Janjiku Sebagai Guru

Sigit Arifianto 15 April 2017
Pukul 22.00 WIB pesawatku memulai perjalanan dari Jakarta menuju Papua. Kurang lebih aku menempuh 9 jam perjalanan udara dari Jakarta menuju Papua, dan itu sudah termasuk beberapa jam transit di Makassar dan Biak. Pagi hari pukul 07.00 WIT aku tiba di Bandara Sentani, kemudian pada pukul 09.00 WIT aku melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat perintis menuju Oksibil yang memakan waktu sekitar 45 menit. Melalui jendela pesawat, mataku memandang hamparan hijau pegunungan yang membentang bagaikan permadani menyelimuti daratan. Saat itu hatiku dipenuhi rasa haru karena kemarin Papua masih menjadi suatu tempat yang hanya ada dalam angan-angan, namun kini aku melihatnya nyata di depan mataku.   Bagiku kesempatan ini adalah anugerah dan merupakan bagian penting dalam sejarah perjalanan hidupku. Bagaimana tidak, aku tidak mempunyai latar belakang keguruan. Sebelumnya aku tidak pernah mengajar, dan bisa tinggal di Papua dahulu hanya seperti angan semata.   Modalku ke sini hanyalah niat dan tekad. Niat tulus untuk mengabdi dan tekad mengajar sepenuh hati. Menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati dan memberi makna dalam hidup murid-muridku. Aku ingin mengajarkan murid-muridku tentang arti berjuang meraih mimpi-mimpi dalam keterbatasan, dan pantang menyerah dalam mengarungi kerasnya hidup. Menunjukkan mereka tentang keberagaman sehingga mereka belajar toleransi. Menghargai dan menyayangi mereka sehingga mereka pun akan menyayangi makhluk Tuhan lainnya. Membimbing mereka menemukan bakat-bakat terpendam mereka. Mengingatkan mereka tentang makna hidup, yaitu tentang berbagi dan bermanfaat bagi sesama. Mengajak mereka untuk selalu bersyukur dan bahagia atas semua anugerah yang telah diberikan Tuhan.   Aku berjanji untuk selalu memberikan senyum terbaik untuk murid-muridku, membuat belajar menjadi menyenangkan bagi mereka, dan selalu meyakinkan mereka bahwa di tempat tergelap sekalipun, akan selalu ada harapan karena itu sudah menjadi janji Tuhan bagi orang yang mau berusaha. Aku berjanji sebagai guru untuk mengajar dengan sepenuh hati, terus menempa diri untuk memberikan yang terbaik dan pantang menyerah dengan segala keterbatasan. Tuhan mohon Kau jaga asa ini   Photo : Saat pertama tiba di bandara Oksibil #catatandariujungtimurnegeri #melawanketerbatan

Cerita Lainnya

Lihat Semua