info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Belajar di Luar

Sekar Nuswantari 27 Maret 2011
Senin, 21 Maret 2011 Hari pertama sekolah sejak aku retraining. Selama tiga hari ke depan, ruang kelasku dipakai oleh kelas 6 untuk pra UAN. Aku sempat kebingungan. Akhirnya aku memutuskan untuk belajar di luar hari ini. Yah, sampai jam 10 saja karena selepas itu kelas 6 sudah selesai ujian. Akhirnya berangkatlah kami  ke tempat yang ditunjuk oleh anak-anak. Di kebun belakang sekolah, ke arah Talongga. Kami mendaki bukit di belakang sekolah. berjalan terus ke belakang sekitar 200m. lalu mendaki bukit lagi sedikit, dan sampailah kami. Tempat yang kami tempati adalah kebun ubi, dengan pemandangan gunung dan laut di kejauhan. Bagus sekali. Pelajaran pertama hari itu adalah SBK. Aku meminta mereka memilih dan menggambar pemandangan yang ada di sana. Setiap anak memilih posisinya masing-masing. Ketika aku sedang mengawasi mereka, betapa terkejutnya aku melihat satu orang muridku sedang duduk di atas pohon yang sangat tinggi. Dia duduk dengan tenang di atas sana menggambar pemandangan dari atas. “Mulis, turun sayang, menggambarnya dari bawah saja”, teriakku kuatir. Dia hanya menggubrisku sedikit lalu terus asyik menggambar. Tak lama kemudian dia turun dan menyerahkan gambarnya padaku, lanskap pemandangan dari atas, yang aku yakin tidak akan sama dengan karya temannya yang lain karena dia ambil dari perspektif yang sangat berbeda. Setelah menggambar, pelajaran kedua adalah Bahasa Indonesia. Aku sengaja membawa laptopku untuk menonton bersama anak-anak. Materi yang akan disampaikan adalah tema dan amanat cerita. Aku meminta mereka menonton sebuah kartun pendek, kemudian aku meminta mereka menuliskan tema dan amanat dari film tersebut. Sebagian besar dari mereka tampak cukup antusias. Murid-muridku mengerjakan tugas dengan tekun. Dengan ditemani burung elang yang terbang rendah di langit di atas kami. Tapi kemudian, aku melihat Mulis hanya melamun, lalu berjalan-jalan. Dia tidak menghiraukanku yang terus memintanya mengerjakan tugas seperti teman-teman yang lain. Memang ada kendala bahasa antara kami. Dengan sabar aku terus memintanya mengerjakan tugas, bahkan dengan lisanpun tak apa. Pada saat aku mulai putus asa, dia menyerahkan selembar daun pisang, yang isinya ternyata adalah gambar yang berupa jawaban dari tugas yang kuberikan. Benar-benar anak yang unik. Aku hampir yakin dia adalah anak dengan tipe kecerdasan naturalis. Selain capek, kotor dan lelah, banyak sekali keseruan yang didapatkan dari belajar di alam. Banyak hal kecil yang dapat dijadikan pelajaran. Contohnya tadi, aku meminta mereka berteriak. Teriakan mereka ternyata menimbulkan suara lain yang berulang. Ketika kutanya, “Apakah suara yang berulang itu anak-anak?”. Mereka menjawab, ”Suara yang terpantul Ibuuuu!!!”.

Cerita Lainnya

Lihat Semua