MERDEKA!!!

Rini Setianingsih 27 Agustus 2014
MERDEKA!!! Adalah kata yang saya ajarkan kepada anak-anak saya, kelas 3B, hari ini. Kata-kata yang mereka teriakkan setelah saya mengucapkan "satu..dua..tiga" saat hendak mengambil foto kegiatan di kelas hari ini. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh mereka. Sejak minggu lalu mereka bertanya, "Bu, kapan kita membuat bendera?". Saat pelajaran seni budaya sebelumnya, saya sudah menjanjikan pada mereka untuk membuat bendera di pelajaran SBK selanjutnya. Kegiatan yang menyenangkan dan pas sekali bertepatan dengan momen 17 agustus-an yang baru beberapa hari ini. Kemarin, saya mengingatkan pada anak-anak untuk membawa kertas layang, gunting, lem, dan lidi untuk membuat bendera. Sengaja saya meminta anak-anak untuk hanya membawa kertas layang warna putih, sedangkan warna merah saya sediakan. Agar anak-anak tidak membuat bendera lain Meskipun sudah diingatkan, dan ditulis di papan tulis, tetap saja ada anak yang lupa (atau sengaja lupa, namanya juga anak-anak hehe) untuk membawa peralatan membuat bendera hari ini. Ada anak yang tidak membawa peralatan. Di sinilah pelajaran character building saya masukkan. Jadi anak-anak yang peralatan tidak lengkap belajar cara untuk meminjam dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipinjamnya. Sedangkan anak yang yang peralatannya lengkap belajar untuk berbagi dengan temannya. Ternyata ada karakter hebat lain yang muncul dari salah satu anak saya, sang ketua kelas Hafiz. Hafiz memunculkan karakter inisiatif, produktif dan mandiri. Dikarenakan Hafiz tidak mebawa lidi dan tidak mau meminta temannya, Hafiz membuat sendiri lidi. Bagaimana caranya? Hafiz mencari daun kelapa di sekitar sekolah. Lalu Hafiz kupas daunnya dengan gunting. Dan tradaaaa jadilah lidi buatan Hafiz. Hal terkeren dari apa yang dilakukan Hafiz adalah karena Hafiz melakukan atas kesadaran sendiri, tanpa suruhan maupun bantuan. Hal yang jarang muncul pada anak usia kelas 3. Itulah mungkin mengapa Hafiz dipilih menjadi ketua kelas. Kegiatan kali ini tidak hanya sekedar mengajarkan seni budaya, namun juga pelajaran PPKn dan IPS. Anak belajar untuk mengetahui dan mencintai negaranya dengan cara sederhana. Ada beberapa anak yang salah dalam menyusun warna merah putih. Ada yang putihnya di atas lalu merahnya di bawah. Ada yang merah putih disusun secara horizontal alias bersebelahan. Ada yang mengkombinasikan susunan merah putih menjadi merah-putih-merah. Hehe kreatif sekali memang anak ini. Karena kesalahan inilah anak-anak belajar bagaimana bendera merah putih Indonesia, negara mereka, sebenarnya. Setelah 1, 5 jam berkreasi dengan bendera mereka dengan hasil bendera berbagai ukuran, waktu pulang pun tiba. Anak-anak sebelumnya saya instruksikan untuk membuat bendera paling sedikit dua buah, sehingga satu bendera bisa dibawa pulang dan satu lainnya bisa dipajang di dalam kelas. Tidak lupa untuk membersihkan kelas dan berdoa terlebih dahulu sebelum pulang sekolah. Saya sangat senang dan bangga, ketika melihat mereka mengibar-ngibarkan bendera merah putih ini dari sekolah hingga perjalanan pulang. Melihat mereka membawa bendera dengan bahagia. Dan akhirnya anak-anak bisa menceritakan, menunjukkan bendera merah putih kepada orang tua dan keluarga mereka bahkan bisa mengibarkannya di rumah. Terharu sekali. Sebuah pembelajaran kewarganegaraan yang bermula dari hal kecil, dari sekolah hingga ke rumah. Alhamdulillah.

Cerita Lainnya

Lihat Semua