PENGAJAR MUDA #1
Rusdi Saleh 14 Desember 2010
Andaikan hari ini adalah hari kejujuran sedunia, maka saya akan bilang, saya sangat senang bisa berjumpa dengan 50 orang yang menjadi sahabat-sahabat baik saya. Saya ingin bercerita mengenai mereka semua, mereka yang selalu saya bilang idealis. Mereka yang ketika ditempatkan disekolah yang sudah “berkecukupan”, dekat dengan alfamart, dekat dengan kota, mereka malah tidak mau. Mereka memilih sekolah yang merindukan hadirnya seorang Guru, sekolah yang masih “tertinggal” meskipun itu sangat dipelosok. Mereka adalah para pengajar muda. Tulisan hari ini akan saya gambarkan melalui kata-kata saya menganai beberapa dari mereka, 9 orang pengajar muda yang ditugaskan bersama saya, di Tulang bawang barat, Lampung. Karena hari ini adalah hari kejujuran sedunia, maka saya akan tuliskan apa adanya, tanpa rekayasa sedikitpun. Semoga tidak ada yang tersakiti.
Pertama, Yuriza primantara. Jabatannya dalam kelompok kami adalah koordinator pengajar muda untuk kabupaten kami. Satu-satunya di kelompok kami yang bisa mengendarai mobil. Bukan tipe pria yang suka rapih, kadang tidak sistematis dan biasanya menjadi penengah diantara kami. Jika boleh ditebak maka pria satu ini memiliki sifat korelis dan plegmatis yang lebih kuat. Kadang memliki kejutan-kejutan yang tidak biasa. Menurut pemikiran saya, anak sulung yang satu ini adalah anak yang dicintai oleh orangtuanya. Pertama kali saya bertemu dengan yuriza ketika pelatihan Indonesia mengajar dimulai. Dia adalah pengajar muda pertama yang saya temui, ketika rombongan yang lain belum tiba, ia tiba lebih dulu diantar oleh kedua orang tuanya menuju Ciawi. Orangtuanya pula yang melepas ia di bandara, hanya satu-satunya dari kami yang didatangi oleh orangtuanya ketika kami pergi.
Hal yang paling saya ingat dari yuriza adalah ketika ia harus berperan sebagai ibu dari seorang pahlawan saat Belajar Kreatif IPS, pada pelatihan di MTC. Jika didandani menjadi seorang wanita ternyata masih cocok saja. Ia juga cukup pandai menirukan beberapa ekspresi Tim Indonesia mengajar.
Kedua, Ginar Santika. Karena hari ini adalah hari kejujuran sedunia maka saya akan bilang kalo Ginar paling tegas di kelompok kami, gaya bicaranya sangat jutek. Hal yang paling saya ingat dari Ginar adalah ketika bermain AIUEO (permainan yang sering akmi lakukan selama pelatihan) mukanya sangat serius dan menunjukan mimik yang tak pernah kami bayangkan. Wanita yang satu ini paling banyak bawaannya kalo mau pergi. Saya menduga Ginar bertipe sanguinis sempurna. Orangnya sistematis, rapi dan sepertinya juga selalu mecatat hal-hal yang dianggap perlu. Jabatannya pada kelompok kami adalah sebagai benndahara.
Ketiga, Faisal Effendi. Saya pikir hampir 49 pengajar muda lain tahu bahwa Faisal memiiliki kebiasaan unik yang berbeda dengan orang lain. Di dunia musik ia menggandrungi gendre musik yang tidak lazim. Musik kematian, musik horor, atau musik yang tidak semestinya disukai oleh orang sebangsa manusia. Hal yang saya ingat ari Faisal adalah ketika mandi, ia tak pernah lupa untuk membawa hp dan menyalakan musik yang ia sukai, dan menjadi teman mandinya. Lalu kemudian ia akan mengikuti nada irama musik yang ia putar tadi. Atau kebiasaan lainnya adalah mengkoleksi film-film jaman dulu yang sudah dilupakan oleh sebagian orang. Beberapa hari lalu ia baru saja menitipkan kepada salah satu diantara kami untuk membeli VCD Film-film Suzana, Dono, dan Rano Karno, semuanya film-film tahun 80-90an. Gaya berbicara seorang faisal terkadang amat kaku,padahal hanya melalui telepon dengan wanita sekalipun... ia tidak pernah berbicara menggunakan gue-elo seperti kebanyakan dari kami, namun ia menggantinya dengan saya-kamu. Pilihan kata yang baik memang.
Keempat, Yunita Ekasari. Ketika anda mendengar nama yuni, biasanya orang pasti berfikir wanita ini terlahir bulan juni tapi ternyata tidak semua demikian, ia dilahirkan bulan Juli. Menurut pandangan saya yuni merupoakan orang yang melankolis. Terkadang ia suka membuat kejutan-kejutan. Seperti kebanyakan wanita pada umumnya, seorang yuni pun sangat sulit ditebak. Terkadang ia juga menajadi orang yang humoris, walaupun kebanyakan sifatnya garing... kriuk..kriuk... hehehe... beberapa hal yang saya ingat dari Yuni adalah ketika penempatan telah selesai dilakukan dan kami semua sudah berada di desa masing-masing, ada seorang guru yang selalu mengejar-ngejar Yuni sampai ke rumah orangtuanya, pasti berkat kebaikan yang selalu ia terapkan kepada orang lain.
Kelima, Hasan Asyari. Say mengenal hasan jauh hari sebelum pelatihan Indonesia Mengajar dimulai, tepatnya adalah ketika test direct assesment. Penampilannnya selalu rapi, wangi dan bersih. Pria maskulin ini kadang menjadi korban Bullying yang kami lakukan. Hasan adalah orang tersabar diantara kami. Hal yang paling saya ingat adalah ketika ia memutuskan untuk pergi sementara waktu keluar asrama pelatihan tanpa pamit. Pa Syahid, orang yang paling bertanggungjawab terhadap pelatihan kami mencari ditengah sore menjelang malam. Alhamdulillah ia kembali ke tempat asrama pelatihan dengan wajah yang kelihatannya happy, entah apa yang tejadi. Kami menganggap peristiwa itu tak pernah terjadi. Saya duga hasan adalah tipe orang sanguinis dan melankolis.
Keenam, selfi. Wanita keturunan minang yang satu ini sangat hemat berbicara. Saat ini sangat dekat dengan Yuni, teman yang rumahnya juga berdekatan. Saya menduga selfi adalah orang yang melankolis jika dilihat dari beberapa kebiasaannya. Karena selfi adalah orang yang terlahir di sumatera maka jabatannya di kelompok kami adalah seksi rekreasi, tugasnya dalah menyiapkan rute liburan tour de sumatera kami.
Ketujuh, Nila Pungky. Wanita yang stu ini memiliki tipe yang hampir sama dengan hasan. Nila seorang yang penyabar dan melankolis. Terkadang dia adalah orang yang humoris namun dengan lawakan yang ia sendiri tak tahu maknanya. Hehehe.... terkadang nila menadji orang yang plin-plan jika dihadapkan pada pilihan. hal yang paling saya ingat adalah ketika di tengah pelatihan ia harus pulang ke surabaya untuk di wisuda, namun Allah berkata lain, kereta yang ia tumpangi mengalami kecelakaan sehingga ia terlambat menuju Surabaya dan wisudanya pun gagal. Akhirnya kami para pengajar muda menyiapkan upacara wisuda untuknya. Moment yang sangat spesial untuk kami.
Kedelapan, Asril novian alifi. Tidak akan ada habisnya jika harus menceritakan lelaki yang satu ini. Selalu ada saja kelakuannya ketika pelatihan Indonesia Mengajar. Dikenal sebagai pengajar muda jenaka dengan lawakan dan gay-gayanya. Dalam satu waktu ia bisa menjelma menjadi seorang penyair dengan puisinya, di satu waktu lain ia bisa menjadi seorang musisi dan di malam hari ia bisa menjadi orkestra nyanyian ngoroknya... hehehe... cah sidoarjo ini adalah anak sastra, bukan orang yang sistematis dan tidak mencintai kerapihan. Disinyalir berbagai pihak, asril ini memiliki kekerabatan dengan Roy suryo karena penampakan wajahnya amat miri jika dipikir-pikir. Sayang beberapa pihak malas untuk berpikir.
Kesembilan, tokoh terakhir dalam kelompok kami selain saya adalah Granasti Aprilia. Ia mengklain bahwa namanya tidak ada duanya. Wanita yang satu ini mudah dikenali dari jauh jika dilihat dari postur tubuhnya, dunia anak-anak sepertinya sudah terinternalisasi dalam tubuhnya. Games, cerita, lagu ataupun hal yang berkaitan dengan jurus menghadapi anak-anak dipunyai olehnya. Hal yuang saya ingat dari seorang asti adalah ketika seringnya kami menaiki motor yang sama di seputar kecamatan tempat tinggal kami, banyak kejadian-kejadian aneh terjadi ketika ada Asti di belakang saya.
Itulah opini singkat saya mengenai sebagian dari orang-orang idealis yang saya kenal. 9 orang pengajar muda yang ditugaskan bersama saya di Tulang Bawang barat,
Saya kirimkan semangat wuuushhh buat kalian diatara bunyi jangkrik yang sedang mencari makan dan terangnya cahaya bulan di penghujung selasa malam. Selamat berjuang dan selamat hari kejujuran sedunia..
Rusdi Saleh Untuk Indonesia Mengajar
Selasa, 14 Desember 2010
23;28
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda