Lampung Mengajar: Satu Langkah Untuk Keberlanjutan

Yanthi Charolina Simanulang 23 Agustus 2014

Cukupkah sekedar menjadi rolemodel? Menjadi guru yang dibuntuti oleh anak-anak kemanapun berjalan? Menjadi guru yang gaya bicaranya ditirukan anak-anak ketika berinteraksi dengan teman-teman? Menjadi guru yang dijadikan sosok gambaran ideal mereka di masa depan? Ya, itu cukup. Tapi apa hanya akan berhenti pada kata cukup? Saya rasa kita butuh kata lebih. Lebih dari sekedar teladan bagi anak-anak di desa, lebih dari sekedar sosok yang dipuja-puja dan dirindukan oleh anak-anak di sekolah. Jika hanya berhenti pada menjadi teladan di sekolah, bukankah kita hanya akan membangun menara gading yang terlihat menjulang. Ya, menjulang. Tapi sendirian. Tentu kita ingin bangkit bersama, bukan?

Berjalan lebih jauh, di tahun keempat keberadaan Pengajar Muda Indonesia Mengajar di tanah Lampung, apa impact yang dirasakan lebih luas? Prestasi siswa yang harum di tingkat nasional? Dedikasi para guru yang membanggakan? Warga desa yang melek pendidikan? Kita ingin lebih dari itu.

Tugas formal yang diemban oleh Pengajar Muda di tahun keempat masih sama dengan Pengajar Muda sejak tahun pertama, yaitu menjadi guru di sekolah dasar. Lalu, apa mandat yang dibawa sebagai arahan tugas? Keberlanjutan. Keberlanjutan berarti menggerakkan berbagai pihak dan pemangku kepentingan di daerah untuk sama-sama peduli pendidikan. Pelibatan daerah dan persiapan kemandirian daerah menjadi isu penting yang dibawa Pengajar Muda di tahun keempat ini. Pengajar Muda mengembalikan panggung pada local champions. Sesuai kesepakatan, hanya lima tahun waktu bagi setiap daerah diisi oleh Pengajar Muda. Maka isu keberlanjutan adalah tugas penting bagi kami, Pengajar Muda angkatan VII, yang daerah penempatannya telah berada di tahun keempat.

Dan inilah kabar baiknya! Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pendidikan Provinsi Lampung mengambil sebuah terobosan besar untuk keberlanjutan daerah. Pantaslah saya menyebutkan bahwa para pemangku kepentingan di bidang pendidikan ini memiliki initiating action yang tinggi. Tahun 2014 ini menjadi tahun inisiasi program Lampung Mengajar. Dinas Pendidikan Provinsi Lampung berupaya menggerakkan masyarakat dengan mengirimkan para lulusan terbaik di bidang pendidikan untuk turut serta ambil bagian memajukan pendidikan di titik-titik penting bumi Lampung ini. Dari 1294 pendaftar, terpilihlah 40 orang pengajar yang  diterjunkan ke lima daerah penempatan di Provinsi Lampung.  Daerah penempatan para guru Lampung Mengajar antara lain Pesawaran, Lampung Selatan, Lampung Barat, Pesisir Barat, dan Tanggamus.

Para guru muda ini diberangkatkan bukan dengan tangan kosong. Mereka diberikan senjata untuk berkarya selama setahun di daerah penempatan. Melalui pelatihan yang dilaksanakan selama 35 hari mulai 24 Mei hingga 27 Juni 2014, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung bekerja sama dengan beberapa pihak dari konsultan pendidikan dan tokoh-tokoh pendidikan di Lampung, membekali para guru muda dengan pengetahuan pedagogis, praktek mengajar di sekolah-sekolah, dan latihan kerja tim serta kepemimpinan.

Pengajar Muda angkatan VII Tulang Bawang Barat juga diberikan kepercayaan untuk berbagi dengan para guru muda program Lampung Mengajar. Kami berbagi beberapa hal tentang nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air, capacity building; leadership competences, creative teaching, adaptasi budaya, managing expectation, micro-teaching, studi kasus, dan pengalaman-pengalaman yang kami temui langsung di lapangan.

Tidak banyak yang bisa kami berikan, hanya sebuah pesan tentang menularkan kegelisahan yang sama mengenai pentingnya kemajuan pendidikan serta semangat untuk bangkit dan bergerak bersama. Semoga salam optimisme dari tanah sai bumi ruai jurai  ini dapat memantik kembali semangat yang mulai pudar.

"Kami, Pengajar Muda Tulang Bawang Barat angkatan VII, menyaksikan buah dari dedikasi mereka, para Pengajar Muda Tulang Bawang Barat angkatan I, III, dan V. Mereka yang membabat alas, menanam, dan memelihara. Salut!"

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua