Oma = Ketulusan dan Keikhlasan

Umi Qodarsasi 22 Maret 2014

"Kalau kita berbuat baik, jangan pernah berharap orang lain membalas kebaikan kita, biar Tuhan yang membukakan pintu hati orang lain untuk berbuat kebaikan juga", kata Oma sore itu padaku. Oma bercerita bahwa sejak kecil Oma sudah diajarkan orang tua Oma untuk tidak pilih-pilih orang ketika ingin membantu. Biar sedikit yang kita punya asal masih bisa diberikan kepada orang lain yang membutuhkan maka kita harus melakukannya. Hal itu yang kemudian secara turun-temurun diajarkan Oma kepada anak cucunya.

Oma Dorci, seorang nenek berusia 72 tahun yang dengan ikhlas mempersilahkanku tinggal di rumahnya. Rumah Oma sangat sederhana dan berukuran kecil, di dalamnya terdapat 2 kamar. Oma mengizinkan rumahnya menjadi tempat tinggalku dan seorang Guru SMP yang sudah 5 tahun mengabdi di pulau Beeng Darat. Rumah Oma sangat sederhana, berukuran kecil, atapnya terbuat dari daun nipa. Ketika hujan datang, sudah pasti bocor di mana-mana. Namun rumah Oma menjadi begitu nyamannya dengan curahan kasih sayang yang dimilikinya.

Aku sangat bersyukur karna Tuhan telah menitipkanku pada seorang Oma yang luar biasa, banyak pelajaran hidup yang bisa kuambil. Banyak nilai yang kurindukan dan ingin kumiliki. Nilai ketulusan dan keihlasan yang dalam kesehariannya selalu tampak.

Di usianya yang senja, semangat Oma tak tampak surut. Oma terus bekerja, mengurus kebun cengkih dan pala bersama anak laki-lakinya, mengurus kopra, membuat minyak kelapa, mencari kayu bakar dan sayur di hutan, menanam beberapa jenis tanaman di kebun. Hari-hari Oma sangat sibuk, termasuk kesibukan untuk terus berbagi apa-apa yang dimilikinya kepada orang lain.

Oma, kesederhanaan yang memenuhi kehausanku akan nilai-nilai kehidupan. Semoga Tuhan selalu memberikan Oma kasih sayang dan cinta-Nya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua