info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

3 wanita....the real kartini....

Yunita Ekasari 16 Januari 2011
SDN 01 Indraloka 2 memiliki kelas cabang (ternyata bukan hanya kantor yang ada pusat dan cabangnya, tapi sekolah juga). Kelas jauh terdiri dari 4 rombongan belajar, namun guru yang mengajar disana hanya ada 3 orang. Dan mereka semua perempuan yang masih berstatus sebagai guru honorer. Mereka adalah bu wiwid, bu mur dan du marem. Begitulah nama akrab guru-guru wanita itu. Bu marem memegang kelas 4, bu wiwid memegang kelas 3 sedangkan bu muru harus merangkap ngajarnya, kelas 1 dan 2. Sedikit gambaran tentang kondisi sekolah jauh tersebut, terdiri dari 2 ruangan yang kemudian setiap ruangan harus dibagi menjadi dua dengan papan sebagai pembatasnya. Satu ruangan menjadi ruang kelas untuk kelas 3 dan 4 sedangkan satu ruangan lagi menjadi ruang kelas 1,2 dan ruang guru. Karena ruangan dan guru yang terbatas, maka kelas 1 dan 2 bergantian menggunakan ruanganny dan di ajar oleh guru yang sama. Anak-anak di sana tidak pernah upacara bendera setiap hari senin, karena lapangan mereka yang sempit. Sebenarnya gedungnya menggunakan lahan kebun singkong sepertinya. Miris melihat keadaan itu, ketika aku kesana dan mengisi kelas 3 dan kelas 2 mereka cukup senang. Tapi sebenarnya saya jauh lebih senang karena bisa ketemu dengan mereka. Saya kemudian saling ngobrol dengan mereka, bu, jadi sehari-harinya bagaimana bu di sekolah ini? Bu marem kemudian menjawab, yah mau bagaimana lagi bu, daripada anak-anak tidak sekolah, itu lebih kasian. Aku tahu bahwa gaji mereka tidak cukup untuk membayar besarnya pengabdian mereka untuk sekolah ini, terlihat jelas dari bahasa tubuh mereka bahwa mereka ada disini karena ketulusan, kepedulian mereka terhadap pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Pernah suatu ketika, bu marem harus ke sekolah induk untuk mengambil soal ujian akhir semester dan bu wiwid harus ke palembang, bu mur harus mengajar TRIPLE kelas (bukan DOUBLE lagi). How awesome they are, they're the real kartini now yang tidak terekspose, mereka juga tidak menuntut apapun...Bagi mereka pendidikan anak-anak di desa nya lah yang paling penting dan utama... Semoga ALLAH meridhoi semua yang telah mereka persembahkan... Terselip doa di setiap sujud untuk mereka....

Cerita Lainnya

Lihat Semua