Romantisme Anak Singkong
WidoCepaka Warih 23 Maret 2015Kebahagian itu sederhana, dimulai dari hal-hal kecil yang tidak terduga bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Sebelumnya aku ingin bercerita. Sudah dua bulan aku di desa penempatanku. Di sini aku mengajar kelas 4, 5 dan 6. Untuk kelas 6, aku mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada suatu ketika aku sedang mengajar di kelas, tiba-tiba anak-anak perempuan di kelas 6 memberikan secarik kertas kepadaku yang berisikan tulisan mengenai diriku.Ternyata tidak hanya satu dua anak, tapi hampir semua anak perempuan di kelas 6 melakukan hal serupa memberikan secarik kertas kepadaku. Mereka berpesan nanti harus dibaca ya Pak, jangan sampai tidak dibaca.
Aku ingin membacanya saat itu juga, tetapi betapa terkejutnya diriku ternyata aku tidak bisa membacanya detik itu. Mereka menuliskan sesuatu tentang diriku dalam aksara Lampung. Mereka ternyata ingin aku belajar membaca aksara Lampung juga. Ok! (dalam hati aku berkata) aku akan belajar aksara Lampung agar aku bisa membalas tulisan mereka. Kertas kecil mereka aku simpan dan aku bawa pulang ke rumah untuk aku pelajari karena kali ini aku membutuhkan buku panduan aksara Lampung agar mengerti apa yang mereka tuliskan kepadaku. Nanti akan aku balas pesan dari mereka.
Ya, mereka sudah mengajarkan kepadaku apa itu romantisme, tanpa perlu didefinisikan tapi memberikan sebuah contoh nyata kepada diriku.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda