lembut "kalau kalian tidak tahu jawabannya, dikosongkan saja". Lalu salah satu dari mereka bu,entar nilai kami jelek bu kalau jawabannya dikosongkan. Aku kemudian ke ruang guru tidak tahan melihat kondisi ini (pada saat itu sudah ada wali kelas mereka, jadi mungkin lebih baik aku keluar). Anak-anak kelas itu ternyata sangat mengejar nilai, tapi sebenarnya esensi pendidikan adalah pembangunan moral mereka yang tidak bisa diukur dengan nilai apapun. Bagaimana mungkin mereka tumbuh dengan kebiasaan menyontek ataupun berbuat kecurangan. Y ALLAH mohon agar engkau membuatku mampu membimbing mereka.......

Cerita Lainnya

Lihat Semua