info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Amazing Race in Lhoksumawe

Rini Setianingsih 13 April 2014

Hari kedua berada di tanah Aceh dipenuhi kegiatan muter-muter di kota Lhoksumawe. Saya menyebutnya dengan “amazing race”. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan (mantan) ibu kota kabupaten Aceh Utara, Lhoksumawe. Sebagai mana (mantan) ibu kota kabupaten, pasti tempat-tempat penting dan orang-orang penting berada di kota ini. Mengingat salah satu peran Pengajar Muda adalah Advokasi Pendidikan, maka tahu seluk beluk kota ini menjadi sangat penting.

Lhoksumawe, sebenarnya adalah “mantan” ibu kota kabupaten Aceh Utara. Mengapa dibilang “mantan” ? Karena kota Lhoksumawe sudah bukan ibu kota kabupaten Aceh Utara lagi. Kota ini telah memisahkan diri dari kabupaten Aceh Utara dan menjadi kotamadya sendiri, yaitu kotamadya Lhoksumawe. Lalu kota apakah yang akhirnya dapat menggantikan Lhoksumawe? Jawabannya adalah Lhoksukon, kira-kira 30menit dari Lhoksumawe. Meskipun ibu kota kabupaten Aceh Utara sudah bukan Lhoksumawe lagi, namun gedung-gedung pemerintahan Aceh Utara masih banyak terdapat di Lhoksumawe. Sehingga aktivitas legal formal Aceh Utara boleh dibilang masih berada di Lhoksumawe, bahkan kantor bupatinya masih tetap berada disana. Hanya gedung peradilan tinggi dan dinas kesehatan yang sudah berpindah ke Lhoksukon. Sisanya masih belum pindah.

Di hari kedua berada di Aceh, kami dapat tugas menyenangkan dari PM terdahulu. Mengenali kota Lhoksumawe dengan Amazing Race. Kami berkeliling kota khususnya ke tempat-tempat yang berhubungan dengan tugas menjadi PM selama setahun ke depan. Tempat-tempat tersebut adalah Perpustakaan Daerah, Majelis Pendidikan Daerah, Kantor Militer, Kantor Pos, Mall Suzuya, Rumah Pak Irfan bapak angkat kami, kedai langganan di Pantai Ujong Blang, Kantor Bupati, Kantor DPRD, Kantor Disdikpora, KFC, dan yang masjid paling ngehits : Islamic Centre.

Overaal saya menikmati sekali kota Lhoksumawe. Banyak public space seperti taman bermain, lapangan olahraga, jogging track, cycling track, masjid, pantai rekreasi dan pasar baik tradisional maupun modern. Akses yang mudah dan dekat membuat kota ini menyenangkan untuk ditinggali. Selain itu meskipun di daerah pantai, kota ini tidak bau amis asin sama sekali. Udara segar sekali. Mungkin pengaruh adanya resevoir dan hutan bakau yang luas di sini.

Namun yang kurang menyenangkan adalah gaya hidup dan tingkat konsumsi yang tinggi di kota ini. Hampir sama pengeluaran satu hari di kota ini dengan di Jakarta. Peneluaran 5 hari di desa jauh lebih kecil dibandingan peneluaran 2 hari di Lhoksumawe. Meskipun demikian saya menikmati sekali Lhoksumawe, meski hanya bisa di akhir pekan.

Work hard play hard :p


Cerita Lainnya

Lihat Semua