info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

guru mereka, dulu hingga nanti [selamat hari guru =)]

Yunita Ekasari 29 November 2011

 

Indraloka 2, 25 November 2010

Saya masih ingat hari itu hari kamis, semua anak-anak berkumpul dengan tertib di halaman sekolah. Fyi, upacara bendera setiap hari senin saja jarang dilaksanakan. Apabila dilaksanakan, sangat jarang anak-anak itu bisa melaksanakan dengan tertib hingga terkadang guru-guru yang ikut hadir memilih “tangan”nya untuk membantu menertibkan anak-anak yang masih grasah-grusuh kiri kanan.

Waktu itu, saya belum lama bertemu dengan mereka. Masa tugas saya masih kurang dari dua minggu namun entah mengapa ketika kuajak ke lapangan untuk upacara mereka dengan senang hati menerima ajakan itu, walaupun masih ada juga yang bertanya-tanya untuk apa mereka upacara padahal hari itu bukan hari senin.

“Ini hari guru” kataku.

“oooooooooooooooooooo” mereka bersahut dengan panjang.

(sebentar, mereka sebenarnya tidak tahu apa itu hari guru, sahutan “oooooooooooo” yang panjang barusan itu hanya untuk menutupi ketidaktahuannya kepadaku ;P).

Selama upacara mereka tidak biasanya, mereka tertib dan tenang. Mungkin karena sebagian dari mereka (murid-murid kelas 6) membawakan sesuatu yang sedikit berbeda dengan upacara hari senin seperti biasanya. Anak-anak kelas enam menyanyikan lagu terima kasih guruku dan jangan menyerah. Namun, ada juga yang membacakan puisi bertemakan guru. Hmmm,,ternyata sangat mudah membuat anak-anak ini sedikit lebih tertib, cukup memperlihatkan sesuatu yang baru saja kepada mereka.

Satu hal yang paling saya ingat di hari itu, untuk pertama kalinya ucapan buat saya dari mereka:

-Selamat Hari Guru Bu Yuni yang imut =’)-

[sumpah!! Rasanya merasa tidak pantas kalau saya adalah seorang guru]

Makassar, 25 november 2011.

Sudah dua minggu masa tugas saya selesai. Dua minggu pula saya tidak ke sekolah juga tidak mengajar. Rasa-rasanya memang sedikit ganjil, meninggalkan aktivitas yang hampir semuanya adalah aktivitas yang menggembirakan. Tapi saya juga perlu untuk mengingat satu hal, yaitu akan lebih baik jika saya memberikan kesempatan kepada orang lain untuk merasakan euforia saya tahun lalu.

Hari guru tahun ini, bu Guru Mellisa lah (Pengajar Muda 3) yang menemani mereka. Sejak kedatangan Bu mellisa tidak pernah sedikit pun saya meragukan kemampuan dan kreativitasnya. Di benak saya adalah pasti dia, guru-guru dan anak-anak sedang merayakan hari guru. Dan benar saja tebakan saya itu, malam ini saya menerima sebuah pesan dari murid-murid saya yang isinya kurang lebih sama seperti ini [ini bahasa asli dari mereka, jadi maaf kalo rada-rada aneh bacanya, namanya juga anak2 =)] :

Bu yuni apa kabar?

Kata bu mellisa sekarang kita memperingati hari guru, terima kasih ya bu sudah buat aku percaya diri.Tadi kita menyanyi lagu terima kasih guruku di depan bu wiwit dan bu marem1, tapi dipertengahan kita menyanyi kita ingat bu yuni dan selesai bernyanyi kita masuk dan menangis, fahim2 juga menangis karena ingat kenangan sama bu yuni.

Saya sempat speechless membaca pesan itu, yang ada di pikiran saya saat ini adalah saya memang guru mereka tapi telah berakhir sejak 10 november yang lalu. Ternyata apa yang saya pikirkan keliru. Bagaimanapun bu yuni yang mereka kenal adalah guru mereka [walaupun pernah], dan saya tiba-tiba teringat kalau tidak akan pernah ada istilah mantan guru ataukah mantan murid.

Walaupun masa tugas saya sebagai guru mereka kini sudah berakhir, tapi di keyakinan mereka dan guru-guru disana adalah saya adalah guru mereka sampai kapanpun. Saya adalah bu yuni yang kecil dan ceria.

 

Selamat hari guru =).

 

1 Nama rekan guru

2 Nama salah satu murid saya di kelas 5


Cerita Lainnya

Lihat Semua