Tawon dan Para Serdadu Cilik

Syarifah Hanim 3 Desember 2011

    Pulang sekolah yang panas, terik sekali matahari saat itu, perjalanan naik turun dari sekolah lumayan membuat kerongkongan kering. Ibu sudah teriak.. Ifaaa Mande yang artinya ifaa ayoo makan. Tapi dengan sisa-sisa tenaga, aku teguk bekal minumku dan pulas begitu saja ditempat tidur.

    Entah sudah berapa lama aku terlelap, ditelingaku hanya berbunyi suara dengungan, yang bolak-balik datang, kemudian lama kelamaan terasa gatal di kaki, terasa lagi gatal ditangan, dan yang membuatku bangun adalah gatal ditelinga. Aku buka mata dan ternyata ada dua tawon yang sudah mengerubungiku sejak tadi. Sontak kaget aku langsung teriak tawooonnnn, dan keluar kamar dengan terburu-buru, ditambah lagi dengan gatal yang saat itu belum terkendalikan.

    Ternyata diluar sudah ada anak-anak yang membaca diperpustakaan rumah, mereka dengan sikap, ada apa ibu guru?? Ada tawon dikamar.. saat itu yang ada dierpustakaan adalah anak kelas 1 dan 2, anak- anak yang masih imut itu mengambil sapu, ada juga yang menepak-nepak dengan bukunya, tetapi semua tidak berhasil. Tetapi ketika satu anak memegang sapu lidi dan berkata “tenang ibu guru, ada saya” dengan gaya jagoannya, dia berusaha menepak tawon yang sudah membuat beberapa benjolan ditangan kaki, leher dan telingaku.

    Tepak... satu tawon sudah mati..

    Eitsss, ternyata beberapa detik kemudian muncul beberapa tawon dengan jumlah lebih banyak, anak-anak yang awaknya membuat rumah panggung kami seperti gempa kini berlari ketakutan menuju kearahku mereka berlindung dibalik badanku.. dan aku hanya bilang.. Paitt Paittt.. Paitt.. biasanya orang jawa berkata seperti itu jika ada tawon mendekat, memberitahukan pada tawon kalau kita itu pait, dan tidak boleh digigit..

      Ternyata mantraku disini tidak mempan, dan tawon ternyata datang semakin banyak, menakutkan sekali suaranya. Dan aku bersama anak-anakku, berlindung dibawah selimaut yang aku tarik tadi. Tak beberapa lama kemudian, bapak angkat datang, dan “ada apa ini?” serentak semua bilang lebaahhhhhh... bapak dengan kekuatan mautnya mengeluarkan alat jitu nya, semprotan obat nyamuk yang ternyata lumayan menggelepakkan beberapa tawon dan yang lainnya terbang menjauh dari kami.. Selamat.. dan kamipun melanjutkan belajar sembari mengobati bentol-bentol kami dengan minyak..

      Pagi harinya aku ada kesempatan turun, dan melapor pada mama lewat sms, dan bilang ke mama, “ mah, aku keentup tawon, banyak juga ini benjolnya” dengan bahasa syahdu mamah bilang “kami manis sekali berarti nok,” padahal dalam hati aku teringat hari itu kan aku tidak mandi.. :p


Cerita Lainnya

Lihat Semua