Air Mata Muslim di Hari Kelulusan

Rika Amelia 23 Juni 2014

Pagi itu Bapak Kepala UPT Dikpora sedang berdiri tepat di depan ruangan pengumuman kelulusan kelas 6 SDN Paradowane, bersiap memberikan pengumuman itu. Semua tegang. Tapi ada satu anak yang dari tadi tak lepas dari pandangan saya. Ia Muslim. Muslim sedang berdiri di pojok ruangan di dekat pintu masuk. Wajahnya sagat tegang.Ia gigit bibirnya berkali-kali. Matanya nyaris tak berkedip menatap kertas pengumuman yang digenggam Bapak Kepala UPT. Satu tangannya menggenggam sepatu di talinya yang sudah beberapa kali dia buka pasang sedari tadi. Satu tangannya yang bebas ia pelintir pelintirkan di ujung kemejanya yang sudah penuh oli karena terlalu lama di bengkel sehari-harinya. Saya menatap lekat-lekat sosok yang gugup di pojok ruangan itu.

Muslim adalah salah satu malaikat kecil saya di tanah surga ini. Saya pernah menulis cerita tentangnya di salah satu blog saya, jika teman-teman masih ingat. Muslim yang setia mengamati ayahnya mengotak atik sepeda motor di bengkel sederhana mereka. Muslim yang dulunya terbata-bata membaca, kini sudah cukup lancar membaca. Beberapa kali saya temui dia sedang meminjam buku di perpustakaan kecil kami. Muslim yang selalu mengahabiskan dua jam mata pelajaran untuk mencatat pertanyaan di kartu-kartu. Muslim yang selalu menangis jika kehabisan waktu mengisi lembar jawabannya saat ujian semester. Muslim yang beberapa kali membuat Ibu Rika terkesima. Pernah, ia mengejutkan saya dengan mengenali bentuk kantung semar. Puncaknya, saya terkesan dengan kepiawaian Muslim merangkai lampu, baterai, seklar dan kabel-kabel menjadi rangkaian listrik sederhana. Muslim yang selalu hadir di pelajaran tambahan di rumah ibu Rika menjelang Ujian Sekolah. Mungkin Muslim kalah pintar dari teman-temannya, kalah cepat, kalah suara, kalah kuat, tapi hari ini adalah hari kemenangan Muslim.

Setelah lama berbasa basi dan menyebutkan nilai tertinggi serta peraih nilai tertinggi di masing-masing mata pelajaran yang diujikan, tibalah saatnya pak Kepala UPT berseru "SDN Paradowane dengan ini dinyatakan LULUS 100%". Semua bersorak. Muslim diam. "Lulus sara'a re (Lulus semua)" Ulang Bapak Kepala UPT. Muslim masih diam, terpana tak berkedip. Matanya masih menatap kertas yang digenggam Bapak Kepala UPT. Matanya membesar dan ia pun tercengang. Teman-temannya langsung bersorak "Irrae..lulus Muslim e...de ngao la muslim eee...(Ya ampun, lulus kamu Muslim, hebat a si Muslim)". Air Mata pun merebak di mata Muslim ia menangis sejadi-jadinya. Semua orang mengelu-elukan keberhasilan Muslim. Muslim diminta maju ke depan, ia melihat sendiri namanya tertulis di kertas keputusan itu. 

Setelah melihat namanya tertera di kertas itu, ia kembali lagi berdiri di posisinya semula, mengusap air matanya dengan lengan baju pramuka yang ia pakai hari itu. Air Mata hilang, Ingus menghadang. tak lama kemudian, tangisannya lalu menjadi-jadi. Muslim terisak-isak. Lama sekali baru ia berhenti menangis. Haha. Kaget, terharu, kocak, semua campur aduk hari itu. 

Muslim, Ibu Rika yakin kamu bisa menjadi ahli mesin yan hebat nantinya. Selamat, nak. I'm proud of you! ini kemenangan dari kerja keras Muslim :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua