Duo Koce: Rivalku Sahabatku

Rika Amelia 20 September 2013

Olimpiade Sains Kuark yang dua tahun belakangan ini sangat digandrungi di sekolah tempat saya mengajar memikat semua siswa, tak terkecuali dua bocah kecil di foto ini. Duo koce (a.k.a kecil) ini selalu semangat datang setiap sore nya ke rumah Ibu Rika untuk berlatih Kuark. Mereka adalah Anggun dan Aprila, dua siswa kelas dua SDN Paradowane. Hubungan mereka terbilang unik. Mereka bukanlah sahabat kental yang kemana-mana selalu bersama. Mereka berdua boleh dikatakan rival, yang tak mau kalah satu sama lainnya. Tak jarang, saya menemukan Aprila ikutan meminjam buku di perpustakaan karna melihat Anggun yang meminjam buku duluan atau tak jarang Anggun menunjukkan kebolehan matematikanya yang terkadang lebih dari Aprila dan tersenyum lebar penuh pembuktian kepada Aprila, seolah senyum itu berkata "Tuh kan...aku lebih hebat.." atau Aprila yang boleh berbangga diri karena gambarnya lebih bagus dari Anggun. KOMPETITIF mungkin cocok menggambarkan dua anak koce ini.

 

Hampir setiap sore mereka berdua datang ke rumah untuk belajar kuark , tak peduli dengan jarak rumah mereka yang cukup jauh dari jarak rumah saya. Duo koce ini dengan semangat membaca dan membahas penjelasan sains di majalah kuark level 1, dengan semangat pula berebut menunjuk tangan jika diberi pertanyaan tentang materi yang baru mereka pelajari, dan dengan semangat bertanya kembali kapan jadwal belajar kuark berikutnya setiap akan pulang.

 

Pernah suatu hari Anggun datang ke rumah untuk latihan Kuark tanpa Aprila. Saya pun menjelaskan materi tentang benda langit dan benda non langit yang ada di majalah kuark. Anggun pun membaca dengan gaya nya yang selalu saya suka (membaca keras ala anak kelas 2 SD). Setelah membaca, ia pun mendengarkan penjelasan dengan seksama sambil tak hentinya berkata "iya" dengan centil. Tiba saatnya untuk menjawab pertanyaan.. tak seperti biasanya, Anggun hanya terdiam dan mengedip-ngedipkan bulu matanya tanpa menjawab satu pun pertanyaan yang saya berikan. Dengan nada putus asa saya kembali menyuruhnya untuk membaca ulang majalah kuark.

 

Hal yang sama juga terjadi jika Aprila hadir tanpa Anggun. Situasi krik-krik saat mengajukan pertanyaan juga muncul pada Aprila yang hanya bisa bengong memutar-mutarkan bola mata bulatnya ke atas sambil mengingat-ingat materi yang baru saja ia pelajari. Mulutnya mengatup dan telunjuknya ditaruh di dagunya yang kecil, ia pun berkata "lupa ibu,e.." sambil tersenyum melihatkan gigi ompongnya. "Kasi ja liat majalahnya lagi ibu.." bujuk Aprila karena sudah tidak berhasil menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Akhirnya, ia pun kembali membaca majalah dan walaaa...tetap belum berhasil menjawab pertanyaan yang sama ketika diulang kembali.  Di penghujung pertemuan hari itu saya berpesan pada Aprila. "Aprila, besok sebelum belajar ke rumah Ibu Rika, mampir dulu ke rumah Anggun ya, ajak Anggun kesini kalau dia sedang main tarik saja. Faham?"  Aprila yang dipanggil 'ganteng' karena agak boyish ini pun mengangguk dengan semangat "Iya ibu." jawabnya tegas.

 

Akhirnya, keesokan harinya princess Anggun dan kesatria Aprila bergabung lagi di kelas kuark level 1 dan suasana kembali riuh. Tak tau kenapa, saya sebagai guru senang jika ada dua anak bersemangat yang selalu bersaing ini. Kelaspun kembali riuh dengan sorakan mereka sambil mengacungkan jari mereka. Ekspresi Aprila yang dengan semangat menyalahkan dan segera memperbaiki jawaban ketika Anggun menjawab dengan salah, ekspresi Anggun yang kesal sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yang lentik, ekspresi Aprila yang dengan semangatnya mencari jawaban di kertas-kertas kecil tempat ia mencatat informasi-informasi penting, ekspresi tawa dan wajah kesal mereka karna dipermalukan oleh rival sendiri sangatlah menggemaskan.

 

"Semangat Ana e..semoga kalian bisa ikut kuark tahun depan dan mendapatkan hasil maksimal sebagai upaya kalian yang super maksimal"

 

Rasanya tidak rela jika nanti pembinaan Kuark level 1 diberikan kepada guru lain..hahahaha


Cerita Lainnya

Lihat Semua