Ketulusan Seputih Susu

Sani Novika 16 Maret 2014

Hari selasa pagi, seperti biasa aku pergi ke sekolah bersama adik angkatku, Gilang yang juga siswa kelas lima dan juga beberapa anak lain. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil bersama mereka, berjalan ke sekolah kami yang jaraknya paling hanya 300 meter. Aku melihat  sekeliling, anak-anak lain pergi di sekolah diantar orang tuanya memakai motor yang bannya menyiprat-nyipratkan lumpur. Jalanan becek, jejak hujan semalam suntuk.

Ditempat ini, berjalan kaki sangat tidak lazim, ditambah ketiadaan transportasi publik dikarenakan jalanannya memang masih sederhana, batu-batu cukup besar tanpa aspal, menjadikan motor adalah kebutuhan vital. Anak-anak sangat kecil tinggi semester lebih, bahkan sudah sangat lincah di atas sepeda motor. Tapi aku membiasakan berjalan kaki ke sekolah mengajak beberapa anak tetangga, lumayanlah bisa olahraga pagi-pagi dengan udara masih sejuk.

Sampai di gerbang sekolah, beberapa anak kelas satu, dua dan tiga menyambutku di gerbang. Mereka tersenyum-senyum sambil menarik tanganku.

“Bu Sani, kami bawa susu buat bu Sani”

Aku agak kaget. “Susu? Susu opo nduk?”

Satu anak memberikan sebungkus susu putih  dalam plastik bening lengkap dengan sedotannya siap minum.

“Susu dari siapa ini nduk?

“Dari kami bu, kami patungan beli susu dari warungnya bu de Sur”

Mataku membulat, sedikit bertanya-tanya kenapa mereka sampai patungan membelikan aku susu.

“Oalah nduk, tidak usah, buat kalian saja, coba ibu tanya ada yang tahu apa manfaat kalau kita suka minum susu?”

“Kata mamak ku biar tinggi bu”

“Iya, di dalam susu ada berbagai vitamin, salah satunya vitamin D untuk pertumbuhan tulang”

“Iya bu, ini untuk ibu, biar tulang ibu kuat dan ibu bisa tinggi”

Aku tercekat. Tidak menyangka anak-anak begitu perhatian bahkan sampai ke bentuk tulangku yang jauh dari standard  kelayakan untuk bisa dibilang tinggi.

“Anak-anakku, terima kasih ya,  tapi umur ibu sudah 24 tahun tidak bisa tambah tinggi lagi, lebih baik  kita minum susu ini bersama-sama ya, biar tulang kita sama-sama sehat, coba ibu tanya siapa disini yang tahu kandungan susu selain vitamin D, dan manfaatnya untuk tubuh kita apa?”

Beberapa anak mengacungkan tangan.

Dan obrolan di pagi itu menjadi semakin seru bersama anak-anak.

Hari ini aku belajar lagi, belajar ketulusan dari anak-anak. Perhatian mereka terhadapku mengandung ketulusan yang seputih susu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua