info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Hanya aku dan suara hati...

Yohannes Kinskij Boedihardja 6 Juli 2011
Setiap hari punya kesulitan dan masalahnya sendiri... Setiap tempat punya keindahan dan kekurangan sendiri... Setiap kita punya perjuangan dan kegigihan sendiri... Itulah kata-kata yang biasa aku dengarkan dari suara ombak menari-nari dan tertawa menyambut kehadiranku di Pulau Para... Kata-kata yang biasa aku dengarkan dari suara jangkrik dan nyamuk yang bersenandung menemani keheningan malam... Kata-kata yang biasa aku dengarkan dari suara deru mesin motor para nelayan yang bertarung melawan candaan angin malam dan ratusan ikan yang berlari-lari kecil seakan menantang mereka... Kata-kata yang biasa aku dengarkan dari tawa anak-anak kecil di pinggir pantai yang mengalun merdu yang mungkin bisa mengalahkan nyanyian opera sekalipun... Kata-kata yang biasa aku dengarkan dari tiap peluh yang menetes dari ibu-ibu yang bermain dengan bara api untuk menyajikan yang terbaik buat keluarga... Kata-kata yang biasa aku katakan dan berulang-ulang aku katakan dalam hati, ketika hatiku mulai bimbang, gamang ataupun galau... Dan ketika aku telah berdamai dan berkawan baik dengan senyum ombak, dengan rayuan kelapa, atau mungkin dengan tawa hujan....sejak itulah aku bukan lagi aku... aku akan merasuk pelan menjadi karang yang menempel kuat di pulau itu...yang takkan bergeming diterjang ombak, yang takkan terbujuk rayuan kelapa atau takkan terkikis hujan.. yang akan menjadi tempat berlindung segala jenis ikan...ikan karang, ikan hias, ikan besar, ikan kecil...yang akan menjadi tempat berlindung semua orang yang mungkin termasuk kamu didalamnya... Pada akhirnya, aku akan berjuang untuk bisa tetap tegak berdiri...dan seraya berharap semoga kemewahan indah yang telah kutukarkan dulu, tidak kembali menggerus karang kecil iniĀ  yang sedang belajar untuk meniti jalan hidup...

Cerita Lainnya

Lihat Semua